Minggu, 27 Februari 2011

Muslim Awam Menekuk Intelek Liberal

http://www.freewebs.com/ulil-awam/

>>> PERINGATAN PENTING <<<

Inilah rekaman diskusi via surat elektronik (email) antara seorang awam (Yusuf Anshar) dengan seorang intelek liberal yang tidak lain adalah Koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla. 

Sesungguhnya syubhat-syubhat (wacana-wacana untuk menimbulkan keraguan dan kerancuan terhadap ajaran Islam) yang dilontarkan oleh kaum liberal tidaklah bernilai apa-apa. Untaian dalil-dalil al-Quran dan al-Hadits sudah cukup jelas dan lugas untuk membantah ocehan dan bualan mereka yang ngawur.

Bila kemudian seorang awam membantah bualan mereka dengan sedikit berolah-akal, hal itu karena "gemas" melihat kepongahan dan kelancangan mereka. Seakan-akan hanya merekalah yang berakal, sedang orang-orang yang beragama dengan "lugu" (lurus dan gugu = taat) adalah orang-orang yang pandir (sufaha'). Keculasan berpikir mereka sangka kecerdasan berpikir. Keliaran dan kebablasan berpikir mereka kira bagian dari kebebasan berpikir. Puhh!!

Dalam perdebatannya, "orang awam" tidak banyak mengutip dalil (al-Quran dan al-Hadits). Asumsinya, kaum liberal sebetulnya tidak percaya dengan keduanya. Kalaupun percaya (percaya macam apa?), al-Quran dan al-Hadits bagi mereka hanyalah sebagai objek permainan, bahan diskusi dan perdebatan, bukan sebagai sumber pengetahuan dan petunjuk.

Diskusi ini terbagi atas beberapa babak:

1) Orang awam menekuk intelek liberal
Diskusi awal yang berlangsung lewat email pribadi. Sebelum mempublikasikan diskusi ini, orang awam terlebih dahulu mengirimkan email pemberitahuan tapi tidak digubris oleh sang intelek liberal. Bukti otentik (file PDF) diskusi ini bisa download di sini.

2) Orang awam meringkus intelek liberal
Dengan menggunakan nama "abdul razak", orang awam ikut nimbrung di milis JIL untuk menyebarkan alamat website yang memuat diskusi pertama di atas sekaligus membantah para intelek liberal.

3) Orang awam membanting intelek liberal
Setelah "abdul razak" ditendang dari milis JIL, orang awam berulang kali masuk ke milis dengan beberapa kali ganti nama (berhubung kepesertaannya di milis selalu dicabut) untuk membanting tulisan-tulisan Ulil. 

4) Orang awam menantang intelek liberal
Berhubung kepesertaan orang awam di milis selalu berujung dengan pencekalan dan pencabutan maka ia mencoba menantang diskusi babak kedua. Semula Ulil menyetujui, tapi kemudian keder lagi.

5) Orang awam membungkam intelek liberal
Karena tantangan diskusi babak kedua ditolak, orang awam terpaksa memantau tulisan-tulisan Ulil di milis dari jarak jauh dan menuangkan bantahannya disini sebagai suatu "diskusi monolog". Terdiri dari:

Selamat mengikuti!

KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar