Rabu, 24 Juli 2013

Ini Penjelasan FPI Soal Insiden Kendal


Copas dari http://islampos.com/ini-penjelasan-fpi-soal-insiden-kendal-69610/l
By on July 20, 2013
fpi kendal
SUDAH menjadi hal biasa, FPI selalu menjadi korban ketidak-adilan media. Media nasional selalu menantikan momentum dimana ada hal negatif yang bisa dikait-kaitkan dengan FPI. Jika terjadi sedikit saja peristiwa negatif yang melibatkan ormas Front Pembela Islam (FPI), media nasional cetak maupun online gegap gempita memberitakan bahkan MENDRAMATISIR kabar tersebut untuk menyudutkan FPI.

Namun lain halnya jika diberbagai tempat FPI melakukan kegiatan sosial atau kegiatan positif, tak satu pun media nasional memberitakan hal tersebut. Akibat dari pembentukan opini negatif oleh media, jelas saja jika banyak pihak yang tidak tahu duduk permasalahan, akan langsung menghujat FPI akibat terpengaruh ‘kemasan’ kabar negatif dari media.

Front Pembela Islam (FPI), khususnya dalam menyambut Bulan suci Ramadhan, selalu melakukan pengawasan yang merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya. Hal ini dilakukan untuk menghormati umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa sekaligus menjaga kesucian bulan Ramadhan. Kegiatan monitoring ini biasanya berawal dari laporan masyarakat, kemudian dirindak lanjuti dengan koordinasi bersama aparat. Bila dalam kegiatan ini kerap terjadi bentrokan yang mengganggu ketenangan suasana Ramadhan, Hal itu dikarenakan tidak adanya KETEGASAN dari aparatur negara serta pihak terkait dalam pengawasan maupun kontrol sosial. Jika APARAT sebagai pihak yang berwenang mengatur ketertiban tidak bisa mengendalikan situasi, maka jangan salahkan ormas-ormas Islam jika beraksi untuk menjaga kemuliaan bulan Ramadhan.

Terkait insiden di Kendal, hal ini tidak semata-mata terjadi begitu saja karena sebenarnya pada awalnya FPI, pada hari Rabu 17 Juli 2013 (8 Ramadhan), hanya berkonvoi untuk melakukan acara buka bersama di Masjid Besar Sukorejo, sekaligus memonitor tempat-tempat judi dan prostitusi yang berdasarkan laporan warga, masih ‘bandel’ buka di bulan Ramadhan. Ternyata benar, sarang PELACURAN SARIM (nama pemilik tempat pelacuran) ALASKA (alas karet) Sukorejo – Kendal tetap beroperasi selama 24 jam sejak awal Ramadhan.

Informasi itu diketahui berkat laporan dari masyarakat. Atas permintaan warga Kendal, FPI Jateng terus mendesak Polres Kendal untuk menutup tempat pelacuran tersebut, setidaknya selama Ramadhan. Bahkan FPI sudah berulang kali mengingatkan aparat kepolisian. Namun dalam perjalanan, barisan anggota FPI dihadang ratusan preman yang menjadi BECKING tempat PELACURAN. Mereka menyerang 20 laskar FPI dan merusak mobil mereka.

Polres Kendal mau pun Polda Jateng mengetahui peristiwa ini namun terkesan membiarkan. Padahal arahan Kapolri kepada seluruh jajaran kepolisian agar ikut secara pro aktif menjaga kemuliaan bulan Ramadhan dari segala maksiat atau PEKAT (penyakit masyarakat).

Pada Kamis 18 Juli 2013 (9 Ramadhan), FPI kembali mendatangi tempat maksiat pelacuran tersebut dan menuntut Polres Kendal untuk menutupnya. Akhirnya, Polres menutup juga, namun saat keluar dari lokasi, 26 anggota FPI tanpa sajam dihadang ratusan preman dengan berbagai sajam. Karena suasana mencekam, salah satu sopir mobil rental yang mengemudikan rombongan  FPI panik dan menancap gas, sehingga menabrak 7 orang yang salah satunya meninggal dunia di RS.

Akhirnya 26 anggota FPI yang sebagian besar terluka diamankan dan diperiksa Polres. Lalu 1 ditahan karena menabrak dan 2 ditahan dengan alasan kedapatan membawa sajam, sedang yang 23 dipulangkan. Yang ditahan adalah Bayu dan Satrio Yuwono serta Agung Wicaksono.

Kepala Kepolisian Resor Kendal AKBP Asep Jenal menyatakan, Soni Haryanto, sopir Avanza tersangka penabrak warga hingga meninggal dalam kasus bentrokan FPI di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, bukan anggota FPI. Soni, menurut Asep, hanya sopir mobil rental yang disuruh oleh pemilik mobil untuk mengantarkan rombongan FPI. Hal itu ditegaskan AKBP Asep Jenal, seperti dirilis kompas.com Jumat 19 Juli 2013.

