Kamis, 21 Oktober 2010

RESISTENSI VS STATUS QUO VIA RESISTENSI VS WAHN





Jika Hizbullah menyerah, dan mengatakan: :"Kita akan melakukan apapun yang Amerika mau", tentu saja tidak akan ada perang - hal itu benar, tapi anda juga jadi budaknya Amerika. Saya menghormati orang-orang yang menolak untuk menjadi budak. -Norman Finkelstein

Wawancara lengkap Norman Finkelstein dgn Future TV (subtitle bahasa)
http://www.youtube.com/watch?v=JPi1lPX0z5I

Kutipan dokumen rencana AS mengadu domba Muslimin dan menjauhkan semangat resistensi atau jihad:
The United States government must fund media campaigns that focus on turning Muslim public opinion against the jihadis, but in a very low key and indirect manner. In particular, the U.S. must harness the power of the “Shayma Effect”, broadcasting images of jihadi attacks that have killed Muslim children.
In light of the foregoing points highlighting the deleterious effects of direct U.S. action in the region, it is essential that the U.S. operate behind the scenes.

Baca selengkapnya :
http://www.ctc.usma.edu/pdf/Stealing%20Al-Qai%27da%27s%20Playbook%20--%20CTC.pdf


Baca artikel yang mengulas hal tersebut selengkapnya:
http://www.facebook.com/notes/loper-koran/pecah-dan-kuasai-2-perang-propaganda/410617738717


SIMAK VIDEONYA:

Selasa, 19 Oktober 2010

DivX Land Media Subtitler - Software Subtitle Paling User Friendly (+Tutorial)

Rating:★★★★★
Category:Other
Akhirnya kumenemukanmu... ♥ ♥ ♥
Software buat bikin subtitle; GPL GPR.......... ga pake lama, ga pake ribet.......

Download Softwarenya disini (gratis):http://www.divxland.org/subtitler.php



VIDEO TUTORIAL



Cara Memasukan Subtitle Ke Dalam Video :

  1. Download aplikasi DivX Land Media Subtitler
  2. Instal dan jalankan aplikasi tersebut
  3. Klik open text or subtitle, lalu pilih subtitle yang akan sobat blogger masukan ke dalam video
  4. Klik save as, pilih formatnya *.SSA
  5. Klik open text or subtitile kembali, pilih file yang formatnya *.SSA
  6. Klik open video, pilih video yang akan sobat blogger gabungkan dengan subtitile.
  7. Klik file -> embed subtitle, maka akan muncul menu baru.
  8. Pada bagian VirtualDub's Folder, Browse VirtualDub-1.8.8 yang sudah disertakan dalam paket download DivX Lan Media Subtitler.
  9. Klik Next, dan Ok
  10. Tunggu hingga proses dub selesai.
Contoh video yang sudah jadi :

Bagaimana?? tertarik mencobanya?? Mmm, menurut saya, ini adalah modal awal yang harus kita kuasai untuk jualan DVD Movies sob. Bisa juga untuk menonton video di ponsel, agar subtitile nya juga ada. Bener nggak?? Hehehe

Selamat Mencoba,,



Sumber Tutorial: http://www.remo-xp.com/2010/06/tutorial-memasukan-subtitle-ke-dalam.html

$2,000 utk tiap anak Afghan yg tewas; $100,000 utk tiap org AS yg tewas krn membunuh mereka

$2,000 utk tiap anak Afghan yg tewas;
$100,000 utk tiap org AS yg tewas krn membunuh mereka

NEW YORK CITY - Setelah Obama meminta maaf atas serangan yang diklaim pemerintah Afghanistan telah membunuh lebih dari seratus warga desa, muncul laporan bahwa keluarga korban yang terbunuh, dan warga Afghan yang dibunuh militer AS -seperti sebelumnya- akan mendapat kompensasi $ 2.000. Ini adalah bagaimana Amerika Serikat yang 'hebat' menghargai manusia Afghanistan atau Pakistan, sedangkan mereka memberi $ 100.000 untuk keluarga Amerika yang mati saat berperang dan membunuh di mana pun.

Mengejutkan? Provokasi memalukan? Memalukan bahwa tidak ada anak Afghan atau Pakistan atau orang tua yang diberi hak asasi sebagai manusia sama sekali, termasuk hak untuk tidak hancur berkeping-keping dalam serangan udara pesawat AS? - Puncak penghinaan yang mencerminkan nilai hidup mereka ditempatkan pada hanya $ 2.000 oleh bangsa terkaya dalam sejarah.

sumber: http://www.informationclearinghouse.info/article22949.htm


Foto propaganda di halaman Facebook NATO, memperlihatkan tentara wanita NATO memeluk anak Afghan


130 sampai 140 anak-anak tak berdosa, wanita & pria dibantai oleh Amerika & Inggris di Afghanistan pada 4 Mei 2009. Amerika & Inggris juga membunuh yang lain begitu saja. Tetapi anda tidak melihat foto ini diulang-ulang oleh CNN & BBC sebagaimana mereka mengulang-ulang cerita wanita Iran yang terbunuh ketika ada kekacauan di jalan di mana cerita ini gemari orang AS & Inggris.

Selasa, 12 Oktober 2010

Ironis!! Nenek 60 Tahun Dibui dengan Tuduhan Mencuri Sop Buntut Basi

http://www.voa-islam.com/news/indonesia/2010/10/12/10838/ironis-dituduh-mencuri-sop-buntut-kadaluars
Ironis!! Nenek 60 Tahun Dibui dengan Tuduhan Mencuri Sop Buntut Basi



Tangerang (voa-islam.com) - Adalah Rasminah Binti Rawan (60), warga Gang Damai, Sawah Lama, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang terpaksa mendekam di penjara, lantaran dituding mencuri piring dan sop buntut di kulkas majikannya, Siti Aisyah Margarose Soekarno Putri.

Akibat perbuatannya itu, Rasminah dituntut Pasal 362 KUHP tentang Pencurian, dengan ancaman lima tahun penjara. Hingga kini, Rasminah sudah mendekam tiga bulan di tahanan Lembaga Permasyarakatan (LP) Wanita Tangerang.

Sebelum mendekam di tahanan LP Wanita Tangerang, Jalan Moh Yamin, Rasminah, sempat mendekam selama dua bulan tiga hari di tahanan Polsek Metro Ciputat.

"Ceritanya pada 5 Juni lalu sekira pukul 23.00 WIB, saya pulang ke rumah karena sedang menderita sakit. Saat itu, hujan sangat lebat dan di rumah mati lampu. Lalu saya disuruh pulang ke rumah majikan saya untuk memasang lilin. Karena cuaca yang sangat buruk akhirnya saya datang terlambat, jam 01.00 WIB lalu dimarahi," tutur Rasminah di LP Wanita Tangerang, Selasa (12/10/2010).

Merasa sakit hati terus dimarahi majikan, Rasinah bermaksud mengundurkan diri dengan menyerahkan kunci rumah yang dipegangnya, dan kembali pulang ke rumah kontrakannya. Majikan yang kesal lalu mendatangi Rasinah di rumah kontrakannya dan melakukan pemeriksaan terhadap seisi rumah.

"Bunda (panggilan akrab Rose), suami dan anaknya menggeledah seisi rumah saya. Mereka datang bersama seorang Satpam sambil mengakui semua barang yang ada dalam rumah saya sebagai miliknya. Barang-barang yang diakui miliknya adalah enam piring, satu sop buntut sapi yang sudah kedaluarsa dan beberapa pakaian bekas," terangnya dengan mata berkaca-kaca.

Rasminah mengaku, barang-barang yang ada di rumahnya itu dia dapatkan karena diberi oleh mantan suami sang majikan Arip. "Saya tidak mencuri, semua barang-barang itu dikasih mantan suami bunda, pak Arip. Daging sapi yang diberi juga sudah lama dan kadarluasa, daging sapi itu sudah ada di kulkas bunda sejak Lebaran tahun lalu," jelasnya.

Tiga Kali Disidang Tanpa Kuasa Hukum

Tiga kali menjalani sidang di Pengadilan Negeri Tangerang, Rasminah binti Rawan (60), pembantu rumah tangga yang dituding mencuri enam piring, setengah kilo daging sapi, dan pakaian bekas oleh majikannya, Siti Aisyah Margarose Soekarno Putri tidak ditemani kuasa hukumnya.

"Berdasarkan pasal 56 ayat I KUHP tentang tuduhan pidana di atas lima tahun penjara dan warga tidak mampu wajib didampingi kuasa hukum. Rasminah dituntut pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan ancaman lima tahun penjara," terang Maju Posko Simbolon, kuasa hukum dari LBH Mawar Saron di LP Wanita Tangerang, Selasa (12/10/2010).

Maju menjelaskan, penahanan terhadap Rasminah telah melewati batas kemanusiaan. "Saya baru tahu kasus ini setelah Rasminah menjalani sidang tiga kali di PN Tangerang. Karena kasus pencurian itu masih bersifat diduga, ini sangat rasa keadilan bagi kami. Kami akan mendampingi Rasminah di PN Tangerang besok," tambahnya.

Selama menjalani persidangan, Rasminah didampingi anak tunggalnya, Astuti (20). "Setiap kali sidang, saya selalu menemani ibu. Saya kenal ibu saya, saya tinggal berdua dengannya. Dia tidak bersalah," terang Astuti, saat ditemui di PN Wanita Tangerang. (Arsyila/ozo)

Perampokan CIMB Niaga, Penggiringan Opini 'Terorisme'?

Perampokan CIMB Niaga, Penggiringan Opini 'Terorisme'?

Digemborkan 'Teroris', Perampok CIMB Niaga Tidak Dijerat UU Terorisme

Setelah digembor-gemborkan sebagai 'teroris', akhirnya tiga anggota komplotan bersenjata yang merampok Bank CIMB Niaga Cabang Aksara Medan dan penyerang Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Hamparan Perak justru tidak dijerat polisi dengan undang-undang teroris.
Quote:
Polda Tidak Menjerat dengan UU Teroris
Tuesday, 12 October 2010
MEDAN (SINDO) – Tiga anggota komplotan bersenjata yang merampok Bank CIMB Niaga Cabang Aksara Medan dan penyerang Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Hamparan Perak tidak dijerat polisi dengan undang-undang teroris.

Mereka dijerat pasal KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Ketiganya adalah Robin alias Pautan warga Jalan Tanjung Morawa Gang Keluarga, Abdul Gani Siregar alias Gani, warga Jalan Belanak, Belawan dan M Khair. Mereka ditangkap hidup-hidup dalam serangkaian penyergapan yang dilakukan tim gabungan TNI/Polri di kawasan perkebunan di Kecamatan Dolok Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) beberapa waktu lalu.

Robin ditangkap setelah kaki kirinya ditembak aparat dalam penyergapan tersebut. Sementara Gani ditangkap warga yang curiga melihat kehadirannya di perkampungan, sedangkan M Khoir menyerahkan diri kepada warga yang selanjutnya dibawa ke Polsek Dolok Masihul.

“Para tersangka dikenakan Pasal 365, Pasal 170 dan Pasal 340 KUHP. Kalau pasal-pasal terorisme menjadi kewenangan Mabes Polri,” beber Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut) Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Oegroseno dalam pesan singkatnya kemarin.

Ancaman hukuman maksimal itu dikarenakan aksi ketiga tersangka mengakibatkan empat personel anggota Polri tewas, yakni Brigadir Anumerta Manuel Simanjuntak, Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Anumerta Baik Sinulingga, Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Anumerta Deto Sutejo dan Aipda Anumerta Riswandi.

“Dengan pasal-pasal tersebut, maka pelaku terancam hukuman 15 tahun kurungan penjara,”tambah Pelaksana Harian (Lakhar) Kepala Bidang Humas Polda Sumut Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) MP Nainggolan.

Sementara tersangka yang tewas dalam baku tembak dengan tim gabungan di Kecamatan Dolok Masihul, papar dia, secara otomatis, tuduhan atau sangkaan keterlibatan dalam dua kejadian berdarah tersebut dinyatakan gugur.

Tapi, kasusnya tetap berjalan. Di sisi lain, pengejaran terhadap sisa-sisa anggota komplotan bersenjata itu terus dilakukan dengan menyisir beberapa lokasi, mulai dari Desa Bulu Duri Kecamatan Sipispis, Simpang Brohol, Kecamatan Dolok Masihul, Dolok Manampang hingga Pekan Kemis.

Hingga kemarin perhatian tim gabungan masih terkonsentrasi di Dolok Masihul. Seperti diketahui,jumlah komplotan bersenjata tersebut dipastikan 14 orang. Dari jumlah tersebut 12 orang di antaranya melarikan diri ke Dolok Masihul dan delapan di antaranya tewas dalam baku tembak yang berlangsung beberapa hari.

Di RT 3, Sarang Kuah, Desa Dolok Sagala, Dolok Masihul baku tembak menewaskan empat tersangka, yakni pimpinan komplotan Taufik Hidayat warga Jalan Sei Mati Medan Labuhan, Belawan; Zulkarnain warga Jalan Bandeng, Belawan; Fauzi Syahputra dan Alex alias Gunawan.

Baku tembak di pinggir Sungai Martebing berakhir dengan tewasnya dua anggota komplotan, yakni Deboy alias Dedi dan Pujo alias Rahmad. Rahmad tewas terkena ledakan granat yang digenggamnya. Selanjutnya, tersangka M Yusuf, warga Jalan Belanak, Kelurahan Belawan Bahagia, Medan Belawan ditemukan dalam keadaan tewas di tepi Sungai Martebing di Desa Martebing. Tidak jauh dari lokasi tersebut, satu orang lagi juga ditemukan dalam keadaan tewas.
sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edi...iew/356836/37/
Sebuah pengakuan eksplisit dari Kapolda Sumut: "Ada penggiringan Opini"
Quote:
Kapolda Sumut : Perampokan CIMB Bukan 'Teroris'

MEDAN-Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno mengeluarkan pernyataan yang berseberangan dengan Mabes Polri soal teroris di Sumut. Kapolda menegaskan, serentetan peristiwa yang menghebohkan Kota Medan dan sekitarnya, mulai perampokan Bank CIMB Niaga, hingga penyerbuan Mapolsekta Hamparan Perak, dilakukan oleh sisa separatis, bukan teroris.
...
“Ada satu media yang terus menggiring masyarakat ke arah sana, sehingga masyarakat percaya bahwa mereka adalah teroris,” katanya.
Sumber: http://www.hariansumutpos.com/2010/0...n-teroris.html

Dalam Wawancara TV One Dengan Tersangka Kasus CIMB, terdapat pengakuan bahwa "Perampokan CIMB untuk Jihad", kemudian tersangka menyebutkan bahwa 2 tersangka perampok adalah anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) namun hal ini sudah dibantah oleh Juru Bicara Utama JAT Abdul Rachim Ba'asyir dalam jumpa wartawan di kantor pusat JAT di Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (6/10).
Quote:
Jemaah Anshorut Tauhid tidak Kenal Alex dan Taufik

SUKOHARJO--MI: Jemaah Anshorut Tauhid mengaku tidak mengenal Alex dan Taufik Hidayat, dua tersangka pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan yang tewas ditembak polisi beberapa waktu lalu. Apalagi jika keduanya disebut-sebut sebagai anggota organisasi tersebut.

Penegasan itu disampaikan Juru Bicara Utama JAT Abdul Rachim Ba'asyir dalam jumpa wartawan di kantor pusat JAT di Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (6/10).

"Oleh karena itu, kami sangat perlu membantah pemberitaan (televisi) yang mewawancarai Khairul Ghazali sebagai salah satu korban penangkapan Densus 88. Dalam acara itu disebut bahwa Alex dan Taufik Hidayat yang mati tertembak polisi yang disebut tersangka perampokan CIMB Medan adalah anggota bahkan pengurus JAT Wilayah Sumatra Utara," tegasnya.

Rachim menilai, apa yang dikemukakan Ghazali dalam wawancara tersebut merupakan sebuah rekayasa. Keluarga Ghazali yang dihubungi, kata Rachim, juga heran dengan pernyataan tersebut. Karena itu, ia yakin pernyataan tersebut dilontarkan dibawah tekanan, mengingat posisi Ghazali saat ini sebagai tahanan.

Dalam kesempatan itu, Rachim kembali menegaskan visi dakwah amar ma'ruf nahi munkar yang mereka anut. Menurutnya, JAT tidak memiliki sikap atau pun program yang membenarkan apalagi melibatkan anggota atau lembaganyakepada hal-hal yang berbau kriminal.(FR/OL-2)
Sumber: http://www.mediaindonesia.com/read/2...lex-dan-Taufik
Di Irak (negara jajahan AS), penanganan tersangka 'teroris' tidaklah jauh berbeda, Polisi menggunakan media untuk menggiring opini masyarakat, agar masyarakat membenarkan semua cerita versi Polisi. Salah satu contohnya adalah ketika tersangka anggota Al Qoidah Irak dipaksa mengaku tentang semua operasi mereka di Televisi:
Quote:
Dua Pria Al Qoidah Irak Dipaksa Mengaku di Televisi"

BAGHDAD (voa-islam/reuters): Dua orang yang ditangkap di Irak atas tuduhan terlibat serangan bom mobil di kedutaan besar dan kantor televisi asing telah memberikan pernyataan keterlibatan mereka di depan TV hari Ahad, mereka berdua mengaku merupakan anggota Al Qoidah.

...

Dalam laporan tahun lalu, kelompok LSM HAM Amnesty Internasional mengkritik Irak yang menggunakan rekaman pengakuan yang disiarkan di televisi publik, mereka mengatakan cara seperti ini telah merusak hak rakyat untuk sebuah pengadilan yang adil. (za/reuters)
Sumber:
http://www.voa-islam.com/news/iraq/2...u-di-televisi/
english: http://www.reuters.com/article/idUSTRE69917I20101010
[walker80]

Minggu, 10 Oktober 2010

Belum Ada Judul




Belum Ada Judul
Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 )

Pernah kita sama sama susah
Terperangkap didingin malam
Terjerumus dalam lubang jalanan
Digilas kaki sang waktu yang sombong
Terjerat mimpi yang indah
Lelah

Pernah kita sama sama rasakan
Panasnya mentari hanguskan hati
Sampai saat kita nyaris tak percaya
Bahwa roda nasib memang berputar
Sahabat masih ingatkah
Kau

Sementara hari terus berganti
Engkau pergi dengan dendam membara
Dihati

Cukup lama aku jalan sendiri
Tanpa teman yang sanggup mengerti
Hingga saat kita jumpa hari ini
Tajamnya matamu tikam jiwaku
Kau tampar bangkitkan aku
Sobat

Sementara hari terus berganti
Engkau pergi dengan dendam membara
Dihati

Rabu, 06 Oktober 2010

Mempertanyakan Independensi TV-ONE: Antara Lumpur Lapindo & 'Teroris'

TV One Tidak Anggap Penting Lumpur Lapindo?

Tanggal 29 Mei adalah tanggal yang tidak bisa dilupakan oleh para korban lumpur di Porong, Sidoarjo dan seluruh rakyat Indonesia. Pasalnya, pada hari itu semburan lumpur Lapindo pertama kali muncul dan menghancurkan wilayah Porong.

Seluruh rakyat Indonesia pun tidak akan pernah melupakan tragedi lumpur Lapindo. Karena tragedi lumpur Lapindo juga telah menguras anggaran pemerintah di APBN. Padahal uang di APBN adalah uang seluruh rakyat Indonesia yang dibayarkan lewat pajak.

Pada tanggal 29 Mei 2010, hampir seluruh media massa, cetak maupun elektronik,  meliput peringatan tragedi kemanusiaan semburan lumpur Lapindo. Anehnya kok TV One adem ayem (santai-santai) saja ya? Apakah TV One tidak menganggap penting tragedi lumpur Lapindo yang telah mengorbankan jutaan warga Porong dan juga telah menguras anggaran Pemerintah?

Sumber: http://politikana.com/baca/2010/05/31/tv-one-tidak-anggap-penting-lumpur-lapindo.html

Berikut ini adalah fakta-fakta tentang TV-One & Bakrie Grup:
  • Bakrie Grup dengan dana Rp 1,3 triliun "mendirikan" tvOne. (inilah.com)
  • PT. Energi Mega Persada sebagai pemilik saham mayoritas Lapindo BrantasGrup Bakrie. Grup Bakrie memiliki 63,53% saham, sisanya dimiliki komisaris EMP, Rennier A.R. Latief, dengan 3,11%, Julianto Benhayudi 2,18%, dan publik 31,18% [1]. Chief Executive Officer (CEO) Lapindo Brantas Inc. adalah Nirwan Bakrie (wikipedia)
  • Alih-alih memperingati tragedi Lumpur Lapindo Sidoarjo & mengangkat cerita korban-korbannya, TV-One malah menjadi humas Anindya Bakrie dengan menyebut bahwa semburan Lumpur Lapindo adalah bencana alam (Cerita Anindya di Balik Bencana Lumpur Sidoarjo

Dengan menganalisa 3 poin di diatas kita bisa menyimpulkan mengapa TV-One tidak menganggap penting masalah Lapindo & justru menjadi juru bicara Grup Bakrie.

Jika masalah Lumpur Lapindo yang mengorbankan jutaan warga Porong tidak mendapatkan liputan yang memadai oleh TV-One, lain lagi dengan masalah 'terorisme', Untuk masalah 'teroris' sering kali TV One menjadi yang paling pertama, bahkan terkesan "over dosis" dalam pemberitaannya. Mengapa hal itu bisa terjadi? Artikel disitus saveabb.com ini mengulasnya:


TV ONE TVNYA DENSUS 88?

Jika kita lihat media elektronik yang paling gemar dan terdepan dalam pemberitaan mengenai ‘terorisme’ maka dengan mudah bisa kita nilai yaitu TV one. Lihat saja berbagai liputan-liputan eksklusifnya dari mulai penayangan video latihan militer aceh kemudian detik-detik penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir hingga acara ‘Telusur’ yang memuat pengakuan dari Ustadz Ubeid, Ustadz Haris Amir Falah serta testimoni Ustadz Ghazali (4 Oktober 2010 jam 22.00 malam). Dengan demikian wajar saja jika publik bertanya-tanya jangan-jangan TV one TVnya Densus 88?

Kalau diperhatikan semenjak masuknya Karni Ilyas ke TV One (sebelumnya Lativi) yang menjabat sebagai Pemred TV One begitu concern dengan berbagai acara yang bernuansa berita. Siapa sebenarnya sosok Karni Ilyas ini? 

 

Pria kelahiran Bukit Tinggi 25 September 1952 bernama lengkap Sukarni Ilyas. Pada tahun 1984 ia mendapatkan gelar SH dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Karni Ilyas pernah menjabat sebagai Direktur Pemberitaan di SCTV dan ANTV sebelum menjadi Pemred TV One. Selain itu ternyata berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 50/M/V/2006 tanggal 19 Mei 2006 ia diangkat sebagai anggota Komisi Kepolisian Nasional (KOMPOLNAS) unsur tokoh masyarakat.

Seperti kita ketahui bahwa KOMPOLNAS adalah lembaga kepolisian yang berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden. Bisa jadi keberadaan Karni Ilyas di KOMPOLNAS inilah yang menjadikan hubungan Polri (Khususnya Densus 88) dengan TV One terjalin mesra. Maka setiap kali ada penggrebekan kasus ‘teroris’ atau pemberitaan apa pun mengenai kasus ‘teroris’ TV One-lah yang paling pertama mendapatkan gambar video dan menayangkan. Bahkan salah seorang kontributornya yang bernama Ecep S. Yasa kerap menyebut ia mendapatkan informasi itu berasal dari orang dalam yang dapat dipercaya.


Televisi dari group Bakri yang kerap mendapat akses khusus dalam liputan terorisme ini juga gemar menayangkan testimoni para tersangka kasus ‘terorisme’ secara eksklusi
f dimana wartawan dari media lain apalagi media muslim tidak mungkin mendapatkannya.  Seperti dalam acara ‘Telusur’ misalnya, ketika ditayangkan testimoni dari para tersangka ‘teroris’ seperti Ustadz Haris Amir Falah, Ubeid hingga Ustadz Ghazali apakah Polri mengizinkan wartawan lain dari media muslim untuk mewawancarai mereka? Jangankan diwawancara menurut prosedur saja mereka tidak bisa dijenguk kecuali oleh keluarga,  inilah bentuk diskriminasi atas media. Ada indikasi jika acara Telusur di TV One ini sepertinya memang di desain guna membangun opini di tengah masyarakat akan keterlibatan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dalam pelatihan militer di Aceh dan Jama’ah Ansharut Tauhid sebagai institusi yang terlibat di dalamnya. Sehingga outputnya menjadikan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dihakimi sebagai orang yang bersalah di mata masyarakat meski belum disidangkan. Serta melakukan pembusukan terhadap institusi Jama’ah Ansharut Tauhid dimana kelak pada endingnya dijadikan sebagai organisasi terlarang.


Dengan demikian
Polri yang dibantu media seperti TV One terlihat begitu sistematis untuk mengarahkan opini publik pada penyesatan informasi dan fitnah terhadap Jama’ah Ansharut Tauhid pada khususnya dan umat Islam pada umumnya. Maka sudah seyogyanya jika di balik redaksi TV One ada orang-orang yang mengaku muslim bahkan dimiliki oleh pengusaha muslim hentikan tayangan-tayangan menyudutkan umat Islam, jangan jual umat Islam hanya demi meraih rating. Jika TV One terus menampilkan tayangan-tayangan tersebut maka jangan salahkan umat Islam jika suatu saat umat Islam memboikot karena menganggap TV One sebagai media yang ikut memusuhi umat Islam.  (saveabb.com/wd)

Sumber: http://www.saveabb.com/index.php/berita-local/150-tv-one-tvnya-densus-88



Dengan banyaknya kritikan yang masuk ke stasiun televisi ini apakah akan menjadikan mereka lebih berhati-hati dalam pemberitaan serta mampu menjadi kontrol sosial bagi dunia jurnalistik? Jawabannya ada di tangan mereka.  Karena hal ini sangat diperlukan agar berita-berita yang diterima oleh masyarakat lebih objektif dan jauh dari kepentingan pihak-pihak tertentu yang hanya ingin meraih keuntungan pribadi.

[Disarikan dari berbagai sumber]




JAT Tolak Dikaitkan Dengan Kasus Kriminal di Sumatra Utara

http://www.muslimdaily.net/berita/lokal/6550/jat-tolak-dikaitkan-dengan-kasus-kriminal-di-sumatra-utara
SOLO - Pagi ini pukul 10.00 WIB di markas pusatnya Jalan Batik Keris no 88 Rt 01/x Turi Baru Grogol Sukoharjo, Jamaah Anshorut Tauhid memberikan jumpa pers terkait isu-isu yang terjadi belakangan mengenai dikaitkanya JAT dengan kasus kriminal yang terjadi di Sumatra Utara.

Abdullah Sonata Pejuang Islam Pelawan RMS ~ Informed - Institute for Media Studies

http://informed-instituteformediastudies.blogspot.com/2010/10/abdullah-sonata-pejuang-islam-pelawan.html

Pembatalan kunjungan presiden susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke negeri kincir angin pada detik-detik terakhir pemberangkatan sungguh sangat mengherankan dan membuat mata semua pihak terbelalak keheranan.

Alasannya sangat klise karena di Denhagh Belanda di kabarkan sedang ada sidang untuk membawa nama SBY agar di sidangkan di pengadilan internasional terkait tuntutan dari Pendukung RMS padahal setelah di cross cek oleh media-media yang ada di Belanda ternyata persidangan itu hanya isapan jempol dan gertakan sambel dan meskipun kalau ada betul-betul persidangan tidak lantas langsung hari itu juga SBY akan ditahan.

Hal ini jelas memberikan gambaran yang sangat jelas buat kita bahwa SBY selain Plin Plan, Lebay ternyata juga penakut !!! baru di gertak oleh RMS saja sudah lari terbirit-birit.

Bandingkan dengan Abdullah Sonata terpidana terduga teroris yang sekarang sedang ada di hotel prodeo mako brimob kelapa dua depok yang dengan gagah berani melawan perusuh RMS di siri sori (tempat lahir Pattimura) Saparua – Maluku . Kesaksian ini di sampaikan oleh ketua Mer C dr. Jose Rizal Jurnalis melalui pesan singkat yang diterima redaksi saveabb.com

Melihat Fakta ini siapakah yang lebih bermanfaat buat negeri ini, seorang presiden yang penakut terhadap separatis RMS? Ataukah terduga para teroris yang siap menjadi kesatria berjuang melawan RMS ?


Saatnya umat islam memilih (saveabb.com/muslimdaily.net/informed.tk)