Sabtu, 10 Desember 2011

ada mahasiswa bakar diri, org miskin keracunan krn terpaksa makan tiwul, biasa sajalah normal-normal, semoga semua tetap berlalu dan "zona nyaman" kita tak lagi terganggu

Sondang, Pelaku Bakar Diri Meninggal Dunia; Benarkah Indonesia Telah Menjadi Bangsa Bebal?

Sondang, Pelaku Bakar Diri Meninggal Dunia

Laporan Wartawan Tribunnews.com Andri Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nyawa pelaku bakar diri di depan Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (10/12/2011) berakhir sudah. Sondang Hutagalung menghembuskan napas terakhir sekitar pukul 17.45 Wib.

"Sudah meninggal 17.45. Korban masih di dalam," kata Direktur Utama RSCM Akmal Taher saat dihubungi wartawan di Jakarta, Sabtu (10/12/2011).

Ia mengatakan, pihak rumah sakit sempat memberi pertolongan jelang Sondang meninggal dunia. Walau sudah dibantu pernapasan selama 15 menit, nyawa Sondang tetap tak tertolong.

"Sempat ada bantuan pernafasan selama 15 menit," ungkapnya.

Sondang Hutagalung nekat membakar diri tepat di depan Istana Merdeka Jakarta, Rabu, 7 Desember 2011 lalu. Atas aksinya tersebut, Sondang terbaring di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dengan kondisi kritis. Ia adalah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung Karno, Jakarta angkatan 2007.

http://www.tribunnews.com/2011/12/10/sondang-pelaku-bakar-diri-meninggal-dunia


Apa Pesan yang Disampaikan dari Aksi Bakar Diri?

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi bunuh diri dengan membakar diri sendiri terjadi di depan Istana Merdeka Jakarta, kemarin sore.  Aksi ini mengundang perhatian publik karena dilakukan depan Istana Merdeka, yang merupakan simbol tertinggi pemerintahan negara republik Indonesia.

Beragam komentar pun muncul. Apalagi terlihat ada unsur kesengajaan dalam aksi bunuh diri.
Aksi bunuh diri semacam ini sangat tren di kalangan Biksu Tibet. Dari sejumlah penelusuran Tribunnews.com, umumnya aksi semacam ini dilakukan Biksu Tibet  dengan membakar dirinya sendiri untuk memprotes kebijakan politik  China.


Aksi semacam ini sudah menjadi ritual dari para Biksu Tibet. Paling mutakhir, adalah aksi para Biksu Tibet yang menyuarakan protes dengan rela membakar dirinya agar Dalai Lama bisa kembali ke Tibet.

Lalu bagaimana dengan aksi bakar diri seorang warga depan Istana Merdeka. Apakah pesan yang disampaikan yang bersangkutan juga sama dengan para biksu itu? Memprotes kebijakan politik penguasa?


Ketua DPP Partai Hanura Yuddy Chrisnandi menjelaskan aksi bakar diri didepan Istana Negara yang merupakan simbol kekuasaan tertinggi Pemerintah RI adalah refleksi frustrasi rakyat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang dinilai tidak membawa perubahan berarti bagi kehidupan rakyat.


"Aksi itu juga menunjukkan hilangnya rasa takut dan hormat kepada Kepala Negara dan aparat-aparatnya yg dianggap tidak berpihak pada penderitaan rakyat," kata Yuddy.

Dia mengatakan dalam keyakinan kalangan tertentu,membakar diri adalah peristiwa sakramen atau lazim disebut sacrifice.

"Itu sebuah pengorbanan tertinggi menyerahkan nyawa sebagai tumbal terjadinya perubahan yang lebih baik untuk menyelamatkan orang banyak," kata Yuddy.

Kata Yuddy, walaupun hanya dilakukan satu orang namun aksi membakar diri didepan Istana Negara mengundang simpati khalayak luas dan menumbuhkan solidaritas yang dapat kian membesar.


Benarkah Indonesia Telah Menjadi Bangsa Bebal
Kamis, 11 Agustus 2011 , 14:02:00 WIB

Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi

ILUSTRASI/IST

  

RMOL. Kerusuhan sosial di London, Inggris, dipicu oleh penembakan polisi yang menewaskan Mark Duggan.

Untuk ukuran Indonesia, penembakan dan peristiwa itu pasti dinilai sekedar sebuah peristiwa biasa saja. Dan mungkin juga persitiwa itu tidak akan pernah diliput televisi dan tidak akan menjadi pemicu protes massal.

Revolusi rakyat di Tunisia yang menjatuhkan Presiden Ben Ali dipicu oleh bakar diri tukang sayur bernama M Bouazizi. Bouazizi membakar dirinya sendiri gara-gara jualan sayurnya digerebek polisi Tunisia.

Untuk ukuran Indonesia, sebuah peristiwa seperti yang menimpa Bouazizi, adalah menu sehari-hari yang harus dihadapi pedagang kaki lima. Persitiwa ini juga tak lagi memicu sebuah revolusi.

"Ini jadi bukti betapa hinanya rakyat Indonesia di mata Penguasa dan kebalnya kesadaran serta empati masyarakat atas derita sesamanya. Peristiwa sedramatis dan setragis apapun yang terjadi di negara ini cuma jadi bacaan dan tontonan," kata Koordinator Gerakan Diskusi 77/78, M Hatta Taliwang, kepada Rakyat Merdeka Online (Kamis, 11/8).

Kata Hatta, publik memang tersentuh bila melihat perderitaan sesamanya. Namun cuma tersentuh sesaat, lalu dilupakan dan menunggu bacaan atau tontonan yang lebih seru lagi berikutnya.

Padahal peristiwa memilukan terus mendera negeri ini. Sebut saja misalnya, enam anak pasangan Jamhamid dan Siti Sunayah di Jepara yang  tewas karena sarapan tiwul.  Atau kisah tragis bunuh diri yang terus meningkat dalam setahun terakhir ini. Di Jakarta ada 174 yang bunuh diri, di Pacitan ada 16 orang yang bunuh diri, di Sragen ada 19 yang bunuh diri, di Wonogiri ada 22 orang yang bunuh diri.

"Bukankah bunuh diri itu bentuk protes massal kepada pemerintah dan juga kepada sesama manusia? Bahkan sekaligus kepada Tuhan?? Benarkah kita telah jadi bangsa bebal panca inderanya dan kebal nurani?" tanya Hatta. [yan]

Jumat, 09 Desember 2011

Kelompok Freemason dan Gagasan Pluralisme Agama (1)

Rating:
Category:Other
Oleh, Adnin Armas M.A
Faham bahwa pada intinya semua agama sama tidak terlepas dari pengaruh Freemason. Awalnya bermula ketika pengikut Freemason membentuk gerakan The Theosophical Society. Dalam perkembangannya, The Theosophical Society ikut menyumbang bagi terwujudnya hikmah abadi (Sophia perennis). Pemikiran para tokoh Sophia perennis seperti Rene Guénon dan Frithjof Schuon tidak terlepas dari ajaran dalam Freemason.
Freemason dan Teosofi
Freemason adalah sistem moral khusus, ditutupi dengan kiasan serta diilustrasikandengan simbol-simbol.[1] Para sejarawan dari kalangan Freemason berpendapat paling tidak terdapat 3 teori yang menjelaskan sebab-musabab munculnya Freemason. Pertama, Freemason muncul sangat lama sekali seiring dengan klaim ritual Freemason itu sendiri,yaitu ketika Raja Salomo mendirikan Bait Suci dan Freemason sampai kepada kita sehingga kini sekalipun mekanismenya tidak diketahui. Kedua, Freemason adalah hasil dari karya para pembuat bangunan pada zaman pertengahan. Ketiga, ritual Freemason berasal dari Laskar Kristus yang menjaga Bait Suci Salomo (King Solomon’s Temple) atau dikenal juga sebagai Ksatria Bait Suci (Knight Templar).[2]
Freemason telah tersebar di benua Eropa. Salah satu fakta awal yang tertulismenunjukkan bahwa cabang Freemason telah ada di Inggris pada tahun 1641. Robert Moray, salah seorang keluarga raja (Royal family), telah masuk menjadi anggotaFreemason di Edinburgh pada tanggal 20 Mei 1641. Selain itu, Elias Ashmole, masihdalam lingkungan keluarga Raja Inggris, menulis dalam buku diarinya bahwa ia telahmenjadi anggota Freemason di Lancashsire, pada tanggal 16 Oktober 1646.[3]
Babak baru perkembangan Freemason adalah pada tanggal 24 Juni 1717.Sebabnya, pada tanggal tersebut Freemason telah menjadi organisasi Nasional dengan didirikannya Grand Lodge of England, yang merupakan gabungan dari 4 cabang Freemason. Para pengikut Freemason dalam Grand Lodge of England akan mengikuti agama yang semua manusia setuju… yaitu, menjadi Manusia yang Baik dan Benar (Religion is which all men agree… that is, to be Good Men and True).
Dengan terbentuknya Grand Lodge of England, gerakan Freemason semakin merebak sehinggaberkembang melintasi benua Eropa sehingga ke benua Amerika. George Washington, yang menjadi President pertama Amerika Serikat pada tanggal 30 April 1789 adalah seorang anggota Freemason. Selain itu, para penanda tangan Deklarasi KemerdekaanAmerika yang ditanda tangani pada tanggal 4 Juli 1778 oleh William Hoper, Benjamin Franklin, Matthew Thornton, William Whipple, John Hancock, Phillip Livinston danThomas Nelson, kesemua mereka adalah pengikut Freemason.
Setelah mengurai sejarah Freemason dengan sangat ringkas, ada baiknya kita melihat bagaimana pengikut Freemason ikut mempelopori terbentuknya paham yang menyamakan agama. George Felt, seorang Freemason Yahudi, pada tanggal 7 September 1875 memberikan kuliah tentang “The Lost Canon of Proportion of the Egyptians,” di apartment Helena Petrovena Blavatsky (1831-1891), seorang aristokrat Rusia yang meninggalkan suami dan kemewahan harta karena merantau ke pegunungan Tibet selama bertahun-tahun. George Felt memfokuskan materi kuliahnya kepada penafsiran mistist terhadap ajaran (tradisi) Mesir yang hilang. Salah seorang peserta yang mengikuti kuliah tersebut, Henry Steel Olcott, seorang pengikut Freemason di New York, mengusulkan supaya semua peserta (berjumlah 17 orang) yang telah mengikuti kuliah George Felt agar membentuk sebuah kelompok yang akan meneliti lebih mendalam lagi mengenai tradisi kuno.
Blavatsky, guru Olcott menyetujui proposal tersebut. Sotheran, seorang Freemason, mengusulkan nama The Theosophical Society (Masyarakat Teosofis) bagi kelompok tersebut. Akhirnya, pada tanggal 17 November, 1875 diadakan pertemuandengan 18 orang (termasuk George Felt) dan pada tanggal itu ditetapkan sebagai awal berdirinya The Theosophical Society.
Dalam pidato peresmiannya, kolonel Henry Steel Olcott (1832-1907), berharap kelompok tersebut akan membuat penelitian dalam perbandingan agama dan juga untuk menemukan “ancient wisdom,” khususnya dalam sumber sumber primer dari semua agama, buku-buku Hermes dan Veda (primeval sourceof all religions, the books of Hermes and the Vedas), dengan perkataan lain dalamFilsafat Abadi.[4]
Setelah kematian Olcott pada tahun 1907, posisi ketua dipegang oleh Annie Wood Besant (1847-1933). Besant, berasal dari Inggris, masuk menjadi anggota Theosophical Society pada tahun 1889 dan menjadi ketua gerakan tersebut dari tahun 1907 sampai akhir hidupnya (1933). Menurut Besant, teosofi ataupun agama universal (universal religion) dibangun atas 2 fondasi, yaitu Tuhan sebagaiimmanent sekaligus transendent dan solidaritas atau persaudaraan semua manusia. Sebuah doktrin keagamaan akan diuji dengan prinsip Semper, ubique et ab omnibus(Selalu, dimana saja dan dari semua).Besant juga merumuskan ajaran teosofis sebagai berikut:
(1) The unity of God (kesatuanTuhan). Ajaran mendasar dari teosofi sebagaimana semua gama adalah kebenaran agamauniversal.
(2) The Trinity of the manifested God (Inkarnasi Tuhan dalam Trinitas) Tuhantermanifestasikan sebagi Logos.
(3) The hierarchy of beings (tingkatan wujud).
(4) Universal brotherhood (persaudaraan universal), yang berbeda dengan konsep‘kesetaraan’ (equality) ataupun ‘demokrasi’ (democracy).
Besant menyatakan tujuan Masyarakat Teosofis adalah mengajarkan kepada pengikutnya bahwa agama-agama adalah ungkapan dari hikmah ilahi yang lahir dan berasal dari Zat yang satu. Oleh sebab itu, keragaman dan perbedaan dalam manifestasi lahiriah dan bentuk bukanlah inti dari ajaran agama. Semua agama memiliki keaslian dan kebenaran karena berasal dari Zat yang satu.[5]
Ringkasnya, sejak dibentuk oleh 18 orang anggota di New York, The Theosophical Society telah berkembang menjadi organisasi internasional. Pada tahun 1879, markasnya dipindahkan ke Bombay, India. Tiga tahun setelah itu (1882), markasnya sekali lagi dipindahkan ke Adyar, pinggiran Madras. Akhir abad 19, The Theosophical Society telah memiliki 500 cabang dalam 40 Negara di Asia dan Barat, termasuk cabang yang ada di Perancis, yang diikuti oleh Gérard Encausse (m. 1916) pada tahun 1887.[6](bersambung).
Catatan Kaki
[1] E. L. Hawkins, “Freemasonry,” dalam Encyclopaedia of Religion and Ethics, editor James Hastings, jilid6 (New York: Charles Scribner’s Sons), hlm. 120.
[2] Christopher Knight & Robert Lomas, The Hiram Key:Pharaohs, Freemasons and the Discovery of theSecret Scrolls of Jesus), hlm. 19-20.
[3] Francis A. Yates, The Rosicrucian Enlightenment
[4] Bruce F. Campbell, Ancient Wisdom Revived: A History of the Theosophical Movement (Berkeley:University of California Press,) hlm. 29. Selanjutnya diringkas Ancient Wisdom Revived.
[5] Annie Besant, “Theosophical Society,” dalam Encyclopaedia of Religion and Ethics, editor JamesHasting, Jilid 12, 300-02.
[6] Bruce F. Campbell, Ancient Wisdom Revived, hlm. 43.

sumber: http://networkedblogs.com/rkDwM?a=share&ref=nf

Senin, 17 Oktober 2011

Iwan fals - mata hati




Dalam ku sendiri
Coba mengerti
Perjalanan ini
Tak terasa disini

Aku disampingmu
Begitu pasti
Yang tak kumengerti
Masih saja terasa sepi

Matahari yang berangkat pulang
Tinggal jingga tersisa di jiwa
Bintang bintang menyimpan kenangan
Kita diam tak bisa bicara

Hanya mata
Hanya hati
Hanya kamu
Hanya aku

________________________

*lagu keren videonya keren (dapet dr youtube)

Masih saja terasa sepi

Sabtu, 24 September 2011

Wujud Empati bagi Warga Somalia, Restoran di Arab Denda Pelanggan yang Tak Habiskan Makanannya

http://id.berita.yahoo.com/wujud-empati-bagi-warga-somalia-restoran-di-arab-084958202.html

REPUBLIKA.CO.ID, Damam - Restoran di timur provinsi Damam, Arab Saudi memberikan hukuman denda kepada pelanggannya yang tak menghabiskan seluruh makanan di piring mereka. Hal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap kaum miskin di dunia.

Denda akan disalurkan untuk amal. Pelanggan tidak mempermasalahkan dengan adanya denda ini. "Selama itu untuk amal saya tidak mempermasalahkan gagasan itu," kata seorang pria setelah mengunjungi restoran.

Ia justru berharap seluruh restoran di propinsi ini akan mengikutinya. Pelanggan lain mengaku terkejut dengan kebijakan ini, tapi menurutnya ini adalah sebuah langkah yang cukup bagus untuk mendorong orang lain berbuat baik.

"Ada negara-negara lain yang menderita kelaparan seperti Somalia,dan saya menemukan ide baru ini membantu untuk mendorong kesadaran ekonomi dan sosial, dan untuk mengajar orang untuk mengkonsumsi jumlah makanan yang tepat, ditambah, itu ramah lingkungan”, kata seorang pria Saudi menyuarakan keprihatinan dengan berbagai macam kasus kelaparan yang terjadi di tingkat global.

Menurut sebuah laporan pemerintah Inggris, sebanyak 30 persen makanan di seluruh dunia mungkin akan hilang atau terbuang, sementara perkiraan lain telah menyebutkan angka di sekitar 50 persen makanan yang hilang karena tak habis dimakan.

Selasa, 20 September 2011

Kebodohan adalah Kekuatan : Dunia Orwellian Pasca 11 September

“Sampai di mana batas kebodohan kita, sampai di situlah wilayah kekuatan imperium. Untuk melawan kekuatan imperium sama artinya kita harus melawan kebodohan kita sendiri.”

 

------------------------------------------------ 

 

Novel fiksi-politik “1984” karya George Orwell (terbit tahun 1949) mengisahkan secara dramatis dunia masa depan yang mengerikan. Dunia itu dihuni manusia yang menjadi budak salah satu dari tiga negara adidaya, masing-masing dipimpin secara otoriter oleh sebuah partai tunggal, yang berperang satu sama lain. Setiap negara memiliki sistem tersendiri untuk membodohi rakyatnya lewat media yang dimanipulasi. Pikiran dikendalikan, perilaku diawasi semata-mata demi membenarkan tindakan tirannya yang hanya mementingkan kekuasaan dibanding rakyatnya. Inilah dunia Orwellian (mengambil nama sang pengarang).

 

NIC (National Intelligence Council) pada tahun 2004 mencatumkan dunia Orwellian sebagai salah satu skenario masa depan di samping tiga skenario lain : Kebangkitan China-India, Pax Americana (Amerika berlanjut menjadi penguasa dunia) dan Khilafah Islam. Namun seolah-olah kita sudah mendapat gambaran yang mendekati kepastian bahwasanya dunia Orwellian itu tidak lain adalah Pax Americana sendiri. Amerika Serikat adalah imperium yang mengklaim membawa demokrasi namun mendukung rezim-rezim diktator. Ia lalu membodohi rakyat dunia lewat sistem global yang seolah ramah : Bank Dunia, PBB, WHO, IMF, UNICEF. Pembodohan selanjutnya dilakukan lewat media massa untuk membenarkan kepongahannya.

 

Noam Chomsky dalam bukunya,"Maling Teriak Maling : Amerika Sang Teroris" (terjemahan) memperkenalkan sebuah istilah untuk memudahkan kita menamai sistem pembodohan itu, “newspeak”. Newspeak adalah sistem penjungkirbalikan istilah. Setiap istilah dapat dikosongkan makna aslinya untuk diberi makna baru, selanjutnya ia dipropagandakan lewat media massa, buku, serangkaian seminar, konferesi dan karya ilmiah. Ketika istilah tersebut sampai di telinga atau mata kita, pikiran kita akan secara otomatis memaknainya dengan makna baru, karena ketika kita bersikukuh dengan makna lama (asli), tiba-tiba saja pikiran kita akan merasa aneh, janggal, terasing dan kriminal.

 

Sebagai contoh, bayangkan kata “terorisme” dalam pikiran Anda, lalu apa yang terbayang? Mengapa muslim, mengapa Imam Samudera, Osama, Al-Qaeda? Tidakkah Anda berpikir tentang Khmer Merah? Atau militer yang mengkudeta presiden Chili terpilih (demokratis) Savador Allende pada 11 September 1973? Masukkan nama “Abu Bakar Ba’asyir” dalam pikiran Anda. Apa yang terpikir? File apa yang muncul? Ya, dialah sang pemimpin Jamaah Islamiyah, pimpinan cabang Al-Qaeda Indonesia yang mengomando aksi-aksi pengeboman dari balik jeruji. Entri-lah kata “Syariat Islam” atau “Khilafah”, lalu muncullah dunia Wahabian yang kolot, kejam, pengekangan perempuan dan seterusnya. Newspeak juga berlaku untuk istilah-istilah lain seperti militan, kebebasan, mutual-respect, radikalisme dsb. Mengapa kita tidak berpikir makna yang lain? Barangkali saja kita berpikir makna yang lain, namun segera kita merasa terasing, aneh, dan membangkang.

 

Seperti itulah Amerika mengendalikan pikiran rakyat dunia agar satu arus dengan ideologinya. Chomsky menyebutnya “the American Ideological System”. Pikiran adalah hal pertama yang mesti dikendalikan oleh Amerika untuk menyukseskan perang melawan musuh baru. Itulah sebabnya konon pasca serangan 11 September 2001, pagi-pagi George W. Bush menyerukan untuk melarang peredaran buku Kitab Tauhid karangan Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab, serupa dengan mantan wakil presiden Indonesia di periode yang lalu yang menyerukan melarang semua buku karya Sayid Quthb. Buku adalah pembentuk pikiran yang juga mesti dikendalikan (oleh Amerika). Selanjutnya pikiran dikendalikan lewat media elektronik, dari CNN hingga TVOne, perhatikan bagaimana istilah-istilah di atas masuk ke dalam pikiran kita dengan makna baru, membentuk pikiran kita agar sesuai dengan ideologi mereka.

 

Ketika pikiran manusia dicekoki istilah-istilah lama dengan makna baru lalu terbodohi dengannya, barangkali inilah yang dinamakan jahiliyah (kebodohan) yang serupa dengan jahiliyahnya Mekkah pra-Islam. Jahiliyah bukan tidak bisa calistung, melainkan bodoh dari makna yang hakiki. Maka Muhammad SAW, segera setelah dilantik menjadi Nabi, berupaya meredefinisi istilah-istilah, dimulai dari pengertian istilah “Tuhan” (rabb, ilah). (Atas dasar ini juga Syed Naquib al-Attas, intelektual Malaysia kelahiran Indonesia, membangun “Islamisasi Ilmu Pengetahuan”. Ia melakukan pemaknaan kembali (Islamisasi) terhadap istilah-istilah yang sudah di-Barat-kan. Dimulai dari istilah “ilmu”).

 

Kebodohan rakyat dunia seperti ini menjadi penopang utama imperium Amerika. Kebodohan ini memberikan kekuatan pada Amerika untuk mengobarkan perang Afghan dan Irak, karena rakyat dunia secara “terpaksa tidak sadar” membenarkan rasionalisasi tindakan itu. kebodohan ini memberi kekuatan pada Amerika mengintervensi madrasah untuk menghapus materi jihad dari kurikulum, karena rakyat dunia mengamini kata jihad yang dalam kamus Newspeak (Newspeak Dictionary) berarti terorisme. Kebodohan rakyat dunia membuat hadirin memberi applause pada pidato Obama di Kairo yang berbusa tentang “muttual respect” antara Barat dan Islam, pada saat yang sama anak buahnya sedang menjatuhkan bom di Pakistan!

 

Hampir tiga dekade lalu, novel Orwell itu seolah menyodorkan satire untuk perilaku Amerika itu ketika menyebutkan slogan Partai Ing-Soc di negara Oceania yang Orwellian itu : "KEBODOHAN ADALAH KEKUATAN" (IGNORANCE IS STRENGTH).