Peristiwa kecelakaan itu dimanfaatkan para preman untuk memprovokasi warga agar ikut menyerang FPI dengan dalih ada warga dibunuh FPI, sehingga warga marah dan ikut menyerang serta merusak dan membakar mobil FPI. Padahal sebagian warga itu  semula mendukung dan meminta bantuan FPI untuk menutup sarang pelacuran tersebut.

Terkait desakan pembubaran FPI, Ketua DPP FPI bidang Da’wah sekaligus jubir FPI, Habib Muhsin Alattas memaparkan bahwa bagi pihak-pihak yang berharap FPI dibubarkan tak perlu risau, FPI AKAN BUBAR SENDIRI JIKA HUKUM DITEGAKKAN DENGAN BAIK OLEH APARAT DAN PEJABAT NEGARA.

Habib Muhsin juga menyesali sikap media terhadap FPI. Beliau mengatakan FPI tidak perlu pembelaan dari media, yang dibutuhkan FPI hanya pemberitaan yang berimbang apa adanya. Jangan hanya menyudutkan FPI dan menyuarakan berita sepihak tanpa mendengar paparan dari pihak FPI.
Bila kita cermati, terlihat jelas cara media memaparkan berita yang begitu tendensius terhadap FPI hingga bagi banyak kalangan yang terlihat hanyalah kesalahan FPI semata. Padahal DPD FPI Jateng sudah melakukan klarifikasi melalui selebaran dan SMS KRONOLOGIS yang sudah disebar ke berbagai media, tapi kebanyakan media tidak  memuatnya, karena media punya kepentingan memojokkan FPI. Bayangkan saja, tidak ada satu pun media memberitakan tentang puluhan PREMAN yang menyerang sejumlah anggota FPI hingga terluka parah bahkan sampai kritis. Media begitu sibuk menyoroti dan menyudutkan FPI, menutup mata untuk membuat berita sebenarnya, bahwa yang terjadi adalah bentrok antara FPI dan PREMAN bayaran cukong PROSTITUSI dan BANDAR JUDI bukan dengan warga. FPI selalu didudukkan dalam posisi pihak yang bersalah serta menjadi sasaran empuk untuk menjadi bahan berita negatif media.

Perlu diketahui, dalam setiap aktivitas lapangan, FPI selalu bertindak secara prosedural. Segala tindakan yang diambil adalah bagian dari proses yang berjalan sebelumnya. FPI tidak akan sampai melakukan sweeping, jika saja aparat tanggap dan sigap dalam menjaga ketentraman di bulan Ramadhan termasuk penertiban tempat maksiat. Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah tugas FPI yang tetap wajib dijalankan, tetapi prosedur tetap wajib ditegakkan.
FPI tidak ingin membela diri atau pun merasa tidak bersalah. Jika FPI bersalah, silahkan di proses secara hukum. Hanya saja letakkan sesuatu pada tempatnya, dengan kata lain pihak PREMAN serta pihak yang merekrut mereka dan PROVOKATOR pemanas suasana juga harus ikut diproses secara hukum. Bentrokan ini tentu terjadi karena ada dua pihak yang berseteru, namun mengapa tuntutan di proses secara hukum hanya DIALAMATKAN kepada FPI??..

“BILA BENTUKNYA PENYERANGAN, TENTU WAJAR HANYA FPI YANG DIPROSES SECARA HUKUM. NAMUN PERISTIWA KENDAL ADALAH BENTROK, HINGGA SEHARUSNYA YANG DIPANGGIL ATAU DIPROSES SECARA HUKUM TENTU TIDAK HANYA FPI, MELAINKAN JUGA PIHAK LAIN YANG IKUT ANDIL DALAM KEJADIAN INI”
Semua tuduhan anarkis terhadap FPI adalah istilah media dalam pembentukan opini masyarakat terhadap FPI, bahwa semua tindakan FPI negatif. Maka apakah kita akan berdiam diri melihat begitu maraknya peredaran MIRAS, NARKOBA, PROSTITUSI dan PERJUDIAN? Apakah kita rela melihat bangsa ini  semakin hancur? FPI juga bagian elemen masyarakat yang seharusnya didukung dalam proses pengawasan, karena aparat tidak akan mampu bekerja sendiri tanpa dukungan berbagai pihak yang punya harapan sama.

Pada akhirnya semua pihak harus melihat eksistensi dan tindakan FPI dengan mata melek dan pikiran yang lebih terbuka. Tujuan utama FPI melakukan kegiatan nahi munkar tidak lebih untuk membersihkan penyakit masyarakat yang sudah sangat jauh merusak moral bangsa ini, agar paling tidak kerusakan moral tidak semakin parah. Apakah demi mengedepankan ego dengan wacana PEMBUBARAN FPI bisa membuat KEADAAN LEBIH BAIK? Apakah tindakan FPI dalam pengawasan penyakit masyarakat begitu menakutkan dibandingkan dengan maraknya kegiatan pengrusakan moral bangsa? Hendaknya media juga lebih cerdas dalam mengungkap berita hingga tidak memutar balikkan pola pikir masyarakat. Jangan mengedepankan kebebasan dan hak azazi kemudian membiarkan penyakit masyarakat yang justru daya rusaknya lebih menakutkan dibanding ‘stempel anarkis’ yang selalu digemakan media terhadap FPI dan menanamkan opini buruk tentang FPI. [fpi]



Surat Komandan Taliban Pakistan untuk Malala

Bagi kita yang sering menyimak berita luar negeri tentu tidak asing dengan Malala, seorang gadis Pakistan yang menjadi korban penembakan Taliban. Ketika peristiwa itu terjadi serentak media-media internasional menjadikan penembakan Malala sebagai berita Headline, sebagian besar "pemimpin" dunia pun serentak mengutuk Taliban Pakistan, menuding seolah Taliban adalah sekelompok monster yang menembak gadis kecil yang memperjuangkan pendidikan.

Pada ulang tahunnya yang ke-16, pekan lalu, yang tiba-tiba  dijadikan sebagai Hari Malala, gadis Pakistan itu dikabarkan menyampaikan pidato di PBB di New York.Setelah sekian lama pemberitaan Malala malang melintang di berita Internasional, akhirnya
Komandan Taliban Pakistan Adnan Rasheed menulis surat kepada Malala untuk mengungkap segala kebenaran yang ia sembunyikan. Berikut adalah surat dari Komandan Adnan Rasheed untuk Malala yang diperoleh dari Channel 4., sebuah surat yang memiliki argumen cerdas yang mempertanyakan logika Malala & para "pemimpin" Dunia yang terus menerus memojokkan Taliban tanpa melihat akar masalah sebenarnya. Berikut ini isi suratnya (diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh arrahmah.com):





 DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

Kedamaian semoga selalu meyertai mereka yang mengikuti petunjuk[-Nya]
Nona Malala Yousafzai,

Saya menulis [surat] kepadamu dalam kapasitas pribadi saya. Ini mungkin bukan pendapat atau kebijakan Tehreek-e-Taliban Pakistan atau faksi atau kelompok jihad lainnya.
Saya mendengar tentangmu melalui layanan BBC Urdu untuk pertama kalinya, ketika saya masih di penjara Bannu. Pada waktu itu saya ingin menulis [surat] kepadamu, untuk menasehatimu agar menahan diri dari kegiatan-kegiatan anti-Taliban yang engkau terlibat didalamnya. Tetapi saya tidak bisa menemukan alamatmu dan saya berpikir bagaimana untuk menghubungimu dengan nama asli atau pseudo, semua emosi saya merupakan persaudaraan untukmu karena kita dari suku Yousafzai yang sama.

Sementara di penjara dan saya harus berada dalam persembunyian. Ketika kau diserang, itu mengejutkan bagi saya. Saya berharap itu tidak pernah terjadi dan saya [berharap] telah menasehatimu sebelumnya.

Taliban menyerangmu, apakah secara Islam itu benar atau salah, atau kau memang pantas dibunuh atau tidak, saya tidak akan membahas argumen ini sekarang, mari kita serahkan ini kepada Allah Yang Maha Kuasa, Dia adalah hakim yang terbaik.

Di sini saya ingin menasehatimu [meski] saya terlambat, saya berharap saya sudah menasehatimu pada masa penahanan saya dan [sehingga] kejadian ini tidak pernah terjadi.

Pertama-tama harap diingat bahwa Taliban tidak pernah menyerangmu karena [kau] pergi ke sekolah atau [karena] kau pecinta pendidikan. Juga harap diingat bahwa Taliban atau Mujahidin tidak menentang pendidikan bagi setiap laki-laki atau wanita ataupun anak-anak perempuan. Taliban percaya bahwa kau dengan sengaja menulis untuk menentang mereka dan menjalankan kampanye terselubung untuk memfitnah upaya mereka dalam mendirikan sistem Islam di Swat dan tulisan-tulisanmu provokatif.

Kau telah mengatakan dalam pidatomu kemarin bahwa pena lebih tajam daripada pedang, sehingga [bisa dikatakan] mereka menyerangmu karena ‘pedang’mu bukan karena buku-buku atau sekolahmu.
Ada ribuan gadis yang pergi ke sekolah dan perguruan tinggi sebelum dan sesudah perlawanan Taliban di Swat, bisakah kau menjelaskan mengapa hanya kau yang masuk dalam daftar mereka???

Sekarang [saya akan] menjelaskan kepadamu poin kedua. Mengapa Taliban meledakkan sekolah? Jawaban atas pertanyaan ini bukan hanya Taliban di KPK [Khyber Pukhtunkhwa] atau FATA [wilayah yang berbatasan dengan Afghanistan] yang meledakkan sekolah tapi Tentara Pakistan dan Frontier Constabulary [korps perbatasan] juga terlibat dalam masalah ini. Alasan untuk tindakan ini adalah mereka biasa menyalahgunakan sekolah sebagai tempat persembunyian dan kamp-kamp transit yang berada di bawah kontrol Tentara Pakistan ataupun Taliban.

Pada tahun 2004 saya berada di Swat, saya meneliti tentang penyebab kegagalan revolusi pertama yang dilakukan oleh Sufi Muhammad. Saya datang untuk mengetahui bahwa FC ditempatkan di sekolah-sekolah Swat di Tehsil Matta dan FC menggunakan sekolah-sekolah sebagai kamp transit mereka dan bersembunyi [di sana]. Sekarang katakan siapa yang berbuat salah???

Puluhan sekolah dan perguruan tinggi yang digunakan oleh Tentara Pakistan dan FC sebagai barak mereka di FATA, kau dapat membuktikannya dengan mudah jika kau mau. Maka, saat sesuatu dianggap perlu dilakukan [untuk kebaikan], ini adalah kebijakan Taliban.

Meledakkan sekolah-sekolah ketika sekolah-sekolah itu bukan merupakan [tempat] strategis [musuh], bukanlah tindakan Taliban. Beberapa oknum pemerintah daerah mungkin terlibat untuk mengekstrak dana lebih dan lebih atas nama sekolah untuk mengisi rekening bank mereka.

Sekarang saya akan membahas poin utama yaitu PENDIDIKAN. Ini begitu mencengangkan [mendengar] bahwa kau berteriak-teriak untuk pendidikan. Kau dan PBB sedang berpura-pura bahwa kau ditembak karena pendidikan, padahal bukan ini alasannya, bersikap jujurlah, bukan pendidikan melainkan propagandamu lah masalahnya dan apa yang kau lakukan saat ini. Kau menggunakan lidahmu untuk mempengaruhi orang lain dan kau harus tahu bahwa jika pena lebih tajam dari pedang maka lidah lebih tajam [lagi] dan luka [terkena] pedang dapat diobati tapi luka [karena] lidah tidak pernah bisa terobati dan dalam perang, lidah lebih membunuh daripada senjata apapun.

Saya ingin berbagi denganmu bahwa [penduduk] anak benua India dahulu berpendidikan tinggi dan hampir setiap warga negaranya mampu membaca atau menulis sebelum invasi Inggris. Warga lokal dahulu mengajar para perwira Inggris bahasa Arab, Hindi, Urdu dan Persia. Hampir setiap masjid juga digunakan sebagai sekolah dan kaisar Muslim dahulu menghabiskan sejumlah besar uang untuk pendidikan. Muslim India kaya di bidang pertanian, sutra, dan goni dan dari industri tekstil sampai pembuatan kapal. Tidak ada kemiskinan, tidak ada krisis dan tidak ada bentrokan peradaban atau agama. Karena sistem pendidikan didasarkan pada pemikiran mulia dan kurikulum mulia.
Saya ingin mengajakmu melihat kutipan yang ditulis oleh Sir T.B Macaulay kepada parlemen Inggris pada tanggal 2 Februari 1835 mengenai jenis sistem pendidikan yang diperlukan penduduk anak benua India untuk mengganti sistem pendidikan Islam.

Dia menyatakan, “Kita saat ini harus melakukan yang terbaik untuk membentuk sebuah kelas yang mungkin menyambung antara kita dan jutaan [orang] yang kita kuasai, – sebuah kelas berdarah dan berwarna [kulit] orang-orang India, tetapi [berkiblat pada] Inggris dalam pemikiran, dalam pendapat, dalam moral dan dalam kecerdasan “

Itu dan ini [juga] adalah rencana dan misi dari sistem pendidikan yang kau siap mati [untuknya], di mana PBB membawamu ke kantor mereka untuk menghasilkan lebih dan lebih banyak orang berdarah Asia tetapi berkiblat pada Inggris dalam pemikiran. Untuk menghasilkan lebih dan lebih banyak orang Afrika yang berkiblat pada Inggris dalam hal berpendapat. Untuk menghasilkan lebih dan lebih banyak orang non-Inggris yang berkiblat pada Inggris dalam hal moral. Inilah yang disebut pendidikan yang dibuat oleh Obama, sang pembunuh massal, [dia] teladanmu bukan?
Mengapa mereka ingin membuat semua manusia [berkiblat pada] Inggris? