Jumat, 17 Desember 2010

John Pilger - The War You Don't See

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Documentary


The new film is a powerful and timely investigation into the media's role in war, tracing the history of 'embedded' and independent reporting from the carnage of World War One to the destruction of Hiroshima, and from the invasion of Vietnam to the current war in Afghanistan and disaster in Iraq. As weapons and propaganda become even more sophisticated, the nature of war is developing into an 'electronic battlefield' in which journalists play a key role, and civilians are the victims. But who is the real enemy?

John Pilger says in the film: "We journalists... have to be brave enough to defy those who seek our collusion in selling their latest bloody adventure in someone else's country... That means always challenging the official story, however patriotic that story may appear, however seductive and insidious it is. For propaganda relies on us in the media to aim its deceptions not at a far away country but at you at home... In this age of endless imperial war, the lives of countless men, women and children depend on the truth or their blood is on us... Those whose job it is to keep the record straight ought to be the voice of people, not power."

Includes an interview with WikiLeaks founder and editor-in-chief Julian Assange.

Kamis, 09 Desember 2010

Intervensi AS dalam Penangkapan Ustadz Baasyir




Ditunggu Bocoran WikiLeaks Soal Terorisme
http://www.suara-islam.com/news/muhasabah/komentar-pembaca/1545-ditunggu-bocoran-wikileaks-soal-terorisme
...
Dalam kasus penangkapan Ustadz Abu Bakar Baasyir misalnya, setidaknya ada tiga bukti yang selama ini diketahui banyak pihak telah melibatkan Amerika. Pertama, pengakuan mantan penerjemah Presiden Bush dan Megawati di Gedung Putih, Fred Burks, di Pengadilan. Dalam persidangan Ustadz Abu tahun 2005, Fred Burks membeberkan semua rencana Amerika untuk me’render’ Ustadz Abu. Pria kelahiran 20 Februari 1958 itu menyebut adanya negosiasi tingkat tinggi, di mana Amerika meminta Indonesia menyerahkan Ustadz Abu ke tahanan Amerika. Tapi Presiden Megawati menolak tekanan itu.
...
Bukti kedua yang menjelaskan keterlibatan Amerika dalam penangkapan Ustadz Abu adalah ketika Pemerintah AS mengutus Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Tom Ridge (10/3/04) untuk menekan Presiden Megawati, Menko Polkam SBY, dan Kapolri Jendral Da'i Bachtiar agar tetap menahan Ustadz Abu setelah bebas dari Rutan Salemba. Maka peristiwa itu memaksa ribuan personil PHH mengambil paksa Ustadz Abu pada hari Jum'at (30/4/04) pukul 06.55 WIB setelah sejak pukul 05.00 WIB bentrok dengan para aktivis ormas Islam yang turut menyambut rencana pembebasan beliau.
...
Bukti ketiga, adalah pengakuan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif melalui tulisannya di rubrik Resonansi HU Republika (13/4/04). Ia mengaku diminta langsung oleh Dubes AS di Jakarta Ralph L Boyce (28/3/04) agar melobi Ketua MA dan Kapolri supaya Ustadz Abu tetap ditahan sebelum pemilu dilangsungkan. Untuk kepentingan itu pihak Dubes menyiapkan semua fasilitas yang dibutuhkan. Syafii mengaku langsung menolak dengan tegas, kendatipun dia sendiri tidak sepaham dengan visi dan misi perjuangan Ust Abu.

Bagaimana dengan penangkapan Ustadz Abu di Banjar Patroman, Ciamis, Jawa Barat beberapa bulan lalu?. Apakah ini juga bagian dari skenario dan pesanan Amerika?. Kita tunggu seberapa banyak dokumen rahasia yang dimiliki WikiLeaks terkait Indonesia terutama soal penanganan kasus terorisme. Sedikit banyak, dokumen yang terungkap tersebut akan membuka perselingkuhan antara pejabat-pejabat di negeri ini dengan Amerika Serikat. Apakah kelak ada pihak yang kebakaran jenggot jika dokumen tersebut dibuka, mari kita tunggu cicilan dokumen dari Wikileaks. []

SIMAK VIDEONYA:

Selasa, 07 Desember 2010

Ideologi Islam vs Imperialisme Amerika




http://www.johnperkins.org/
Mereka banyak bertanya kepada saya, dan mereka menunjukkan bahwa Arnold Toynbee, seorang sejarawan besar Inggris, pada tahun 1954 telah menulis sebuah buku berjudul Civilization on Trial (Ujian Atas Peradaban), yang mengatakan bahwa di masa yang akan datang, masyarakat Muslim akan menjadi ancaman terbesar bagi Kapitalisme. Di tahun 1954-an dia telah mengatakan bahwa Komunisme bukanlah merupakan ancaman utama, karena ideologi ini tidak cukup spiritual, tidak berdasarkan pada prinsip-prinsip yang kuat. Sedangkan sebuah kebudayaan akan berhasil, dia harus benar-benar prinsipil.

Arnold Toynbee juga memprediksi kematian Kapitalisme, keruntuhan Barat, karena menurutnya kitapun tidak memiliki prinsip-prinsip itu, sedangkan Dunia Islam akan bangkit karena mereka memiliki keyakinan dan spiritualitas yang kuat. Mereka (masyarakat Muslim) tidak mempercayai riba, mereka tidak mempercayai bunga pinjaman. Kaum muda Muslim ini mengatakan kepada saya, "kalian berada dalam masalah," mereka telah mengatakannya sejak tahun 1970-an, "Dunia Islam sedang memperhatikan kalian dan kami tidak suka yang kami lihat." Apa yang mereka katakan adalah peringatan yang sangat menakjubkan, jika anda melihat apa yang sedang terjadi di dunia saat ini. Kaum Muslim menjadi sangat kuat dan sangat marah kepada kita. Dan ini tidak hanya tentang agama, karena jiwa agama kaum Muslim bukanlah agama yang penuh kemarahan, Islam adalah agama yang penuh kasih. Tetapi mereka menjadi sangat marah karena mereka melihat kita pada dasarnya sedang memperkosa dunia mereka, menghancurkannya.

Para pemuda tadi juga selalu menunjukkan berbagai statistika kepada saya. Kita sendiri punya angka-angka yang selalu kita gunakan di negeri ini (AS), bahwa 5% dari populasi dunia, yaitu kita, populasi Amerika, mengkonsumsi 25% dari sumberdaya dunia, dan ini sangat mengganggu masyarakat dunia lainnya. Kita seperti gurita raksasa yang mencengkram semuanya lalu selayaknya Santa Claus membagi-bagikannya kepada kita (warga AS) dan lihatlah kebohongan yang kita jalani ini, sementara 3/4 dunia hidup dalam kemelaratan. Setiap hari 24.000 orang mati karena kelaparan dan 30.000 anak mati karena wabah penyakit-penyakit yang tak bisa disembuhkan, setiap hari. Juga banyak orang yang tinggal di wilayah-wilayah yang penuh kemarahan, dan mereka melihat kita 5% populasi dunia meraup 25% dari sumberdaya mereka, sementara kebanyakan mereka sendiri hidup dalam kehidupan yang tragis, melarat, memprihatinkan dan menderita. Dan menurut saya, angka statistik yang lebih penting lagi adalah bahwa dari 5% populasi itu, tidak lebih dari 1% nya menguasai lebih banyak sumberdaya Amerika daripada 99% yang berada di bawah (piramida masyarakat). Jadi pada kenyataanya, 25% dari sumberdaya dunia yang diraup ke negeri ini dinikmati hanya oleh 1% dari 5% populasi dunia. Ini bukan lagi sebuah piramida, tetapi lebih seperti jarum yang mengarah ke atas dengan sedikit orang yang sangat berkuasa duduk di atas. Kenyataan ini telah menciptakan dendam yang luar biasa di seluruh dunia, inilah yang telah menciptakan ketidakamanan bagi kita (masyarakat AS).
...

**Disarikan dari wawancara John Perkins, "Talking Sticks". Video selengkapnya bisa dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=yTbdnNgqfs8

Iwan Fals "Pulanglah Pak"




Puisi karya Fitri Nganthi Wani "Pulanglah, Pak" menjadi lagu yang sangat menggugah di tangan Iwan Fals.

Acara peluncuran buku "Selepas Bapakku Pergi", Graha Bakti Budaya, TIM Cikini, Jakarta
16 Juni 2009

Pulanglah, Pak!!

Pulanglah, Pak
Kami sekeluarga menunggumu, Pak
Kawan-kawanmu juga menunggumu, Pak

Pulanglah, Pak
Apakah kamu tidak tahu
Indonesia pecah, Pak?

Pipa-pipa menancap di tubuh pertiwi kita
Asap-asap dari pabrik-pabrik
Mengotori pertiwi kita, Pak
Limbah-limbah membuat sungai-sungai
dan kali-kali tercemar
Kami terpaksa tutup hidung, Pak
Pertiwi kita menangis
Pertiwi kita butuh kamu, Pak

Pulanglah, Pak
Apakah kau tidak ingat aku lagi
Aku anakmu, Pak
Aku, adik, ibu dan semua orang merindukanmu, Pak
Apakah hanya dengan doa-doa saja
Aku harus menunggu?

Penguasa, kembalikan Bapakku!!!

Minggu, 05 Desember 2010

Ini Dokumen Tentang Indonesia yang Dibocorkan Wikileaks

http://www.metrotvnews.com/metromain/newscat/polkam/2010/12/03/35835/Ini-Dokumen-Tentang-Indonesia-yang-Dibocorkan
Metrotvnews.com, Jakarta: WikiLeaks, situs peniup peluit, memiliki sebanyak 3.059 dokumen rahasia Amerika Serikat yang terkait Indonesia. Dokumen itu merupakan semacam laporan diplomatik yang dikirim dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan Konsulat Jenderal AS di Surabaya. Situs Wikileaks berjanji akan mempublikasi dokumen itu secara bertahap.

WikiLeaks mulai menepati janjinya. Tiga buah dokumen mengenai Indonesia sudah dirilis. Dokumen itu dibuat dalam bentuk Congressional Research Service (CSR), lembaga think tank Kongres AS. Dokumen CRS ini biasanya menjadi dasar bagi Senat dan DPR AS dalam mengambil kebijakan. Berikut isi dokumen tersebut:

Masalah Timor Timur
CRS Report RS20332
East Timor Crisis: US Policy and Options
5 November 1999

*Pemerintahan Presiden Bill Clinton menekan RI agar menerima kehadiran pasukan perdamaian internasional di Timor Timur usai jajak pendapat 1999.

*Menghentikan kerja sama militer AS dan Indonesia dan mengancam sanksi lebih keras bila tak mau bekerja sama, mengendalikan milisi, dan memulangkan 200 ribu pengungsi Timor Timur.

*Mendukung keputusan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia menghentikan bantuan mereka untuk Indonesia.

* Bantuan yang dihapus untuk tahun 2000 antara lain bantuan ekonomi 75 juta dolar AS, Economic Support Funds 5 juta dolar AS dan IMET 400 ribu dolar

Tentang Pemilu 2004
CRS Report RS21874 Analyst in Southeast and South
Asian Affairs 20 Mei 2005

*SBY disebut the thinking general

*Bila Wiranto jadi presiden, hubungan RI dan AS akan sangat rumit karena Kongres AS menaruh perhatian besar pada isu pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur.

*Suksesnya Pemilu 2004 meneguhkan dominasi partai sekuler, yaitu Golkar, PDIP, dan Partai Demokrat.

Pelatihan Kopassus
Dokumen Joint Combined Exchange Training (JCET) and Human Rights Background and Issues for Congress
26 Januari 1999

*Sejak 1992, Kongres AS memutus program Pelatihan dan Pendidikan Militer Internasional (IMET) untuk Indonesia setelah tragedi Santa Cruz.

* Namun, di bawah program JCET Departemen Pertahanan yang di setujui oleh Departemen Luar Negeri, pasukan Baret Hijau AS melatih 60 anggota pasukan khusus TNI di Indonesia yang sebagian besar Kopassus. JCET berdalih pelatihan murni militer meskipun kurikulum latihan perang kota berjudul ‘crowd control’.

*April 1998, anggota Kongres AS menyurati Menteri Pertahanan Cohen Evans yang menyebut program JCET mengakali larangan Kongres. JCET dihentikan 8 Mei 1998.

(Sumber: WikiLeaks, Congressional Research Service/DOR)

Wikileaks: Pasukan AS Memperkosa, Memenggal dan Juga Menembak Wanita Hamil di Irak

http://www.eramuslim.com/berita/dunia/wikileaks-pasukan-asing-memperkosa-memenggal-kepala-dan-juga-menembak-wanita-hamil.htm

Pasukan AS Memperkosa, Memenggal dan Juga Menembak Wanita Hamil di Irak

Selasa, 26/10/2010 07:56 WIB | email | print | share


Pembocoran ratusan ribu dokumen rahasia perang Irak mengungkap fakta-fakta sadis perilaku tentara AS terhadap warga Irak, dan salah satunya yang seperti ini.

Sebuah dokumen rahasia perang Irak yang dikeluarkan oleh situs Wikileaks whistleblower menggambarkan penembakan seorang wanita hamil Irak dan seorang anak oleh tentara pimpinan AS.

Dokumen militer rahasia ini mengungkapkan bahwa tentara pimpinan Amerika menembak seorang anak remaja di sekitar kota Irak tengah Iskandariyah pada bulan Maret 2004, sementara patroli berlangsung di wilayah tersebut.

Namun, pasukan pimpinan Amerika ditemukan juga, mereka menargetkan serangan terhadap wanita hamil dan anak kecil yang beranjak remaja.

Wanita hamil dan remaja Irak tersebut menderita luka-luka, namun remaja yang diserang tentara AS tersebut itu tidak mampu bertahan dan akhirnya meninggal.

Menurut dokumen itu, laporan kejadian tersebut tidak terungkap kepermukaan setelah kejadian berlangsung.

Pada dokumen lain, terungkap juga sejumlah besar kebrutalan tentara AS terhadap warga sipil Irak dan anak-anak, satu dokumen menceritakan pemerkosaan seorang gadis Irak oleh pasukan asing pimpinan AS.

Menurut dokumen itu, seorang prajurit dari pimpinan AS memperkosa seorang gadis Irak kecil pada tahun 2007 namun tidak dihukum atas tindakan kekerasannya tersebut.

Tentara itu hanya memberitahu bahwa seorang pria Irak telah bermaksud untuk membunuh dirinya karena pemerkosaan tersebut. Pria Irak itu tidak terima saudarinya diperkosa oleh tentara pendudukan asing

Tentara AS kemudian menahan pria tersebut kemudian memenggal kepalanya. Setelah sebelumnya dilaporkan pria Irak itu membunuh seorang pejabat militer pasukan pendudukan sebagai pembalasan atas perbuatan tidak senonoh pasukan pendudukan terhadap saudarinya yang diperkosa.

Dokumen rahasia yang terungkap ini adalah bagian dari hampir 400.000 laporan yang diklasifikasikan terkait tentang perang pimpinan AS di Irak yang baru-baru ini diterbitkan oleh WikiLeaks.

Tanggal dokumen rahasia tersebut dari Januari 2004 hingga akhir tahun 2009.

Dokumen diklasifikasikan ini telah menumpahkan cahaya atas serentetan kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan di Irak selama beberapa tahun terakhir, termasuk pembunuhan dan penganiayaan.

AS menyerang Irak pada tahun 2003 dengan dalih Irak memiliki senjata pemusnah massal, namun senjata tersebut tidak pernah ditemukan.

Link berikut mengarah ke asli dokumen WikiLeaks:

(fq/prtv)

Oh... Jatuh Cinta.......................................................

Mario Teguh:
Ooh … jatuh cinta itu indah sekali …
Karena,Belum ada keharusan untuk...
bayar sewa rumah,
rekening listrik,
...perbaiki pompa air yang rusak,
mertua yang turut campur,
istri boros, suami kasar,
tak suka kesukaan masing2,
dan saling merahasiakan sms dan bbm.

Itu sebabnya, bila Anda jatuh cinta,
pastikanlah Anda jatuh cinta
kepada orang yang akan tetap
mencintai Anda,dan yang akan tetap Anda cintai.

Sabtu, 27 November 2010

SWAMI - OH YA...




Album:[1989] Swami Penyanyi Iwan Fals & Sawung Jabo

Andaikata aku di mobil itu
Tentu tidak di bus ini
Seandainya aku rumah itu
Tentu tidak di gubuk ini

A a a andaikata
Se se se seandainya
Oh ya!

Kalau saja aku jadi direktur
Tentu tidak jadi penganggur
Umpamanya aku dapat lotere
Tentu saja aku tidak kere

Ka ka ka kalau saja
U u u umpamanya
Oh ya!

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

Aku bosan

A a a andaikata
Se se se seandainya
Ka ka ka kalau saja
U u u umpamanya
Oh ya!

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku

La la la
La la la
La la la la la la la la la la la la la

La la la
La la la
La la la la la la la la la la la la la

Selasa, 23 November 2010

Ribuan Warga Jateng Masuk Jaringan Teroris? ~ Informed - Institute for Media Studies

http://informed-instituteformediastudies.blogspot.com/2010/11/ribuan-warga-jateng-masuk-jaringan.html
Menurut laporan Suaramerdeka.com, ribuan warga Jateng yang berada dalam kelompok tertentu diyakini masuk jaringan teroris, hal ini dikemukakan Komandan Detasemen 88 Antiteror Polda Jateng, Kombes Pol Daryono dalam acara Halaqah Penanggulangan Terorisme di Hotel Novotel Solo, Minggu (21/11).

Pernyataan Daryono ini tampaknya merupakan semacam sinyalemen dimulainya ekstensifikasi perang imperialis AS dan sekutu terhadap rakyat Indonesia terutama ummat Islam. Ribuan orang yang telah ditetapkan untuk menjadi sasaran pembunuhan dan penculikan Densus 88 ini tentu saja mencakup mereka yang pada akhirnya diadili dengan tuntutan yang berbeda karena sejak awal Densus 88 memang tidak memiliki bukti-bukti keterlibatan mereka dengan kasus terorisme seperti yang menimpa Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang dikaitkan dengan kasus bom Bali, mereka yang ditembak mati di tempat tanpa pernah diketahui identitas dan keterkaitannya dengan aksi terorisme seperti menimpa dua korban kebrutalan Densus 88 di Cawang, mereka yang dibebaskan kembali diam-diam karena Densus 88 sama sekali kesulitan mencari-cari kesalahan mereka agar terus bisa dibui sebagaimana menimpa 13 orang aktivis pengajian di Pejaten, mereka yang diculik tanpa surat penangkapan, istri dan anak-anak mereka yang ikut ditawan, serta masih banyak lagi korban lainnya.


Daftar panjang kebrutalan Densus 88 ini bukan tanpa dukungan, selain dukungan finansial dan teknis yang mereka dapatkan langsung dari AS dan sekutunya seperti Australia, dukungan opini juga ditunjukkan oleh misalnya saja kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala yang menyatakan justru apabila buruan Densus 88 tertangkap dalam kondisi hidup-hidup, hal itu yang layak dipertanyakan. Dukungan atas pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Densus 88 seperti ditunjukkan Adrianus ini memang tidak sekuat tekanan atas pembubaran Densus 88 atau setidaknya penyelidikan atas lembaga yang hidup dari kucuran dana asing ini, Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar misalnya mendorong agar Komnas HAM lebih giat lagi mengawasi kemungkinan adanya pelanggaran ini. LSM seperti Kontras, Imparsial, juga bisa ikut membantu. Hasil pengawasan ini, lanjut dia, nantinya akan menjadi rekomendasi bagi DPR. Lebih jauh lagi dari itu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) mengusulkan agar Densus 88 kalau perlu dibubarkan saja.

[INFORMED.TK]

Senin, 22 November 2010

Multiply - Secure, Family-Friendly Media Sharing

http://walker80.multiply.com/journal/compose

Irak setelah demokrasi; media hanya boleh menjadi corong penguasa? ~ Informed - Institute for Media Studies

http://informed-instituteformediastudies.blogspot.com/2010/11/irak-setelah-demokrasi-media-hanya.html
Saluran televisi Al-Baghdadiya Irak, sebuah stasiun televisi independen yang dipertimbangkan sebagai stasiun tv nasionalis pada akhirnya dipaksa tunduk pada otorianisme pemerintahan demokrasi boneka AS di Irak. Sebagaimana dilaporkan AFP, komisi ijin media Irak telah menuduh stasiun tv tersebut sebagai 'corong teroris'.

"Penutupan ini dilakukan setelah turunnya keputusan atas Al-Baghdadiya karena melanggar aturan dan regulasi penyiaran lembaga media", ungkap Komisi Komunikasi dan Media dalam pernyataan mereka.

Pelanggaran apa yang sesungguhnya dimaksud oleh Komisi itu? Ternyata hanya karena Al-Baghdadiya menyiarkan tuntutan kelompok bersenjata dalam sebuah serangan atas gereja di Baghdad Minggu 31 Oktober yang lalu.

Kontrol atas media dan informasi di Irak semakin diperkuat setelah demokrasi dipaksakan oleh pasukan invasi AS di negeri itu, di samping kekecewaan besar yang dirasakan oleh penganut agama Kristen di Irak yang merasakan sentimen anti-Kristen tumbuh seiring menguatnya identitas keislaman dan perlawanan rakyat Irak atas agresi Amerika.

Seorang pemuka Kristen Irak, Uskup Athanasios Dawood mengatakan kepada BBC bahwa saat ini tidak ada lagi tempat bagi warga Kristen di Irak, "semua membenci orang Kristen", keluhnya. Dawood juga menuding Amerika Serikat tidak memenuhi janjinya, "Mengapa kami sekarang harus meninggalkan negeri ini, justeru setelah menerima janji Amerika akan membawakan kami kebebasan, demokrasi?" Dawood menambahkan.

Invasi Amerika Serikat atas Irak memang tidak hanya membawa kesengsaraan kepada mayoritas penduduk muslim negeri itu, tetapi juga seluruh warga Irak, tidak terkecuali mereka yang semula menaruh harapan pada janji Amerika Serikat. [informed.tk]

Kamis, 18 November 2010

Sumiati, dan Wajah "Arab" di Media Kita ~ Informed - Institute for Media Studies

http://informed-instituteformediastudies.blogspot.com/2010/11/sumiati-dan-wajah-arab-di-media-kita.html
Kabar tentang Sumiati, seorang TKW asal Dompu, Nusa Tenggara Barat yang disiksa majikannya di Arab Saudi menambah daftar panjang kekerasan terhadap TKI di negeri dua tempat suci bagi Ummat Islam itu. Sebagaimana diberitakan detikNews, Sumiati dikabarkan menderita luka bakar di sejumlah bagian badan, kedua kaki nyaris tak bisa digerakkan, kulit kepala terkelupas, dan sejumlah luka lama yang dalam di tubuhnya termasuk kulit di bibir dan kepala hilang, jari tengah retak dan potongan di dekat mata. Wajar saja jika Jumhur Hidayat, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menyebut keluarga majikan Sumiati biadab.

Nasib Sumiati, dan banyak "Sumiati" lainnya memang harus mendapat perhatian bersama, karena itu sudah selayaknya media berperan dalam menyampaikan kabar ini kepada kita, agar kilau Dinar dan Ringgit tak lagi terlalu menyilaukan hingga menutup mata para pengambil kebijakan dari begitu rentannya posisi para TKI di banyak negara.

Saat ini, enam juta TKI bekerja di 42 negara berasal dari 361 kabupaten/kota dan 33 provinsi (data BNP2TKI). BNP2TKI menyebut mereka, "Pahlawan Devisa: Mengurangi pengangguran, mengikis kemiskinan dan menggerakkan perekonomian masyarakat desa, Menopang kehidupan 30 juta anggota keluarga dan menyumbang devisa lebih Rp 100 triliun per tahun." Sayang, besarnya pujian bagi para tenaga kerja Indonesia di luar negerti ternyata masih belum sebanding dengan perlindungan yang mereka dapatkan, tidak hanya perlindungan dari perlakuan majikan yang tak manusiawi, tetapi juga banyak ancaman lainnya yang lebih laten dan lebih banyak menelan korban, dari mulai pungli, berbagai pungutan yang mencekik, manipulasi biaya pasport, dan masih banyak lagi (We Want Day Off!!! Discussion Board).

Selain menunjukkan kegagalan negara dalam menyediakan lapangan kerja bagi warganya di dalam negeri, pujian BNP2TKI tadi juga menunjukkan besarnya ketergantungan negara ini terhadap penerimaan para tenaga kerja Indonesia di luar negeri, terutama Malaysia dan Arab Saudi yang merupakan dua negara penempatan TKI terbesar (data BNP2TKI). Hal lainnya yang mungkin kadang terluput dari perhatian kita, besarnya antusiasme banyak warga Indonesia untuk bekerja di Malaysia dan Arab Saudi, meski dengan gencarnya pemberitaan mengenai banyak perlakuan tidak manusiawi yang menimpa TKI di dua negara tadi, juga menunjukkan bahwa ancaman yang mungkin menimpa mereka di sana mungkin dianggap tidak lebih besar dari ancaman ketiadaan lapangan pekerjaan di negeri sendiri, sekaligus harapan besar perubahan nasib dengan menjadi TKI.

Menurut Migrant CARE,
Dalam semester pertama tahun 2007 ini saja terjadi 45 kasus kekerasan (fisik) yang dilaporkan. Arab Saudi dan Malaysia menunjukkan angka jumlah kasus kekerasan yang sangat mencolok. Di Arab Saudi telah dilaporkan 21 kasus, sedangkan di Malaysia telah dilaporkan 14 kasus. Angka ini jauh di atas Negara-negara tujuan lain (AS, Bahrain, Taiwan, Kuwait, Hong Kong dan Singapura) yang rata-rata hanya di bawah 3 kasus. Sedangkan angka kematian dalam setahun terakhir mencapai 102 kasus yang dilaporkan, dengan rician sebagai berikut:
Malaysia (36 kasus), Arab Saudi (18), Singapore (12), Yordania (7), Hongkong (5), Taiwan (9), Kuwait (3), Jepang (1), tak diketahui negara tujuannya (4).
Angka-angka di atas tentu saja bukan hanya sekedar angka, melainkan jumlah manusia Indonesia yang menjadi korban penganiayaan dan pelecehan bangsa lain, angka-angka di atas juga mewakili betapa lemahnya perlindungan terhadap TKI di luar negeri. Namun demikian, tanpa bermaksud mengecilkan besarnya luka rakyat Indonesia dari berbagai perlakuan tak manusiawi ini, jika kita bandingkan angka-angka tadi dengan keseluruhan jumlah TKI yang bekerja luar negeri, yaitu enam juta jiwa, maka dengan pertimbangan apapun kita akan tetap mendapati bahwa berbagai kasus kekerasan atas TKI di atas ternyata tidak mewakili kondisi keseluruhan para pekerja kita, dan para majikan biadab yang menyiksa para pekerja kita untuk alasan-alasan yang mungkin kita anggap sepele ternyata juga tidak mewakili sikap mental bangsa mereka, sebut saja, Malaysia atau Arab Saudi.

Bias propaganda dalam berita media

Sudah sangat sering kita mendengar berita duka yang menimpa saudara kita yang bekerja di Arab Saudi dan Malaysia, kekecewaan besar kita terhadap lemahnya perlindungan TKI di luar negeri tak jarang terartikulasi dalam bentuk kebencian terhadap negara bahkan bangsa majikan yang melakukan kekerasan itu. Umpatan bernada rasis dalam menanggapi situasi ini, bersama sebutan-sebutan bernada peyoratif seperti 'si Arab' atau 'Malingsia' juga tak jarang kita dengar, baik dalam perbincangan sehari-hari, blog, maupun jejaring sosial.

Umpatan-umpatan rasis semacam tadi bisa jadi merupakan akumulasi dari rasa frustasi masyarakat terhadap berbagai berita miring yang disampaikan media terkait perlakuan bangsa-bangsa tersebut terhadap saudara kita yang diwakili oleh majikan mereka, yang sayangnya, seringkali tidak diimbangi diterimanya juga fakta dan kondisi kerja yang sebenarnya sebagaimana telah sedikit digambarkan di atas. Seringkali kita hanya mendapatkan berita mengenai begitu kejamnya, misalnya saja perlakuan seorang majikan di Arab Saudi terhadap seorang TKI, kesedihan dan kemarahan kita atas perlakuan majikan itu, lambat laun bergeser menjadi kebencian terhadap bangsa yang kita anggap diwakili oleh majikan itu, karena misalnya saja, media tidak memberi kesempatan kepada kita untuk mengetahui bahwa kekejaman itu juga merupakan kejahatan di negara tersebut, dan pelakunya mendapatkan hukuman sebagaimana diatur hukum negara tersebut.

Sebagai sedikit perbandingan, berapa sering kah kita mendengar TKI yang harus menghadapi ancaman hukuman mati? Lalu berapa sering kita mendengar berita mengenai seorang majikan yang juga menghadapi hukuman yang sama untuk kejahatan yang dia lakukan terhadap TKI kita? Dengan jujur harus kita katakan, bahwa berita-berita media selama ini lebih didominasi satu sisi berita tanpa memperhatikan juga kelanjutan atau sisi berita lainnya yang bisa jadi berbeda. Dalam program Apa Kabar Indonesia - Malam di TV ONE (17/11), Jumhur Hidayat mengungkapkan bahwa dalam beberapa kasus, tidak jarang majikan di Arab Saudi juga menghadapi hukuman mati atau hukuman lainnya untuk kejahatan yang dia lakukan. Terungkapnya fakta ini tentu menempati porsi yang jauh lebih kecil dari gencarnya pemberitaan mengenai berbagai kekerasan yang dialami tenaga kerja kita. Gambaran ini menunjukkan kepada kita, betapa media lebih berperan sebagai lembaga produksi hasutan dan propaganda daripada media jurnalisme yang jujur dan seimbang.

Demonisasi wajah Islam melalui media

Arab dan Islam tentu saja tidak identik, Arab sebagai sebuah bangsa tentu saja tidak sama dengan Islam sebagai sebuah agama. Bagaimanapun, kaitan kesejarahan antara keduanya terlalu kuat untuk dipisahkan begitu saja, dan kaitan inilah yang dimainkan media dalam membangun opini massa, dan ini bukan hanya monopoli media, tetapi merupakan sebuah agenda besar dalam perang peradaban hari ini.

Betapa sering kita mendengar corong-corong liberal berbaju Islam menuding adanya Arabisasi untuk merujuk pada upaya Islamisasi. Upaya membangun sentimen anti Arab yang dianggap mewakili Islam ini juga tidak hanya dilakukan melalui berbagai pemberitaan miring mengenai hal-hal negatif yang terkait dengan bangsa ini, tetapi juga melalui hasutan dan provokasi langsung sebagaimana dipertontonkan Guntur Romli, salah seorang aktivis JIL dalam persidangan kasus Monas 2008 silam.

Perang media memiliki kaidah dan teknik khusus tersendiri. Dramatisasi, rekayasa data dan informasi, pemalsuan berita, dan membesar-besarkan atau mengecilkan suatu isu merupakan sejumlah metode yang digunakan dalam perang media. Sebagai misal, serangan terhadap sejarah, bahasa, budaya, tradisi dan keyakinan agama atau ideologi suatu bangsa lewat beragam cara merupakan bagian penting dalam perang media. Produksi beragam program televisi dan film merupakan contoh lain yang kerap digunakan dalam strategi perang semacam itu (IRIB).

Kisah Sumiati yang menyayat hati saat ini lagi-lagi berujung pada manipulasi dan dimanfaatkan untuk membangun sentimen anti Arab dalam perang media yang dilancarkan Barat terhadap Islam hari ini. Dalam konteks ini, kita akan melihat bahwa bombastisnya pemberitaan media mengenai nasib tragis yang dialami Sumiati tidak terlepas dari upaya pembangunan argumentasi bagi ancaman dari apa yang mereka sebut dengan 'Arabisasi'.

Terlepas dari ketidak sefahaman kita terhadap ideologi, sistem kenegaraan atau kebijakan politik Arab Saudi, kita akan tetap melihat bahwa serangan terhadap Arab yang dilakukan oleh Barat melalui media hari ini sesungguhnya merupakan bagian dari serangan Barat terhadap Islam dan kaum muslim, untuk menunjukkan apa yang mereka sebut "ketidak mampuan mereka dalam memimpin dan memerintah" (Civil Democratic Islam: Partners, Resources, and Strategies [CDI] hal. 48), merujuk pada laporan UNDP 2002 mengenai kondisi wanita di negara-negara Arab dan laporan-laporan lainnya mengenai negara-negara Arab dan dinamika masyarakat serta komunitas Islam lainnya (CDI hal. 34).

Republika Online melaporkan, sebuah hasil survei yang dipublikasikan harian The Guardian akhir Januari lalu menyebutkan, kalangan politisi dan media massa di Inggris adalah penyebab kebencian masyarakat luas terhadap Islam. Hal ini juga terjadi di berbagai negara Eropa dan Amerika pada umumnya. Situasi semacam ini juga lah yang kita saksikan dari gencarnya pemberitaan mengenai nasib Sumiati saat ini. Ya, tragis, karena tidak hanya harus menerima penganiayaan dari majikan, nasibnya kini juga menjadi komoditas media untuk kepentingan propaganda mereka.

Kamis, 21 Oktober 2010

RESISTENSI VS STATUS QUO VIA RESISTENSI VS WAHN





Jika Hizbullah menyerah, dan mengatakan: :"Kita akan melakukan apapun yang Amerika mau", tentu saja tidak akan ada perang - hal itu benar, tapi anda juga jadi budaknya Amerika. Saya menghormati orang-orang yang menolak untuk menjadi budak. -Norman Finkelstein

Wawancara lengkap Norman Finkelstein dgn Future TV (subtitle bahasa)
http://www.youtube.com/watch?v=JPi1lPX0z5I

Kutipan dokumen rencana AS mengadu domba Muslimin dan menjauhkan semangat resistensi atau jihad:
The United States government must fund media campaigns that focus on turning Muslim public opinion against the jihadis, but in a very low key and indirect manner. In particular, the U.S. must harness the power of the “Shayma Effect”, broadcasting images of jihadi attacks that have killed Muslim children.
In light of the foregoing points highlighting the deleterious effects of direct U.S. action in the region, it is essential that the U.S. operate behind the scenes.

Baca selengkapnya :
http://www.ctc.usma.edu/pdf/Stealing%20Al-Qai%27da%27s%20Playbook%20--%20CTC.pdf


Baca artikel yang mengulas hal tersebut selengkapnya:
http://www.facebook.com/notes/loper-koran/pecah-dan-kuasai-2-perang-propaganda/410617738717


SIMAK VIDEONYA:

Selasa, 19 Oktober 2010

DivX Land Media Subtitler - Software Subtitle Paling User Friendly (+Tutorial)

Rating:★★★★★
Category:Other
Akhirnya kumenemukanmu... ♥ ♥ ♥
Software buat bikin subtitle; GPL GPR.......... ga pake lama, ga pake ribet.......

Download Softwarenya disini (gratis):http://www.divxland.org/subtitler.php



VIDEO TUTORIAL



Cara Memasukan Subtitle Ke Dalam Video :

  1. Download aplikasi DivX Land Media Subtitler
  2. Instal dan jalankan aplikasi tersebut
  3. Klik open text or subtitle, lalu pilih subtitle yang akan sobat blogger masukan ke dalam video
  4. Klik save as, pilih formatnya *.SSA
  5. Klik open text or subtitile kembali, pilih file yang formatnya *.SSA
  6. Klik open video, pilih video yang akan sobat blogger gabungkan dengan subtitile.
  7. Klik file -> embed subtitle, maka akan muncul menu baru.
  8. Pada bagian VirtualDub's Folder, Browse VirtualDub-1.8.8 yang sudah disertakan dalam paket download DivX Lan Media Subtitler.
  9. Klik Next, dan Ok
  10. Tunggu hingga proses dub selesai.
Contoh video yang sudah jadi :

Bagaimana?? tertarik mencobanya?? Mmm, menurut saya, ini adalah modal awal yang harus kita kuasai untuk jualan DVD Movies sob. Bisa juga untuk menonton video di ponsel, agar subtitile nya juga ada. Bener nggak?? Hehehe

Selamat Mencoba,,



Sumber Tutorial: http://www.remo-xp.com/2010/06/tutorial-memasukan-subtitle-ke-dalam.html

$2,000 utk tiap anak Afghan yg tewas; $100,000 utk tiap org AS yg tewas krn membunuh mereka

$2,000 utk tiap anak Afghan yg tewas;
$100,000 utk tiap org AS yg tewas krn membunuh mereka

NEW YORK CITY - Setelah Obama meminta maaf atas serangan yang diklaim pemerintah Afghanistan telah membunuh lebih dari seratus warga desa, muncul laporan bahwa keluarga korban yang terbunuh, dan warga Afghan yang dibunuh militer AS -seperti sebelumnya- akan mendapat kompensasi $ 2.000. Ini adalah bagaimana Amerika Serikat yang 'hebat' menghargai manusia Afghanistan atau Pakistan, sedangkan mereka memberi $ 100.000 untuk keluarga Amerika yang mati saat berperang dan membunuh di mana pun.

Mengejutkan? Provokasi memalukan? Memalukan bahwa tidak ada anak Afghan atau Pakistan atau orang tua yang diberi hak asasi sebagai manusia sama sekali, termasuk hak untuk tidak hancur berkeping-keping dalam serangan udara pesawat AS? - Puncak penghinaan yang mencerminkan nilai hidup mereka ditempatkan pada hanya $ 2.000 oleh bangsa terkaya dalam sejarah.

sumber: http://www.informationclearinghouse.info/article22949.htm


Foto propaganda di halaman Facebook NATO, memperlihatkan tentara wanita NATO memeluk anak Afghan


130 sampai 140 anak-anak tak berdosa, wanita & pria dibantai oleh Amerika & Inggris di Afghanistan pada 4 Mei 2009. Amerika & Inggris juga membunuh yang lain begitu saja. Tetapi anda tidak melihat foto ini diulang-ulang oleh CNN & BBC sebagaimana mereka mengulang-ulang cerita wanita Iran yang terbunuh ketika ada kekacauan di jalan di mana cerita ini gemari orang AS & Inggris.