 

Ya, kebodohan kita adalah kekuatan imperium. Sampai di mana batas kebodohan kita, sampai di situlah wilayah kekuatan imperium. Untuk melawan kekuatan imperium sama artinya kita harus melawan kebodohan kita sendiri. Kebodohan akan agama kita, kebodohan akan makar musuh Islam. “1984” menampilkan tokoh resistensi bernama “Emmanuel  Goldstein” yang melawan arus newspeak dengan akal sehatnya, walaupun ia mesti dinihilkan oleh rezim Ing-Soc lalu menjadi korban “newspeak” pula : kriminal yang harus dibenci, dicaci dan dicerca. Persis begitu orang-orang terasing (ghuraba) masa kini, untuk melawan kebodohan (jahiliyah) mestilah menjadi korban newspeak : distigma sebagai radikalis-fundamentalis, musuh seluruh dunia. Rasulullah SAW bersabda,

 

بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

“Awal kedatangan Islam sebagai sesuatu yang asing dan ia akan kembali (menjadi) asing sebagaimana awalnya, maka kebahagiaan bagi orang-orang yang asing” (HR Muslim)

 

Islam menjadi terasing ketika melawan arus ideologi newspeak. Akan tetapi justru itulah tugas kita. Di masa ketika dunia dikendalikan oleh kekuatan imperium hingga ke pikiran, langkah pertama untuk melawan adalah dalam pikiran itu sendiri, revolusi pemikiran. Dari pikiran kita melawan kebodohan, ke alam nyata kita melawan kekuatan.[]

 

Penulis :

Reza Ageung S.
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah
Balikpapan

sumber: muslimdaily.net

Rabu, 23 Maret 2011

Berhala Modern Itu Bernama Nasionalisme

Rating:★★★★★
Category:Other

Oleh Ust. Ihsan Tandjung

Ada sebuah ayat di dalam Al-Qur’an yang mengisyaratkan bahwa suatu masyarakat sengaja menjadikan ”berhala” tertentu sebagai perekat hubungan antara satu individu dengan individu lainnya. Sedemikian rupa ”berhala” itu diagungkan sehingga para anggota masyarakat yang ”menyembahnya” merasakan tumbuhnya semacam ”kasih-sayang” di antara mereka satu sama lain.  Suatu bentuk kasih-sayang yang bersifat artifisial dan temporer. Ia bukan kasih-sayang yang sejati apalagi abadi. Gambaran mengenai berhala pencipta kasih-sayang palsu ini dijelaskan berkenaan dengan kisah Nabiyullah Ibrahim ’alaihis-salam.

 

وَقَالَ إِنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا مَوَدَّةَ بَيْنِكُمْ

فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ

بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَاصِرِينَ

“Dan berkata Ibrahim ’alaihis-salam: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu melaknati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagimu para penolongpun.” (QS Al-Ankabut ayat 25)

 

 

"Berhala-berhala" di zaman dahulu adalah berupa patung-patung yang disembah dan dijadikan sebab bersatunya mereka yang sama2 menyembah berhala patung itu padahal berhala itu merupakan produk bikinan manusia. Di zaman modern sekarang "berhala" bisa berupa aneka isme/ ideologi/ falsafah/ jalan hidup/ way of life/ sistem hidup/ pandangan hidup produk bikinan manusia. Manusia  di zaman skrg  juga "menyembah" berhala-berhala modern tersebut dan mereka menjadikannya sebagai "pemersatu" di antara aneka individu dan kelompok di dalam masyarakat. Berhala modern itu menciptakan semacam persatuan dan kasih-sayang yang berlaku sebatas  kehidupan mereka di dunia saja. Berhala modern itu bisa memiliki nama yang beraneka-ragam. Tapi apapun namanya, satu hal yang pasti bahwa ia semua merupakan produk fikiran terbatas manusia. Ia bisa bernama Komunisme, Sosialisme, Kapitalisme, Liberalisme, Nasionalisme atau apapun selain itu.

 

Semenjak runtuhnya tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara ummat Islam 85 tahun yang lalu bangsa-bangsa Muslim di segenap penjuru dunia mulai menjalani kehidupan sosialberlandaskan sebuah faham yang sesungguhnya asing bagi mereka. Faham itu bernama Nasionalisme. Ketika Khilafah Islamiyyah masih tegak dan menaungi kehidupan sosial ummat, mereka menghayati bahwa hanya aqidah Islam Laa ilaha illa Allah sajalah yang mempersatukan mereka satu sama lain. Hanya aqidah inilah yang menyebabkan meleburnya sahabat Abu Bakar yang Arab dengan Salman yang berasal dari Persia dengan Bilal yang orang Ethiopia dengan Shuhaib yang berasal dari bangsa Romawi.  Mereka menjalin al-ukhuwwah wal mahabbah (persaudaraan dan kasih sayang) yang menembus batas-batas suku, bangsa, warna kulit, asal tanah-air dan bahasa. Dan yang lebih penting lagi bahwa ikatan persatuan dan kesatuan yang mereka jalin menembus batas dimensi waktu sehingga tidak hanya berlaku selagi mereka masih di dunia semata, melainkan jauh sampai kehidupan di akhirat kelak. Mengapa? Karena ikatan mereka berlandaskan perlombaan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Hidup lagi Maha Abadi.

 

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

 

”Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS Az-Zukhruf ayat 67)

 

Orang-orang beriman tidak ingin menjalin pertemanan yang sebatas akrab di dunia namun di akhirat kemudian menjadi musuh satu sama lain. Oleh karenanya, mereka tidak akan pernah mau mengorbankan aqidahnya yang mereka yakini akan menimbulkan kasih-sayang hakiki dan abadi. Sesaatpun mereka tidak akan mau menggadaikan aqidahnya dengan faham atau ideologi selainnya. Sebab aqidah Islam merupakan pemersatu yang datang dan dijamin oleh Penciptanya pasti akan mewujudkan kehidupan berjamaah sejati dan tidak bakal mengantarkan kepada perpecahan dan bercerai-berainya jamaah tersebut.

 

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

 

”Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dalam jamaah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS Ali Imran ayat 103)

 

Sewaktu ummat Islam hidup di bawah naungan Syariat Allah dalam tatanan Khilafah Islamiyyah mereka tidak mengenal bentuk ikatan kehidupan sosial selain Al-Islam. Mereka tidak pernah membangga-banggakan perbedaan suku dan bangsa satu sama lain. Betapapun realitas suku dan bangsa memang tetap wujud, tetapi ia tidak pernah mengalahkan kuatnya ikatan aqidah di dalam masyarakat. Sedangkan setelah masing-masing negeri kaum muslimin mengikuti jejak langkah Republik Turki Modern Sekuler, maka mulailah mereka mengekor kepada dunia barat yang hidup dengan membanggakan Nasionalisme masing-masing bangsa. Padahal bangsa-bangsa Barat tidak pernah benar-benar berhasil membangun soliditas sosial melalui man-made ideology tersebut. Akhirnya bangsa-bangsa Muslim mulai sibuk mencari-cari identitas Nasionalisme-nya masing-masing. Mulailah orang Indonesia lebih bangga dengan ke-Indonesiaannya daripada ke-Islamannya. Bangsa Mesir bangga dengan ke-Mesirannya. Bangsa Saudi bangga dengan ke-Saudiannya. Bangsa Turki bangga dengan ke-Turkiannya. Lalu perlahan tapi pasti kebanggaan akan Islam sebagai perekat hakiki dan abadi kian tahun kian meluntur.

 

Sehingga di dalam kitab Fi Zhilalil Qur’an Asy-Syahid Sayyid Qutb rahimahullah menulis komentar mengenai surah Al-Ankabut ayat 25 di atas sebagai berikut:

 

Ia (Ibrahim) ’alaihis-salam berkata kepada mereka (kaumnya), “Kalian menjadikan berhala-berhala sebagai sesembahan selain Allah, yang kalian lakukan bukan karena kalian mempercayai dan meyakini berhaknya berhala-berhala itu untuk disembah. Namun, itu kalian lakukan karena basa-basi kalian satu sama lain, dan karena keinginan untuk menjaga hubungan baik kalian satu sama lain, untuk menyembah berhala ini. Sehingga, seorang teman tak ingin meninggalkan sesembahan temannya (ketika kebenaran tampak baginya) semata karena untuk menjaga hubungan baik di antara mereka, dengan mengorbankan kebenaran dan akidah!”

 

Hal ini terjadi di tengah masyarakat yang tak menjadikan akidah dengan serius. Sehingga, mereka saling berusaha menyenangkan temannya dengan mengorbankan akidahnya, dan melihat masalah akidah itu sebagai sesuatu yang lebih rendah dibandingkan jika ia harus kehilangan teman! Ini adalah keseriusan yang benar-benar serius. Keseriusan yang tak menerima peremehan, santai, atau basa-basi.

 

Kemudian Ibrahim’alaihis-salam menyingkapkan kepada mereka lembaran mereka di akhirat. Hubungan sesama teman yang mereka amat takut jika terganggu karena akidah, dan yang membuat mereka terpaksa menyembah berhala karena untuk menjaga hubungan itu, ternyata di akhirat menjadi permusuhan, saling kecam, dan perpecahan.

 

”...Kemudian di hari Kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain)....”

 

Hari ketika para pengikut mengingkari orang-orang yang diikutinya, orang-orang yang dibeking mengkafirkan orang-orang yang membekingnya, setiap kelompok menuduh temannya sebagai pihak yang menyesatkannya, dan setiap orang yang sesat melaknat teman yang menyesatkannya!

 

Kemudian kekafiran dan saling melaknat itu tak bermanfaat sama sekali, serta tak dapat menghalangi azab bagi siapapun.

”...Dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagimu para penolong pun.”

 

Mereka (kaumnya Nabi Ibrahim ’alaihis-salam) pernah menggunakan api untuk membakar Ibrahim ’alaihis-salam, tapi Allah kemudian membela dan menyelamatkan Ibrahim ’alaihis-salam dari api itu. Sementara mereka tak ada yang dapat menolong mereka dan tak ada keselamatan bagi mereka!

 

Saudaraku, marilah kita tinggalkan segala bentuk “berhala modern” yang sadar ataupun tidak selama ini kita “sembah”. Kita jadikan faham selain Islam sebagai sebuah perekat antara satu sama lain, padahal persatuan dan kasih-sayang yang dihasilkannya hanya bersifat fatamorgana.  Marilah hanya AL-ISLAM  yang kita jadikan "faktor pemersatu" yang pasti terjamin akan mempersatukan kita di dunia dan di akhirat.  Al-Islam bukan produk manusia melainkan produk Allah Yg Maha Tahu dan Maha Sempurna pengetahuannya.

 

Sedemikian hebatnya pengaruh Nasionalisme sehingga sebagian orang yang mengaku berjuang untuk kepentingan ummat-pun takluk di bawah ideologi buatan manusia yang satu ini. Betapa ironisnya perjuangan para politisi Islam tatkala mereka rela untuk menunjukkan inkonsistensi-nya di hadapan seluruh ummat demi meraih penerimaan dari fihak lain yang jelas-jelas mengusung Nasionalisme. Seolah kelompok yang mengusung ideologi Islam harus siap mengorbankan apapun demi mendapatkan keridhaan kelompok yang mengusung Nasionalisme. Seolah memelihara persatuan dan soliditas berlandaskan Nasionalisme jauh lebih penting dan utama daripada mewujudkan al-ukhuwwah wal mahabbah (persaudaraan dan kasih sayang) berlandaskan aqidah Islam.

 

Sedemikian dalamnya faham Nasionalisme telah merasuk ke dalam hati sebagian orang yang mengaku memperjuangkan aspirasi politik Islam sehingga rela mengatakan bahwa ”Isyu penegakkan Syariat Islam merupakan isyu yang sudah usang dan tidak relevan.” Tidakkah para politisi ini menyadari bahwa ucapan mereka seperti ini bisa menyebabkan rontoknya eksistensi Syahadatain di dalam dirinya? Dengan kata lain ucapannya telah mengundang virus ke-murtad-an kepada si pengucapnya. Wa na’udzubillahi min dzaalika.

 

Sebagian orang berdalih bahwa jika kita mengusung syiar ”Penegakkan Syariat Islam”  lalu  bagaimana dengan nasib orang-orang di luar Islam? Saudaraku, disinilah tugas kita orang-orang beriman untuk mempromosikan Islam sebagai "faktor pemersatu" yg bersifat Rahmatan lil 'aalamiin. Tidakkah terasa aneh bila "mereka" bisa dan boleh dibiarkan mendikte aneka isme/ ideologi/ falsafah/ jalan hidup/ way of life/ sistem hidup/ pandangan hidup produk bikinan manusia kepada kita umat Islam, sedangkan kita umat Islam tidak mampu –bahkan kadang tidak mau- mempromosikan (baca: berda'wah) menyebarluaskan ajaran Allah kepada "mereka"? Wallahua'lam.-

 

وَلَا تُؤْمِنُوا إِلَّا لِمَنْ تَبِعَ دِينَكُمْ قُلْ إِنَّ الْهُدَى هُدَى اللَّهِ

أَنْ يُؤْتَى أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُوتِيتُمْ أَوْ يُحَاجُّوكُمْ عِنْدَ رَبِّكُمْ

 

”Dan Janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu". (QS Ali Imran ayat 73)

Selasa, 01 Maret 2011

Ahmad Dhani & Laskar Cintanya ngeroyok orang :D

http://id.omg.yahoo.com/news/ahmad-dhani-dilaporkan-ke-polda-metro-khjx-0000357050.html
Musisi yg getol bicara CINTA, TOLERANSI & PLURALISME di banyak lagunya ternyata juga tdk mau kompromi thd sesuatu yg dia anggap sbg "PRINSIP"? Tapi kok cuma utk belain cewek? Keroyokan pula


SARKASTIK MODE: ON

Kau bisa katakan apapun ttg Agama dan Tuhanku, asal jgn kau singgung aku dan wanitaku.. Gile aje lo, gw orgnya kan toleran dan pluralis.... (LASKAR_CINTA.com) 



INI BERITANYA: :)

Buntut dari kasus penganiayaan yang dilakukan oleh bos Republik Cinta Manajemen (RCM), Ahmad Dhani membuat yang bersangkutan dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Wartawan Global TV, Novyandi Kurniawan melaporkan mantan istri Maia itu, Senin (28/02/2011).

"Betul, ada wartawan Global TV, Novyandi Kurniawan yang melaporkan Ahmad Dhani ke Polda Metro Jaya tadi malam. Kita sudah terima laporannya," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Baharudin Djafar saat dihubungi wartawan, Selasa (01/03).

Dijelaskan oleh Baharudin jika pelaporan yang dilakukan oleh wartawan Global TV karena tindakan Dhani dan anak buahnya saat meliput di depan rumah Mulan Jameela di Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Senin (28/02) lalu.

Pelaporan yang dibuat wartawan Global TV itu dilakukan karena telah terjadi tindak pidana terhadap wartawan dalam melaksanakan tugasnya.

"Kita terima laporan. Selanjutnya perlu penelusuran dan penanganan dari visum, pengeroyokoan, baju sobek. Itu sebagai barang bukti. Nanti kita akan ada pemeriksaan. Sekarang kita merancang pemanggilan saksi rekan dari Global TV, seperti sopir, baru setelah itu Ahmad Dhani ," ujar Baharudin.

Seperti diketahui, dua wartawan Global TV, Syahri Yanni dan Novyandi Kurniawan mengalami kejadian tidak menyenangkan saat meliput di kediaman Dhani. Mereka bermaksud meminta konfirmasi mengenai kabar kehamilan Mulan Jameela. (kpl/adt/dar)


Ummi Icun: “Pertolongan Itu Datang Pada Saat Yang Tepat”

‘Aisyah Baraja biasa dipanggil Ummi Icun, mukminah kelahiran Solo, 15 Juni 1947, selalu berpenampilan tenang. Dalam usianya yang sudah senja, 64 tahun, wajahnya terlihat lebih muda dari usianya. Tidak tergambar sedikitpun, beratnya perjalanan hidup yang telah dilalui. Padahal, sudah lebih dari 40 tahun (rentang waktu yang cukup panjang) ummi mendampingi Ustad Abu Bakar Ba’asyir. Seorang ulama kharismatik yang istiqomah memperjuangkan tegaknya syari’ah Islam di Indonesia.  Karena gigihnya beliau berjuang, lewat dakwah tauhid yang disampaikan  “apa adanya” (sesuai Al Qur’an dan As Sunnah) membuat Amerika beserta antek-anteknya  geram. Mereka selalu berusaha menjauhkan ustad dari umat Islam khususnya di Indonesia. Beberapa kali ustad Abu dijebloskan kedalam penjara. Mulai  zaman Orde Baru hingga Orde “Reformasi”.

Bagaimanakah suka duka ummi Icun mendampingi sang suami tercinta (ustad Abu Bakar Ba’asyir ) mulai dari Gading, Solo, hingga hijrah ke negri jiran Malaysia dan kembali lagi ke Solo?
Berikut petikan wawancara kami bersama beliau semoga dapat diambil hikmahnya.

JMC : Assalamu’alaikum ummi, apa kabar?

Ummi Icun: Wa’alaikumsalam, alhamdulillah baik…

JMC : Bolehkah kami tahu, bagaimana suka duka perjalanan ummi selama mendampingi ustad Abu?

Ummi Icun :  Bismillahirrahmanirrahiim, Alhamdulillah saya sudah mendampingi ustad selama 40 tahun. Saya  menikah tahun 1970 (terhenti sesaat … tersirat keharuan yang dalam, bening butiran air mata menggenang dikedua pelupuk matanya. Sesaat ummi memutar  mundur episode perjalanan hidup beliau), tepatnya bulan Januari 1970. Ya Alloh … Alloh yang telah menjodohkan saya dengan ustad Abu… Sayapun ingin, memiliki suami yang dapat membimbing saya, dan ternyata telah dikabulkan oleh Alloh (dengan penuh haru, kalimat-kalimat itu diucapkan ). Selama perjalan pernikahan kami, alhamdulillah tahun 1972 lahir anak  pertama di Gading Solo, Pondok Al Mukmin yang pertama, masih sekolah diniyah . Seorang bayi perempuan yang kami beri nama Zulfa. Kehidupan seorang guru adalah kehidupan penuh kesederhanaan. Tapi Alhamdulillah saya bersyukur tidak pernah hari-hari yang tidak makan. Ustad Abu, Alhamdulillah orangnya sangat baik, dengan isteri, dengan orang tua, dengan anak-anak beliau orangnya lembut. Selama ini saya tidak pernah dimarah ustad Abu. Kecuali kalau ada hal prinsip yang saya keliru, beliau mengingatkan. Beliaupun tidak pernah berlaku kasar, sehingga hati saya tenang. Walaupun beliau jarang dirumah, tapi ketika dirumah waktu yang tersedia benar-benar dimanfa’atkan.  Dan beliau sangat mengayomi. Tahun 1974 lahir anak kami yang kedua Rosyid Ridho. Tahun 1975 kami pindah dari Ngading ke Ngruki.Dan Pondok Al Mukmin sudah berdiri disana, walaupun masih sederhana. Terdiri 1 bangunan untuk sekolah dan asrama. Masjid juga sudah ada, tapi masih kecil. Kemudian pada tahun 1977 lahirlah Abdurrohim. Saat Abdurrohim berusia 11 bulan, kami mulai menghadapi fitnah dan ujian. Di zaman Orde Baru Ustad Abu dituduh terlibat Komando Jihad. Pondok sempat digerebek, karena dicurigai menyimpan senjata. Padahal setelah dicari tidak ditemukan senjata apapun. Tahun 1978 ustad Abu ditangkap di Semarang. Mulailah ustad dipenjara oleh Laksusda. Dua pekan menjalani masa tahanan, ustad belum boleh ditengok. Tapi ummi tetap berusaha untuk dapat membesuk. Ustad Abu tidak sendiri ditangkap. Melainkan berdua dengan ustad Abdullah Sungkar rahimahullah. Akhirnya satu bulan kemudian ustad Abu boleh ditengok. Setelah beberapa bulan ditahan di penjara Laksusda, ustad dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Semarang. Saya menengok setiap 2 pekan sekali. Saat itu anak-anak masih kecil-kecil, Zulfa akan masuk Taman kanak-kanak, Rosyid belum sekolah dan Abdurrohim usia 11 bulan. Saya menjalani masa-masa itu dengan penuh kesabaran. Saat menengok kami lakukan bersama-sama.Ketika itu, untuk dapat berkunjung harus mendapat izin dari CPM di Candi dan itu jauh tempatnya. Kamipun harus menunggu berjam-jam sebelum mendapatkan satu lembar surat izin. Surat itu biasa kami dapat jam 12.00atau jam 13.00 siang.  Dari situ dengan kendaraan masih memerlukan waktu setengah jam untuk tiba di LP Semarang. Setelah ditahan selama 2 tahun di LP Semarang, ustad dipindahkan ke LP Pati ini lebih jauh lagi. Dari Solo, saya harus naik bis ke Semarang, lalu ke Kudus baru kemudian ke Pati. Hingga akan tiba kembali ke rumah, malam hari. Anak-anak dibawa secara bergantian. Untuk tuduhan diatas ustad menjalani hukuman 4 tahun penjara (setelah kasasi).

JMC : Mengapa ustad hijrah ke negri  jiran, dan kapan itu terjadi ?

Ummi Icun : Ustad hijrah, karena ingin menyelamatkan aqidah, waktu itu sedang gencar-gencarnya asas tunggal PancaSila. Dan itu diyakini sebagai sebuah kemusyrikan. Beliau pergi bersama ustad Abdullah Sungkar hafidzahullah, pada tahun 1985. Semula saya tidak tahu kemana beliau akan hijrah. Awal kepergian ustad, banyak petugas sering datang kerumah untuk menanyakan kemana ustad pergi. Yah, saya jawab tidak tahu karena saya memang tidak tahu. Terkadang saya  dipanggil ke Kodim. Saya bersyukur selalu diantar orang tua. Dan Allah SWT selalu memberi kekuatan dan keberanian kepada saya untuk menghadapi interogasi. Saya bergantung hanya kepada Allah SWT dan takut hanya kepada Allah SWT. Mereka mendatangi rumah saya selama sepekan dan itu biasa dilakukan malam hari, jam 21.00 wib.
Suatu saat saya sempat marah besar, karena waktu itu saya demam. Alhamdulillah Allah SWT memberi keberanian dan membimbing lisan saya. Dan itulah kunjungan terakhir mereka.

JMC : Kapan ummi menyusul ustad, dan bagaimana kehidupan ummi selama ditinggal ?

Ummi Icun : Saya dan anak-anak menyusul 2 tahun kemudian. Selama ustad disana, para santri ikut menjaga anak-anak saya. Mungkin ini do’a ustad Abu. Dulu saya pernah bicara ke ustad, “Anak-anak kebagian waktu sedikit, hampir seluruh waktu dipondok bagaimana ini ?.”  Ustad
menjawab, ”Kamu ndak usah khawatir saya mendidik para santri, insyaAllah, nanti Allah SWT yang mendidik anak-anak kita.” Ternyata itu terjadi. Begitu banyak pertolongan Allah SWT. Bahkan kami mendapat pembantu yang setia dan ikhlas. Untuk mencukupi kehidupan keluarga, saya melakukan apa yang saya bisa lakukan. Yang penting halal, dirumah saya sempat berjualan es, sama-sama dengan isteri ustad Abdullah (Abdullah Sungkar, red). Saya juga membatik, Subhanallah …. itu semua pertolongan Allah SWT. Saya juga sempat berjualan sepatu kesaudara-saudara. Untuk menghemat ongkos saya terkadang  berjalan kaki.

Lumayan untuk oleh-oleh anak-anak. Semua saya lakukan sesudah merampungkan urusan di rumah,  menyiapkan anak-anak dan mengantar ke sekolah. Selain itu, saya juga menitipkan kebutuhan pokok ke warung pondok, antara lain : gula, kopi, susu , sabun krim dan lain-lain. Dan saya tidak menyangka dari hasil usaha-usaha  tersebut, Allah SWT  mampukan saya untuk menabung.

JMC : Apa hikmah perjalanan hijrah ummi dan anak-anak?

Ummi Icun : Subhanallah… semua lancar, berkat kasih sayang dan pertolongan Allah SWT. Dan selalu saja, pertolongan itu datang pada saat yang tepat. Disana ukhuwahnya baik. Kegiatan saya mengurus keluarga, menjahit dan berdagang. Alhamdulillah, orang tua saya mengarahkan saya untuk belajar manjahit dan itu ternyata sangat manfa’at dikemudian hari. Ustad Abu dan ustad Abdullah kesibukannya berda’wah. Selain bertani dan berternak ayam. Kehidupan kami alhamdulillah cukup, tidak lebih. Alhamdulillah … anak-anak sabar dan nrimo (qona’ah) dengan keadaan yang ada. Dan ternyata lingkungan, banyak membantu terbentuknya akhlak karimah putra–putri kami. Disekolahpun Alhamdulillah mereka berprestasi baik.

JMC : Bagaimana perhatian ustad, terhadap pendidikan anak-anak?

Ummi Icun : Ustad Abu selalu mengarahkan dan cenderung kepada diin ( agama ). Kata beliau,” Jangan takut urusan dunia. Karena Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan hambaNYa. Jangan pernah meniatkan untuk kepentingan dunia.”

JMC : Apa nasihat ummi kepada isteri para mujahid?

Ummi Icun : Berusahalah selalu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan menjalankan amalan amalan sunnah, shaum sunnah dan qiyamul lail. Mohonlah kekuatan kepada Allah untuk sabar dan tawaqal. Dari pengalaman yang ummi jalani, Subhanallah begitu banyak dan dekatnya pertolongan Allah SWT. Seringkali dari jalan yang tidak kita duga. (firman Allah) Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya, dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

JMC : Apa harapan ummi terhadap persidangan ustad Abu, yang saat ini sedang digelar?

Ummi Icun : Harapan saya, ustad Abu bebas. Agar bisa berkumpul lagi, dan mengajar lagi di pondok. Selain keluarga, para santri juga merindukan kehadiran beliau di pondok. Cucu-cucu yang masih kecilpun kadang menanyakan keberadaan beliau. Alhamdulillah, dari 3 orang putra dan putri kami, saat ini Allah SWT sudah mengkaruniai 16 orang cucu.

JMC : Apa wasiat ustad, kepada isteri dan anak-anak?

Ummi Icun : Wasiat ada, tapi belum dibuka. Insya Allah nanti pada saat yang tepat.

Mendengar kisah perjalan ummi yang demikian mengesankan, menjadikan waktu 3 jam terasa sangat singkat. Namun karena hari sudah semakin sore, kami berpamitan untuk kembali pulang.

Subhanallah …

Sebuah perjalan panjang, yang sarat dengan nilai-nilai pengorbanan, kesabaran, keikhlasan dan istiqomah. Sikap tawaqal yang penuh, menjadikan ummi merasa nikmat menapaki perjalanannya mendampingi sang suami tercinta. Ini adalahpengakuan tulus seorang isteri yang setia dan sabar. Perjalanan belum berakhir ummi … Semoga Allah SWT mentakdirkan yang terbaik menurutNya.

Semoga Allah SWT mengabulkan permohonan ustad Abu, agar dapat tetap sabar, istiqomah dan khusnul khotimah. Demikian juga kepada keluarga beliau. Amiiin . [rianti/jmc]


sumber:

http://jatmediacenter.com/ummi-icun-pertolongan-itu-datang-pada-saat-yang-tepat.html

Minggu, 27 Februari 2011

Diancam Hukuman Mati, Ba'asyir Tetap Berdakwah

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/02/25/13498/diancam-hukuman-mati-baasyir-tetap-berdakwah/

Kode Smiley Facebook Untuk Chating

Sering chating dengan teman di facebook? pasti ada yang terasa kurang dibandingkan bila kita chating menggunakan yahoo messenger yang mempunyai banyak smiley (emoticon). Sebenarnya facebook juga mempunyai smiley yang cukup banyak hanya saja pengguna facebook banyak yang tidak tahu kode untuk menampilkan smiley tersebut. Mau tambah asyik ngobrol dengan teman di facebook silakan tambahkan kode-kode smiley facebook berikut :

Facebook Happy Smiley Face
:) :( :P :D :O ;) 8) 8| >:( :\ :'( 3:)
O:) :-* <3 ^_^ -_- O.o >:o :v :3 :|] :putnam:
Hiu (^^^)
http://i15.photobucket.com/albums/a398/syilpid/blog/smileyfacebook/shark_fb_smiley.jpg

Penguin <(")

Silakan bookmark halaman ini (CTRL +D) agar mudah diingat

Nih bukti screen shootnya
smiley facebook (emoticon)

Selamat chating, tapi awas lihat belakang ada bos apa nggak

Copas dari: http://www.tips-fb.com/2009/02/kode-smiley-facebook-untuk-chating.html

Muslim Awam Menekuk Intelek Liberal

http://www.freewebs.com/ulil-awam/

>>> PERINGATAN PENTING <<<

Inilah rekaman diskusi via surat elektronik (email) antara seorang awam (Yusuf Anshar) dengan seorang intelek liberal yang tidak lain adalah Koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla. 

Sesungguhnya syubhat-syubhat (wacana-wacana untuk menimbulkan keraguan dan kerancuan terhadap ajaran Islam) yang dilontarkan oleh kaum liberal tidaklah bernilai apa-apa. Untaian dalil-dalil al-Quran dan al-Hadits sudah cukup jelas dan lugas untuk membantah ocehan dan bualan mereka yang ngawur.

Bila kemudian seorang awam membantah bualan mereka dengan sedikit berolah-akal, hal itu karena "gemas" melihat kepongahan dan kelancangan mereka. Seakan-akan hanya merekalah yang berakal, sedang orang-orang yang beragama dengan "lugu" (lurus dan gugu = taat) adalah orang-orang yang pandir (sufaha'). Keculasan berpikir mereka sangka kecerdasan berpikir. Keliaran dan kebablasan berpikir mereka kira bagian dari kebebasan berpikir. Puhh!!

Dalam perdebatannya, "orang awam" tidak banyak mengutip dalil (al-Quran dan al-Hadits). Asumsinya, kaum liberal sebetulnya tidak percaya dengan keduanya. Kalaupun percaya (percaya macam apa?), al-Quran dan al-Hadits bagi mereka hanyalah sebagai objek permainan, bahan diskusi dan perdebatan, bukan sebagai sumber pengetahuan dan petunjuk.

Diskusi ini terbagi atas beberapa babak:

1) Orang awam menekuk intelek liberal
Diskusi awal yang berlangsung lewat email pribadi. Sebelum mempublikasikan diskusi ini, orang awam terlebih dahulu mengirimkan email pemberitahuan tapi tidak digubris oleh sang intelek liberal. Bukti otentik (file PDF) diskusi ini bisa download di sini.

2) Orang awam meringkus intelek liberal
Dengan menggunakan nama "abdul razak", orang awam ikut nimbrung di milis JIL untuk menyebarkan alamat website yang memuat diskusi pertama di atas sekaligus membantah para intelek liberal.

3) Orang awam membanting intelek liberal
Setelah "abdul razak" ditendang dari milis JIL, orang awam berulang kali masuk ke milis dengan beberapa kali ganti nama (berhubung kepesertaannya di milis selalu dicabut) untuk membanting tulisan-tulisan Ulil. 

4) Orang awam menantang intelek liberal
Berhubung kepesertaan orang awam di milis selalu berujung dengan pencekalan dan pencabutan maka ia mencoba menantang diskusi babak kedua. Semula Ulil menyetujui, tapi kemudian keder lagi.

5) Orang awam membungkam intelek liberal
Karena tantangan diskusi babak kedua ditolak, orang awam terpaksa memantau tulisan-tulisan Ulil di milis dari jarak jauh dan menuangkan bantahannya disini sebagai suatu "diskusi monolog". Terdiri dari:

Selamat mengikuti!

KLIK DISINI

Senin, 21 Februari 2011

Kerancuan Mazhab Relativisme

oleh Sholehudin Moehtadi

Pernyataan  “kita tidak dapat mengetahui kebenaran absolut, karena hanya Tuhan yang mengetahuinya.” Adalah rancu. Sebab 5+5=10 adalah absolut, dan kita manusia mengetahuinya.

Jika yang dimaksud adalah bahwa kita tidak mengetahui kebenaran absolut seperti yang dimaksud Tuhan, ini berarti sebuah pernyataan ketidak-percayaan atas kenabian Muhammad Saw, manusia yang dipercaya Allah sebagai penyampai risalah-Nya. Sebab mustahil Allah menurunkan wahyu yang tidak bisa difahami oleh rasulnya sendiri.

Jika dikatakan “yang benar hanya Tuhan.” Maka yang mengatakan demikain itu mestinya mengetahui kebenaran yang diketahui Tuhan itu. Jika ia tidak mengetahui, maka mustahil ia dapat menyatakan bahwa yang benar secara absolut hanya Tuhan. Jika ia tahu maka pengetahuanya itu absolut. 

Benar, secara ontologis Tuhan itu  absolut dan manusia itu relatif. Tetapi secara epistemologis kebenaran dari Tuhan yang absolut itu telah diturunkan kepada manusia melalui Nabi dalam bentuk wahyu. Kebenaran wahyu (al-quran) yang absolut itu difahami oleh Nabi dan disampaikan kepada manusia. Manusia yang memahami risalah Nabi dapat memahami yang absolut.

Dan tentu saja, untuk dapat memahami risalah Nabi harus dengan bahasa yang digunakan Nabi dalam menyampaikan wahyu tersebut, bahasa arab. Sehinga orang yang tidak mengerti dalam bahasa arab ia tidak boleh berbicara soal Islam, apalagi mengkritisinya. Jika ia memaksakanya, berarti dia telah melanggar kode etik intelektual.

Jika dikatakan “ Itu kan menurut yang anda pahami, belum tentu orang lain sama pemahamannya dengan anda.” Maka jawabnya adalah “ pernyata’an anda ‘yang saya pahami belum tentu seperti orang lain pahami’ itu menurut anda. Sebab menurut orang lain bisa jadi yang saya pahami adalah yang orang lain pahami. Mumet kan? Ya, memang mumet jika kita terus meladeni kaum relativisme. Bukan cuma mumet, bahkan dunia ini bisa hancur. Sebab mereka merelatifkan pendapat-pendapat para imam. Mereka tidak mau mengakui otoritas keilmuan para mujtahid.

Yang paling rancu dari kerancuan-kerancuan kaum relativisme adalah ketika mereka menyatakan bahwa “ kebenaran itu tidak memihak.” Sebab, jika kebenaran tidak memihak, berarti kebenaran ada di semua pihak. Rancunya jika disatu pihak ada yang menyatakan Tuhan itu ada, dan dipihak lain ada yang menyatakan Tuhan itu tidak ada, maka kebenaran ada pada keduanya, karena kebenaran tidak boleh memihak. Yang demikian itu secara logis, kontradiktif.

Untuk lebih lengkapnya silahkan baca Liberalisasi Pemikiran Islam, Hamid Fahmi Zarkasyi.

sumber

Minggu, 20 Februari 2011

Karena Amerika Dan Israel Dibangun Dengan Sejarah Yang Sama

Karena Amerika Dan Israel Dibangun Dengan Sejarah Yang Sama

Banyak warga Amerika bertanya-tanya mengapa mereka harus terus memberikan 3 miliar dolar kepada Israel dengan susah payah dari pajak mereka setiap tahunnya? Padahal di tengah himpitan krisis ekonomi seperti sekarang ini, jelas, rakyat Amerika sendiri lebih memerlukannya.

Banyak warga Amerika yang bertanya-tanya mengapa mereka memberikan milyaran dollar kepada Israel untuk proyek senjata; bom, helikopter Apache, rudal TOW, dan senjata canggih lainnya. Banyak warga Amerika bertanya-tanya mengapa negara mereka selalu menghalangi resolusi PBB terhadap tindakan Israel, bahkan ketika tindakan Israel tersebut jelas melanggar hukum internasional. Singkatnya, banyak orang Amerika bertanya-tanya mengapa AS dan Israel menjadi teman baik seperti tak terpisahkan.

Mengapa? Karena AS dan Israel memiliki banyak kesamaan. Siapa di AS tidak mencintai knishes (sejenis kentang goreng) atau latkes (kudapan)? AS dan Israel adalah dua kacang polong dalam sebuah cangkang.

Kedua negara ini menyembah AIPAC (America Israel Public Affairs Committee), yang berfungsi sebagai utusan surgawi antara dua pertemanan itu. Israel mengatakan kepada AIPAC persis seperti yang mereka inginkan dan AIPAC mengatakan kepada anggota Kongres tentang apa yang harus dilakukan jika para anggota kongress itu masih ingin mempertahankan pekerjaan mereka.

Kedua negara jelas berbagi nilai sama dalam soal moral. Sebagai contoh, keduanya tak punya keberatan sama sekali merudal seorang musuhnya yang sudah tua dan hanya bisa duduk di kursi roda.

Kedua negara memberangus "teroris" yang menggunakan bom bunuh diri. Tentu, Amerika Serikat dan Israel sering sembrono membunuh orang yang tidak bersalah, namun mereka juga tak pernah berhenti membunuh dengan menggunakan helikopter Apache atau pesawat siluman Predator tanpa awak yang bisa membuat Anda menghembuskan nafas begitu saja, bahkan tanpa menyadarinya.

Tapi yang paling penting, AS dan Israel tenryata memiliki kesamaan, dan itu yang membuat mereka bak saudara, yaitu cara kedua negara itu diciptakan. AS dan Israel mempunyai jalan yang sangat mirip dalam membangun negaranya masing-masing.

Sekilas sejarah kedua negara

Masalah yang paling utama dalam pembangunan negara Amerika dan Israel adalah orang-orang pribumi. Jadi wajar saja bagi Israel untuk selalu berkaca pada sejarah Amerika dan bertanya, "Bagaimana kalian menangani penduduk asli kalian? Karena kita berbagi dalam nilai-nilai moral yang sama, kami ingin memperlakukan masyarakat kami dengan cara yang sama pula." Dan menyadari mereka memiliki begitu banyak kesamaan, keduanya menjadi negara yang berkarib dengan cepat.

Hal pertama yang diperlukan untuk membuat sebuah bangsa negara adalah tanah air. Sayangnya bagi AS dan Israel, tanah yang mereka butuhkan sudah diduduki oleh orang-orang yang pernah tinggal dan bekerja di tanah tersebut selama berabad-abad. Tapi untungnya bagi kedua negara berkembang itu, baik Amerika asli maupun orang Palestina, sangat baik.

Pada awalnya, baik Amerika Serikat dan Israel berusaha sopan, dengan alasan masing-masing terhadap orang-orang pribumi. Kedua negara itu mengatakan sesuatu seperti, "Ya, Anda telah bekerja di tanah ini selama berabad-abad dan menganggap itu rumah Anda, tapi bisa tolong kemasi sampah Anda dan pindah ke tempat lain karena kami butuh tanah Anda?"

Dalam kedua kasus itu, orang-orang pribumi jelas mempertahankan bahwa itu adalah tanah mereka. Tapi sebaliknya seperti orang Amerika asli yang keras kepala, orang Palestina murka dan berang karena Israel terang-terangan mencuri tanah mereka dengan menggunakan kekuatan militer. AS kemudian mengatakan Israel mungkin akan memberangus beberapa desa Palestina (taktik ini telah sering terbukti menjadi senjata yang meyakinkan untuk mengusir penduduk asli Amerika yang keras kepala ketika AS menempati tanah). Sayangnya, banyak orang Palestina masih menolak untuk meninggalkan rumahnya dan orang-orang yang masih menyimpan dendam sampai hari ini.

Baik AS dan Israel akhirnya terpaksa mengusir ratusan ribu masyarakat dari tanah mereka yang telah ditinggali selama berabad-abad. Kedua negara mengakui "kedaulatan" wilayah untuk pribumi pengungsi, tapi dalam waktu yang sama dan bahkan lebih cepat, segera mulai mencuri tanah mereka juga. Kedua negara mendorong permukiman ilegal pada "kedaulatan" wilayah, dan tak terelakkan memaksa banyak orang pribumi berjuang dalam kemelaratan yang tidak berharga dan hanya mempunyai seonggok tanah kering. Mereka yang berani melawan dicap "liar" oleh Amerika Serikat dan "teroris" oleh Israel (tentu saja, membasmi "liar" dan "teroris" adalah moral yang sempurna).

Mengapa AS dan Israel berteman baik? Jelas, AS dan Israel berbagi nilai-nilai moral mendalam yang sama. Apa dasar yang lebih baik lagi dalam persahabatan selain berbagi nilai-nilai moral yang sama? (sa/Online Journal Contributing Writer)

Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/analisa/karena-amerika-dan-israel-dibangun-dengan-sejarah-yang-sama.htm

_____________________________________________________________________

Banyak diantara kita yang beranggapan Pemerintahan Obama -dengan slogannya "Change We can Believe in"- berbeda dengan pemerintahan sebelumnya. Benarkah? Coba simak berita terbaru ini:

AS veto resolusi PBB mengecam Israel

Amerika Serikat memveto keluarnya resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengencam pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat dan Jerusalem Timur.

Inggris adalah termasuk negara yang mendukung resolusi yang diusulkan oleh negara-negara Arab dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Amerika Serikat adalah satu-satunya negara di Dewan Keamanan yang memveto resolusi tersebut.

Ini adalah hak veto pertama yang dilakukan oleh Amerika Serikat dibawah pemerintahan Barrack Obama yang telah berjanji untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan dunia Islam.

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/02/110219_asvetopalestina.shtml

Baca juga : 66 Bukti Sejarah Pembelaan Amerika terhadap Israel