Selasa, 12 Oktober 2010

Ironis!! Nenek 60 Tahun Dibui dengan Tuduhan Mencuri Sop Buntut Basi

http://www.voa-islam.com/news/indonesia/2010/10/12/10838/ironis-dituduh-mencuri-sop-buntut-kadaluars
Ironis!! Nenek 60 Tahun Dibui dengan Tuduhan Mencuri Sop Buntut Basi



Tangerang (voa-islam.com) - Adalah Rasminah Binti Rawan (60), warga Gang Damai, Sawah Lama, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang terpaksa mendekam di penjara, lantaran dituding mencuri piring dan sop buntut di kulkas majikannya, Siti Aisyah Margarose Soekarno Putri.

Akibat perbuatannya itu, Rasminah dituntut Pasal 362 KUHP tentang Pencurian, dengan ancaman lima tahun penjara. Hingga kini, Rasminah sudah mendekam tiga bulan di tahanan Lembaga Permasyarakatan (LP) Wanita Tangerang.

Sebelum mendekam di tahanan LP Wanita Tangerang, Jalan Moh Yamin, Rasminah, sempat mendekam selama dua bulan tiga hari di tahanan Polsek Metro Ciputat.

"Ceritanya pada 5 Juni lalu sekira pukul 23.00 WIB, saya pulang ke rumah karena sedang menderita sakit. Saat itu, hujan sangat lebat dan di rumah mati lampu. Lalu saya disuruh pulang ke rumah majikan saya untuk memasang lilin. Karena cuaca yang sangat buruk akhirnya saya datang terlambat, jam 01.00 WIB lalu dimarahi," tutur Rasminah di LP Wanita Tangerang, Selasa (12/10/2010).

Merasa sakit hati terus dimarahi majikan, Rasinah bermaksud mengundurkan diri dengan menyerahkan kunci rumah yang dipegangnya, dan kembali pulang ke rumah kontrakannya. Majikan yang kesal lalu mendatangi Rasinah di rumah kontrakannya dan melakukan pemeriksaan terhadap seisi rumah.

"Bunda (panggilan akrab Rose), suami dan anaknya menggeledah seisi rumah saya. Mereka datang bersama seorang Satpam sambil mengakui semua barang yang ada dalam rumah saya sebagai miliknya. Barang-barang yang diakui miliknya adalah enam piring, satu sop buntut sapi yang sudah kedaluarsa dan beberapa pakaian bekas," terangnya dengan mata berkaca-kaca.

Rasminah mengaku, barang-barang yang ada di rumahnya itu dia dapatkan karena diberi oleh mantan suami sang majikan Arip. "Saya tidak mencuri, semua barang-barang itu dikasih mantan suami bunda, pak Arip. Daging sapi yang diberi juga sudah lama dan kadarluasa, daging sapi itu sudah ada di kulkas bunda sejak Lebaran tahun lalu," jelasnya.

Tiga Kali Disidang Tanpa Kuasa Hukum

Tiga kali menjalani sidang di Pengadilan Negeri Tangerang, Rasminah binti Rawan (60), pembantu rumah tangga yang dituding mencuri enam piring, setengah kilo daging sapi, dan pakaian bekas oleh majikannya, Siti Aisyah Margarose Soekarno Putri tidak ditemani kuasa hukumnya.

"Berdasarkan pasal 56 ayat I KUHP tentang tuduhan pidana di atas lima tahun penjara dan warga tidak mampu wajib didampingi kuasa hukum. Rasminah dituntut pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan ancaman lima tahun penjara," terang Maju Posko Simbolon, kuasa hukum dari LBH Mawar Saron di LP Wanita Tangerang, Selasa (12/10/2010).

Maju menjelaskan, penahanan terhadap Rasminah telah melewati batas kemanusiaan. "Saya baru tahu kasus ini setelah Rasminah menjalani sidang tiga kali di PN Tangerang. Karena kasus pencurian itu masih bersifat diduga, ini sangat rasa keadilan bagi kami. Kami akan mendampingi Rasminah di PN Tangerang besok," tambahnya.

Selama menjalani persidangan, Rasminah didampingi anak tunggalnya, Astuti (20). "Setiap kali sidang, saya selalu menemani ibu. Saya kenal ibu saya, saya tinggal berdua dengannya. Dia tidak bersalah," terang Astuti, saat ditemui di PN Wanita Tangerang. (Arsyila/ozo)

Perampokan CIMB Niaga, Penggiringan Opini 'Terorisme'?

Perampokan CIMB Niaga, Penggiringan Opini 'Terorisme'?

Digemborkan 'Teroris', Perampok CIMB Niaga Tidak Dijerat UU Terorisme

Setelah digembor-gemborkan sebagai 'teroris', akhirnya tiga anggota komplotan bersenjata yang merampok Bank CIMB Niaga Cabang Aksara Medan dan penyerang Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Hamparan Perak justru tidak dijerat polisi dengan undang-undang teroris.
Quote:
Polda Tidak Menjerat dengan UU Teroris
Tuesday, 12 October 2010
MEDAN (SINDO) – Tiga anggota komplotan bersenjata yang merampok Bank CIMB Niaga Cabang Aksara Medan dan penyerang Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Hamparan Perak tidak dijerat polisi dengan undang-undang teroris.

Mereka dijerat pasal KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Ketiganya adalah Robin alias Pautan warga Jalan Tanjung Morawa Gang Keluarga, Abdul Gani Siregar alias Gani, warga Jalan Belanak, Belawan dan M Khair. Mereka ditangkap hidup-hidup dalam serangkaian penyergapan yang dilakukan tim gabungan TNI/Polri di kawasan perkebunan di Kecamatan Dolok Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) beberapa waktu lalu.

Robin ditangkap setelah kaki kirinya ditembak aparat dalam penyergapan tersebut. Sementara Gani ditangkap warga yang curiga melihat kehadirannya di perkampungan, sedangkan M Khoir menyerahkan diri kepada warga yang selanjutnya dibawa ke Polsek Dolok Masihul.

“Para tersangka dikenakan Pasal 365, Pasal 170 dan Pasal 340 KUHP. Kalau pasal-pasal terorisme menjadi kewenangan Mabes Polri,” beber Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut) Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Oegroseno dalam pesan singkatnya kemarin.

Ancaman hukuman maksimal itu dikarenakan aksi ketiga tersangka mengakibatkan empat personel anggota Polri tewas, yakni Brigadir Anumerta Manuel Simanjuntak, Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Anumerta Baik Sinulingga, Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Anumerta Deto Sutejo dan Aipda Anumerta Riswandi.

“Dengan pasal-pasal tersebut, maka pelaku terancam hukuman 15 tahun kurungan penjara,”tambah Pelaksana Harian (Lakhar) Kepala Bidang Humas Polda Sumut Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) MP Nainggolan.

Sementara tersangka yang tewas dalam baku tembak dengan tim gabungan di Kecamatan Dolok Masihul, papar dia, secara otomatis, tuduhan atau sangkaan keterlibatan dalam dua kejadian berdarah tersebut dinyatakan gugur.

Tapi, kasusnya tetap berjalan. Di sisi lain, pengejaran terhadap sisa-sisa anggota komplotan bersenjata itu terus dilakukan dengan menyisir beberapa lokasi, mulai dari Desa Bulu Duri Kecamatan Sipispis, Simpang Brohol, Kecamatan Dolok Masihul, Dolok Manampang hingga Pekan Kemis.

Hingga kemarin perhatian tim gabungan masih terkonsentrasi di Dolok Masihul. Seperti diketahui,jumlah komplotan bersenjata tersebut dipastikan 14 orang. Dari jumlah tersebut 12 orang di antaranya melarikan diri ke Dolok Masihul dan delapan di antaranya tewas dalam baku tembak yang berlangsung beberapa hari.

Di RT 3, Sarang Kuah, Desa Dolok Sagala, Dolok Masihul baku tembak menewaskan empat tersangka, yakni pimpinan komplotan Taufik Hidayat warga Jalan Sei Mati Medan Labuhan, Belawan; Zulkarnain warga Jalan Bandeng, Belawan; Fauzi Syahputra dan Alex alias Gunawan.

Baku tembak di pinggir Sungai Martebing berakhir dengan tewasnya dua anggota komplotan, yakni Deboy alias Dedi dan Pujo alias Rahmad. Rahmad tewas terkena ledakan granat yang digenggamnya. Selanjutnya, tersangka M Yusuf, warga Jalan Belanak, Kelurahan Belawan Bahagia, Medan Belawan ditemukan dalam keadaan tewas di tepi Sungai Martebing di Desa Martebing. Tidak jauh dari lokasi tersebut, satu orang lagi juga ditemukan dalam keadaan tewas.
sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edi...iew/356836/37/
Sebuah pengakuan eksplisit dari Kapolda Sumut: "Ada penggiringan Opini"
Quote:
Kapolda Sumut : Perampokan CIMB Bukan 'Teroris'

MEDAN-Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno mengeluarkan pernyataan yang berseberangan dengan Mabes Polri soal teroris di Sumut. Kapolda menegaskan, serentetan peristiwa yang menghebohkan Kota Medan dan sekitarnya, mulai perampokan Bank CIMB Niaga, hingga penyerbuan Mapolsekta Hamparan Perak, dilakukan oleh sisa separatis, bukan teroris.
...
“Ada satu media yang terus menggiring masyarakat ke arah sana, sehingga masyarakat percaya bahwa mereka adalah teroris,” katanya.
Sumber: http://www.hariansumutpos.com/2010/0...n-teroris.html

Dalam Wawancara TV One Dengan Tersangka Kasus CIMB, terdapat pengakuan bahwa "Perampokan CIMB untuk Jihad", kemudian tersangka menyebutkan bahwa 2 tersangka perampok adalah anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) namun hal ini sudah dibantah oleh Juru Bicara Utama JAT Abdul Rachim Ba'asyir dalam jumpa wartawan di kantor pusat JAT di Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (6/10).
Quote:
Jemaah Anshorut Tauhid tidak Kenal Alex dan Taufik

SUKOHARJO--MI: Jemaah Anshorut Tauhid mengaku tidak mengenal Alex dan Taufik Hidayat, dua tersangka pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan yang tewas ditembak polisi beberapa waktu lalu. Apalagi jika keduanya disebut-sebut sebagai anggota organisasi tersebut.

Penegasan itu disampaikan Juru Bicara Utama JAT Abdul Rachim Ba'asyir dalam jumpa wartawan di kantor pusat JAT di Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (6/10).

"Oleh karena itu, kami sangat perlu membantah pemberitaan (televisi) yang mewawancarai Khairul Ghazali sebagai salah satu korban penangkapan Densus 88. Dalam acara itu disebut bahwa Alex dan Taufik Hidayat yang mati tertembak polisi yang disebut tersangka perampokan CIMB Medan adalah anggota bahkan pengurus JAT Wilayah Sumatra Utara," tegasnya.

Rachim menilai, apa yang dikemukakan Ghazali dalam wawancara tersebut merupakan sebuah rekayasa. Keluarga Ghazali yang dihubungi, kata Rachim, juga heran dengan pernyataan tersebut. Karena itu, ia yakin pernyataan tersebut dilontarkan dibawah tekanan, mengingat posisi Ghazali saat ini sebagai tahanan.

Dalam kesempatan itu, Rachim kembali menegaskan visi dakwah amar ma'ruf nahi munkar yang mereka anut. Menurutnya, JAT tidak memiliki sikap atau pun program yang membenarkan apalagi melibatkan anggota atau lembaganyakepada hal-hal yang berbau kriminal.(FR/OL-2)
Sumber: http://www.mediaindonesia.com/read/2...lex-dan-Taufik
Di Irak (negara jajahan AS), penanganan tersangka 'teroris' tidaklah jauh berbeda, Polisi menggunakan media untuk menggiring opini masyarakat, agar masyarakat membenarkan semua cerita versi Polisi. Salah satu contohnya adalah ketika tersangka anggota Al Qoidah Irak dipaksa mengaku tentang semua operasi mereka di Televisi:
Quote:
Dua Pria Al Qoidah Irak Dipaksa Mengaku di Televisi"

BAGHDAD (voa-islam/reuters): Dua orang yang ditangkap di Irak atas tuduhan terlibat serangan bom mobil di kedutaan besar dan kantor televisi asing telah memberikan pernyataan keterlibatan mereka di depan TV hari Ahad, mereka berdua mengaku merupakan anggota Al Qoidah.

...

Dalam laporan tahun lalu, kelompok LSM HAM Amnesty Internasional mengkritik Irak yang menggunakan rekaman pengakuan yang disiarkan di televisi publik, mereka mengatakan cara seperti ini telah merusak hak rakyat untuk sebuah pengadilan yang adil. (za/reuters)
Sumber:
http://www.voa-islam.com/news/iraq/2...u-di-televisi/
english: http://www.reuters.com/article/idUSTRE69917I20101010
[walker80]

Minggu, 10 Oktober 2010

Belum Ada Judul




Belum Ada Judul
Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 )

Pernah kita sama sama susah
Terperangkap didingin malam
Terjerumus dalam lubang jalanan
Digilas kaki sang waktu yang sombong
Terjerat mimpi yang indah
Lelah

Pernah kita sama sama rasakan
Panasnya mentari hanguskan hati
Sampai saat kita nyaris tak percaya
Bahwa roda nasib memang berputar
Sahabat masih ingatkah
Kau

Sementara hari terus berganti
Engkau pergi dengan dendam membara
Dihati

Cukup lama aku jalan sendiri
Tanpa teman yang sanggup mengerti
Hingga saat kita jumpa hari ini
Tajamnya matamu tikam jiwaku
Kau tampar bangkitkan aku
Sobat

Sementara hari terus berganti
Engkau pergi dengan dendam membara
Dihati

Rabu, 06 Oktober 2010

Mempertanyakan Independensi TV-ONE: Antara Lumpur Lapindo & 'Teroris'

TV One Tidak Anggap Penting Lumpur Lapindo?

Tanggal 29 Mei adalah tanggal yang tidak bisa dilupakan oleh para korban lumpur di Porong, Sidoarjo dan seluruh rakyat Indonesia. Pasalnya, pada hari itu semburan lumpur Lapindo pertama kali muncul dan menghancurkan wilayah Porong.

Seluruh rakyat Indonesia pun tidak akan pernah melupakan tragedi lumpur Lapindo. Karena tragedi lumpur Lapindo juga telah menguras anggaran pemerintah di APBN. Padahal uang di APBN adalah uang seluruh rakyat Indonesia yang dibayarkan lewat pajak.

Pada tanggal 29 Mei 2010, hampir seluruh media massa, cetak maupun elektronik,  meliput peringatan tragedi kemanusiaan semburan lumpur Lapindo. Anehnya kok TV One adem ayem (santai-santai) saja ya? Apakah TV One tidak menganggap penting tragedi lumpur Lapindo yang telah mengorbankan jutaan warga Porong dan juga telah menguras anggaran Pemerintah?

Sumber: http://politikana.com/baca/2010/05/31/tv-one-tidak-anggap-penting-lumpur-lapindo.html

Berikut ini adalah fakta-fakta tentang TV-One & Bakrie Grup:
  • Bakrie Grup dengan dana Rp 1,3 triliun "mendirikan" tvOne. (inilah.com)
  • PT. Energi Mega Persada sebagai pemilik saham mayoritas Lapindo BrantasGrup Bakrie. Grup Bakrie memiliki 63,53% saham, sisanya dimiliki komisaris EMP, Rennier A.R. Latief, dengan 3,11%, Julianto Benhayudi 2,18%, dan publik 31,18% [1]. Chief Executive Officer (CEO) Lapindo Brantas Inc. adalah Nirwan Bakrie (wikipedia)
  • Alih-alih memperingati tragedi Lumpur Lapindo Sidoarjo & mengangkat cerita korban-korbannya, TV-One malah menjadi humas Anindya Bakrie dengan menyebut bahwa semburan Lumpur Lapindo adalah bencana alam (Cerita Anindya di Balik Bencana Lumpur Sidoarjo

Dengan menganalisa 3 poin di diatas kita bisa menyimpulkan mengapa TV-One tidak menganggap penting masalah Lapindo & justru menjadi juru bicara Grup Bakrie.

Jika masalah Lumpur Lapindo yang mengorbankan jutaan warga Porong tidak mendapatkan liputan yang memadai oleh TV-One, lain lagi dengan masalah 'terorisme', Untuk masalah 'teroris' sering kali TV One menjadi yang paling pertama, bahkan terkesan "over dosis" dalam pemberitaannya. Mengapa hal itu bisa terjadi? Artikel disitus saveabb.com ini mengulasnya:


TV ONE TVNYA DENSUS 88?

Jika kita lihat media elektronik yang paling gemar dan terdepan dalam pemberitaan mengenai ‘terorisme’ maka dengan mudah bisa kita nilai yaitu TV one. Lihat saja berbagai liputan-liputan eksklusifnya dari mulai penayangan video latihan militer aceh kemudian detik-detik penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir hingga acara ‘Telusur’ yang memuat pengakuan dari Ustadz Ubeid, Ustadz Haris Amir Falah serta testimoni Ustadz Ghazali (4 Oktober 2010 jam 22.00 malam). Dengan demikian wajar saja jika publik bertanya-tanya jangan-jangan TV one TVnya Densus 88?

Kalau diperhatikan semenjak masuknya Karni Ilyas ke TV One (sebelumnya Lativi) yang menjabat sebagai Pemred TV One begitu concern dengan berbagai acara yang bernuansa berita. Siapa sebenarnya sosok Karni Ilyas ini? 

 

Pria kelahiran Bukit Tinggi 25 September 1952 bernama lengkap Sukarni Ilyas. Pada tahun 1984 ia mendapatkan gelar SH dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Karni Ilyas pernah menjabat sebagai Direktur Pemberitaan di SCTV dan ANTV sebelum menjadi Pemred TV One. Selain itu ternyata berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 50/M/V/2006 tanggal 19 Mei 2006 ia diangkat sebagai anggota Komisi Kepolisian Nasional (KOMPOLNAS) unsur tokoh masyarakat.

Seperti kita ketahui bahwa KOMPOLNAS adalah lembaga kepolisian yang berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden. Bisa jadi keberadaan Karni Ilyas di KOMPOLNAS inilah yang menjadikan hubungan Polri (Khususnya Densus 88) dengan TV One terjalin mesra. Maka setiap kali ada penggrebekan kasus ‘teroris’ atau pemberitaan apa pun mengenai kasus ‘teroris’ TV One-lah yang paling pertama mendapatkan gambar video dan menayangkan. Bahkan salah seorang kontributornya yang bernama Ecep S. Yasa kerap menyebut ia mendapatkan informasi itu berasal dari orang dalam yang dapat dipercaya.


Televisi dari group Bakri yang kerap mendapat akses khusus dalam liputan terorisme ini juga gemar menayangkan testimoni para tersangka kasus ‘terorisme’ secara eksklusi
f dimana wartawan dari media lain apalagi media muslim tidak mungkin mendapatkannya.  Seperti dalam acara ‘Telusur’ misalnya, ketika ditayangkan testimoni dari para tersangka ‘teroris’ seperti Ustadz Haris Amir Falah, Ubeid hingga Ustadz Ghazali apakah Polri mengizinkan wartawan lain dari media muslim untuk mewawancarai mereka? Jangankan diwawancara menurut prosedur saja mereka tidak bisa dijenguk kecuali oleh keluarga,  inilah bentuk diskriminasi atas media. Ada indikasi jika acara Telusur di TV One ini sepertinya memang di desain guna membangun opini di tengah masyarakat akan keterlibatan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dalam pelatihan militer di Aceh dan Jama’ah Ansharut Tauhid sebagai institusi yang terlibat di dalamnya. Sehingga outputnya menjadikan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dihakimi sebagai orang yang bersalah di mata masyarakat meski belum disidangkan. Serta melakukan pembusukan terhadap institusi Jama’ah Ansharut Tauhid dimana kelak pada endingnya dijadikan sebagai organisasi terlarang.


Dengan demikian
Polri yang dibantu media seperti TV One terlihat begitu sistematis untuk mengarahkan opini publik pada penyesatan informasi dan fitnah terhadap Jama’ah Ansharut Tauhid pada khususnya dan umat Islam pada umumnya. Maka sudah seyogyanya jika di balik redaksi TV One ada orang-orang yang mengaku muslim bahkan dimiliki oleh pengusaha muslim hentikan tayangan-tayangan menyudutkan umat Islam, jangan jual umat Islam hanya demi meraih rating. Jika TV One terus menampilkan tayangan-tayangan tersebut maka jangan salahkan umat Islam jika suatu saat umat Islam memboikot karena menganggap TV One sebagai media yang ikut memusuhi umat Islam.  (saveabb.com/wd)

Sumber: http://www.saveabb.com/index.php/berita-local/150-tv-one-tvnya-densus-88



Dengan banyaknya kritikan yang masuk ke stasiun televisi ini apakah akan menjadikan mereka lebih berhati-hati dalam pemberitaan serta mampu menjadi kontrol sosial bagi dunia jurnalistik? Jawabannya ada di tangan mereka.  Karena hal ini sangat diperlukan agar berita-berita yang diterima oleh masyarakat lebih objektif dan jauh dari kepentingan pihak-pihak tertentu yang hanya ingin meraih keuntungan pribadi.

[Disarikan dari berbagai sumber]




JAT Tolak Dikaitkan Dengan Kasus Kriminal di Sumatra Utara

http://www.muslimdaily.net/berita/lokal/6550/jat-tolak-dikaitkan-dengan-kasus-kriminal-di-sumatra-utara
SOLO - Pagi ini pukul 10.00 WIB di markas pusatnya Jalan Batik Keris no 88 Rt 01/x Turi Baru Grogol Sukoharjo, Jamaah Anshorut Tauhid memberikan jumpa pers terkait isu-isu yang terjadi belakangan mengenai dikaitkanya JAT dengan kasus kriminal yang terjadi di Sumatra Utara.

Abdullah Sonata Pejuang Islam Pelawan RMS ~ Informed - Institute for Media Studies

http://informed-instituteformediastudies.blogspot.com/2010/10/abdullah-sonata-pejuang-islam-pelawan.html

Pembatalan kunjungan presiden susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke negeri kincir angin pada detik-detik terakhir pemberangkatan sungguh sangat mengherankan dan membuat mata semua pihak terbelalak keheranan.

Alasannya sangat klise karena di Denhagh Belanda di kabarkan sedang ada sidang untuk membawa nama SBY agar di sidangkan di pengadilan internasional terkait tuntutan dari Pendukung RMS padahal setelah di cross cek oleh media-media yang ada di Belanda ternyata persidangan itu hanya isapan jempol dan gertakan sambel dan meskipun kalau ada betul-betul persidangan tidak lantas langsung hari itu juga SBY akan ditahan.

Hal ini jelas memberikan gambaran yang sangat jelas buat kita bahwa SBY selain Plin Plan, Lebay ternyata juga penakut !!! baru di gertak oleh RMS saja sudah lari terbirit-birit.

Bandingkan dengan Abdullah Sonata terpidana terduga teroris yang sekarang sedang ada di hotel prodeo mako brimob kelapa dua depok yang dengan gagah berani melawan perusuh RMS di siri sori (tempat lahir Pattimura) Saparua – Maluku . Kesaksian ini di sampaikan oleh ketua Mer C dr. Jose Rizal Jurnalis melalui pesan singkat yang diterima redaksi saveabb.com

Melihat Fakta ini siapakah yang lebih bermanfaat buat negeri ini, seorang presiden yang penakut terhadap separatis RMS? Ataukah terduga para teroris yang siap menjadi kesatria berjuang melawan RMS ?


Saatnya umat islam memilih (saveabb.com/muslimdaily.net/informed.tk)

Selasa, 28 September 2010

Hentikan Penjajahan = Hentikan Terorisme






SUMBER:

REPRESENTATIVE PRESS:
If You Want to Stop Terrorism, Stop Killing Muslims
http://www.youtube.com/watch?v=dW0eiPiuUuk

TALKING STICKS:
Interview – Confessions of an Economic Hit Man
http://www.youtube.com/watch?v=yTbdnNgqfs8

JOHN PILGERS:
New Rulers of The World
http://www.youtube.com/watch?v=8firb73r67g

Rakyat Oposisi:
NEGARA AMERIKA DIBANGUN DARI EMAS PAPUA
http://www.rakyat-oposisi.co.cc/2010/05/negara-amerika-dibangun-dari-emas-papua.html

Sejarah Harta Indonesia yang di ambil PT FREEPORT
http://www.kaskus.us/showthread.php?p=272412341

Fool Me Twice – Official Release
(2002 Bali bombings/East Timor Documentary)
http://video.google.com/videoplay?docid=-4135706276167925924

Polri menerima dana dari AS untuk
penanganan terorisme. (Laporan Human Right Watch)
http://www.hrw.org/wr2k3/asia7.html

Surat Pengakuan ‘Nur Din M Top’
http://www.detiknews.com/read/2009/07/29/150350/1173703/10/surat-pengakuan-nur-din-m-top-atas-tragedi-marriott-ritz-beredar

Daftar Belasan Eksekutif Puncak Korban Bom Marriot II: http://bisnis.vivanews.com/news/read/76581-daftar_eksekutif_puncak_korban_bom_marriott

TERORISME & STANDAR GANDA AMERIKA
http://www.youtube.com/watch?v=5KFsHif5Psw

Rabu, 22 September 2010

Cara re-install Windows Movie Maker

Rating:★★★★★
Category:Other
Tanya:
Saya pernah menghapus Windows Movie Maker, bagai mana cara menginstall ulangnya?


Jawab:
CATATAN: Anda harus log on sebagai Administrator atau member Grup Adminsitrator di windows untuk melakukan prosedur ini.

Klik Start, klik Run, kemudian ketikkan command berikut:
%systemroot%\inf
CATATAN: jangan ada spasi

Kemudian klik OK / tekan “Enter” pada keyboard, dan akan terbuka folder INF. Cari file moviemk.inf, kemudian klik kanan pada file tsb, dan pilih install, ini akan menginstall ulang file dimana akan muncul kotak dialog search.

Anda akan diminta meletakkan CD Rom windows XP ke drive untuk menginstall

Sabtu, 18 September 2010

Menghapus Windows Movie Maker dari Windows

Rating:★★★★★
Category:Other
Windows Movie Maker adalah perangkat lunak multimedia pengolah film. Windows Movie Maker merupakan salah satu applikasi besutan Microsoft yang diberikan secara cuma-cuma alias gratis. Meski barang gratisan, applikasi ini bisa digunakan untuk menciptakan sebuah film dengan sangat baik lho. Saking gratisnya, microsoft sampai-sampai selalu menyertakan applikasi ini di Sistem Operasi buatannya yaitu Windows.

Versi windows yang pertama kali menyertakan WIndows Movie Maker adalah windows ME, kemudian microsoft selalu menyertakan versi terupdate dari Windows Movie Maker di tiap Sistem Operasi Windows yang rilis, seperti Windows XP, Windows XP Media Center Edition 2005, dan Windows Vista.

Meski tergolong applikasi yang cukup berguna dan menyenangkan, terkadang banyak pengguna Windows yang enggan menggunakan Windows Movie Maker, entah karena alasan tidak butuh, kurang memuaskan, ataupun karena memang banyak applikasi lain diluar sana yang memiliki kemampuan ‘lebih’ dari Windows Movie Maker.

Nah, permasalahan muncul ketika kita ingin membuang applikasi ini dari Sistem Operasi Windows kita. Karena Windows Movie Maker tergolong dalam applikasi bawaan windows yang secara default juga terinstall secara otomatis berbarengan dengan instalasi windows, dan parahnya windows juga tidak memberikan pilihan bagi anda untuk dapat meng-uninstall applikasi tersebut lewat windows add-remove windows component-nya, maka anda harus mencari cara sendiri untuk menghapus applikasi tersebut dari windows anda.

Tapi, jangan khawatir…ada cara mudah untuk membuang applikasi tersebut biila memang applikasi tersebut tidak berguna bagi anda. Ikuti langkah-langkah dibawah :

  1. Unduh/Download file batch DOS yang sudah saya sediakan disini. (klik disini untuk unduh)
  2. simpan file tersebut ditempat yang mudah dijangkau di dalam drive PC anda.
  3. Restart windows, kemudian masuk windows dalam keadaan safe mode.
  4. Setelah masuk di windows safe mode, jalankan file batch removemoviemaker.bat yang tadi anda simpan.
  5. Pada saat program sedang berjalan, anda akan ditanya apakah ingin menghapus file-file yang dimaksud atau tidak (are you sure (Y/N)?), maka silahkan anda ketikkan Y.
  6. Selesai. Windows Movie Maker sudah berhasil dihapus dari sistem windows anda, sekarang silahkan restart sistem anda dan masuk windows dalam keadaan normal.
ngopas dari:
http://www.harismedia.com/software/menghapus-windows-movie-maker-dari-windows/

Rabu, 15 September 2010

Fundamentalisme ternyata bisa bersemayam di kepala orang-orang yang mengaku Liberal

Curhat dari seorang Sandrina Malakiano

Dari Facebook-nya Sandrina Malakiano Fatah*

Bagaimana mungkin mereka tak faham bahwa berjilbab adalah hak yang dimiliki oleh setiap perempuan yang memutuskan memakainya? Bagaimana mereka tak mengerti bahwa jika sebuah stasiun TV membolehkan perempuan berpakaian minim untuk tampil atas alasan hak asasi, mereka juga semestinya membolehkan seorang perempuan berjilbab untuk memperoleh hak setara? Bagaimana mungkin mereka memiliki pikiran bahwa dengan kepala yang ditutupi jilbab maka kecerdasan seorang perempuan langsung meredup dan otaknya mengkeret mengecil?

Bersama suami, saya kemudian menyimpulkan bahwa fundamentalisme "mungkin dalam bentuknya yang lebih berbahaya" ternyata bisa bersemayam di kepala orang-orang yang mengaku liberal.


Setiap kali sebuah musibah datang, maka sangat boleh jadi di belakangnya sesungguhnya menguntit berkah yang belum kelihatan. Saya sendiri yakin bahwa " sebagaimana Islam mengajarkan " di balik kebaikan boleh jadi tersembunyi keburukan dan di balik keburukan boleh jadi tersembunyi kebaikan.

Saya sendiri membuktikan itu dalam kaitan dengan keputusan memakai hijab sejak pulang berhaji di awal 2006. Segera setelah keputusan itu saya buat, sesuai dugaan, ujian pertama datang dari tempat saya bekerja, Metro TV.

Sekalipun tanpa dilandasi aturan tertulis, saya tidak diperkenankan untuk siaran karena berjilbab. Pimpinan Metro TV sebetulnya sudah mengijinkan saya siaran dengan jilbab asalkan di luar studio, setelah berbulan-bulan saya memperjuangkan izinnya. Tapi, mereka yang mengelola langsung beragam tayangan di Metro TV menghambat saya di tingkat yang lebih operasional. Akhirnya, setelah enam bulan saya berjuang, bernegosiasi, dan mengajak diskusi panjang sejumlah orang dalam jajaran pimpinan level atas dan tengah di Metro TV, saya merasa pintu memang sudah ditutup.

Sementara itu, sebagai penyiar utama saya mendapatkan gaji yang tinggi. Untuk menghindari fitnah sebagai orang yang makan gaji buta, akhirnya saya memutuskan untuk cuti di luar tanggungan selama proses negosiasi berlangsung. Maka, selama enam bulan saya tak memperoleh penghasilan, tapi dengan status yang tetap terikat pada institusi Metro TV.

Setelah berlama-lama dalam posisi yang tak jelas dan tak melihat ada sinar di ujung lorong yang gelap, akhirnya saya mengundurkan diri. Pengunduran diri ini adalah sebuah keputusan besar yang mesti saya buat. Saya amat mencintai pekerjaan saya sebagai reporter dan presenter berita serta kemudian sebagai anchor di televisi. Saya sudah menggeluti pekerjaan yang amat saya cintai ini sejak di TVRI Denpasar, ANTV, sebagai freelance untuk sejumlah jaringan TV internasional, TVRI Pusat, dan kemudian Metro TV selama 15 tahun, ketika saya kehilangan pekerjaan itu. Maka, ini adalah sebuah musibah besar bagi saya.

Tetapi, dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan memberi saya yang terbaik dan bahwa dunia tak selebar daun Metro TV, saya bergeming dengan keputusan itu. Saya yakin di balik musibah itu, saya akan mendapat berkah dari-Nya.

HIKMAH BERJILBAB

Benar saja. Sekitar satu tahun setelah saya mundur dari Metro TV, ibu saya terkena radang pankreas akut dan mesti dirawat intensif di rumah sakit. Saya tak bisa membayangkan, jika saja saya masih aktif di Metro TV, bagaimana mungkin saya bisa mendampingi Ibu selama 47 hari di rumah sakit hingga Allah memanggilnya pulang pada 28 Mei 2007 itu. Bagaimana mungkin saya bisa menemaninya selama 28 hari di ruang rawat inap biasa, menungguinya di luar ruang operasi besar serta dua hari di ruang ICU, dan kemudian 17 hari di ruang ICCU?

Hikmah lain yang saya sungguh syukuri adalah karena berjilbab saya mendapat kesempatan untuk mempelajari Islam secara lebih baik. Kesempatan ini datang antara lain melalui beragam acara bercorak keagamaan yang saya asuh di beberapa stasiun TV. Metro TV sendiri memberi saya kesempatan sebagai tenaga kontrak untuk menjadi host dalam acara pamer cakap (talkshow) selama bulan Ramadhan.

Karena itulah, saya beroleh kesempatan untuk menjadi teman dialog para profesor di acara Ensiklopedi Al Quran selama Ramadhan tahun lalu, misalnya. Saya pun mendapatkan banyak sekali pelajaran dan pemahaman baru tentang agama dan keberagamaan. Islam tampil makin atraktif, dalam bentuknya yang tak bisa saya bayangkan sebelumnya. Saya bertemu Islam yang hanif, membebaskan, toleran, memanusiakan manusia, mengagungkan
ibu dan kaum perempuan, penuh penghargaan terhadap kemajemukan, dan melindungi minoritas.

Saya sama sekali tak merasa bahwa saya sudah berislam secara baik dan mendalam. Tidak sama sekali. Berjilbab pun, perlu saya tegaskan, bukanlah sebuah proklamasi tentang kesempurnaan beragama atau tentang kesucian. Berjibab adalah upaya yang amat personal untuk memilih kenyamanan hidup.

Berjilbab adalah sebuah perangkat untuk memperbaiki diri tanpa perlu mempublikasikan segenap kebaikan itu pada orang lain. Berjilbab pada akhirnya adalah sebuah pilihan personal. Saya menghormati pilihan personal orang lain untuk tidak berjilbab atau bahkan untuk berpakaian seminim yang ia mau atas nama kenyamanan personal mereka. Tapi, karena sebab itu, wajar saja jika saya menuntut penghormatan serupa dari siapapun atas pilihan saya menggunakan jilbab.

Hikmah lainnya adalah saya menjadi tahu bahwa fundamentalisme bisa tumbuh di mana saja. Ia bisa tumbuh kuat di kalangan yang disebut puritan. Ia juga ternyata bisa berkembang di kalangan yang mengaku dirinya liberal dalam berislam.

Tak lama setelah berjilbab, di tengah proses bernegosiasi dengan Metro TV, saya menemani suami untuk bertemu dengan Profesor William Liddle " seseorang yang senantiasa kami perlakukan penuh hormat sebagai sahabat, mentor, bahkan kadang-kadang orang tua " di sebuah lembaga nirlaba. Di sana kami juga bertemu dengan sejumlah teman, yang dikenali publik sebagai tokoh-tokoh liberal dalam berislam.

Saya terkejut mendengar komentar-komentar mereka tentang keputusan saya berjilbab. Dengan nada sedikit melecehkan, mereka memberikan sejumlah komentar buruk, sambil seolah-olah membenarkan keputusan Metro TV untuk melarang saya siaran karena berjilbab. Salah satu komentar mereka yang masih lekat dalam ingatan saya adalah, Kamu tersesat. Semoga segera kembali ke jalan yang benar.

Saya sungguh terkejut karena sikap mereka bertentangan secara diametral dengan gagasan-gagasan yang konon mereka perjuangkan, yaitu pembebasan manusia dan penghargaan hak-hak dasar setiap orang di tengah kemajemukan.

Bagaimana mungkin mereka tak faham bahwa berjilbab adalah hak yang dimiliki oleh setiap perempuan yang memutuskan memakainya? Bagaimana mereka tak mengerti bahwa jika sebuah stasiun TV membolehkan perempuan berpakaian minim untuk tampil atas alasan hak asasi, mereka juga semestinya membolehkan seorang perempuan berjilbab untuk memperoleh hak setara? Bagaimana mungkin mereka memiliki pikiran bahwa dengan kepala yang ditutupi jilbab maka kecerdasan seorang perempuan langsung meredup dan otaknya mengkeret mengecil?

Bersama suami, saya kemudian menyimpulkan bahwa fundamentalisme "mungkin dalam bentuknya yang lebih berbahaya" ternyata bisa bersemayam di kepala orang-orang yang mengaku liberal. (informed.tk/JKU)


Jumat, 03 September 2010

Istana Tertua di Dunia Diubah Turki Jadi Museum Terbuka | Republika Online

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/09/03/133321-istana-tertua-di-dunia-diubah-turki-jadi-museum-terbuka


REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA--Satu istana berusia 5.000 tahun ditemukan di Turki Timur, istana tertua di dunia, akan menjadi museum udara terbuka pada Juni mendatang, kantor berita semi-pemerintah, Anatolia, melaporkan, Kamis. Istana yang ditemukan di bawah tanah di Aslantepe Tumulus, satu permukiman kuno di desa Orduzu, Provinsi Malatya, itu dibangun pada 3.300 Sebelum Masehi, dan pemugaran istana itu akan rampung pada tahun kini, kata Marcella Frangipane, dosen arkeologi Italia di Universitas La Spienza dan ketua tim penggalian di Aslantepe, kata Anatolia.

Menurut dia, museum itu akan memperlihatkan bagaimana negara purba di Aslantepe mulai dibangun dan bagaimana sistem negara dijalankan.Ia menjelaskan, tim penggalian berhasil menemukan plafon setiap ruang istana bersama atap untuk melindungi bangunan tersebut.

Bekas-bekas sebuah kuil, sebuah ruang pengadilan dan lorong-lorong ditemukan di dalam istana tersebut, sementara segel-segel ditemukan di sana yang menunjukkan keberadaan birokrasi pada saat itu, kata Frangipane.Peradaban tersebut berakhir dengan suatu kebakaran, namun bekas-bekas istana itu sangat penting untuk kemanusiaan, katanya.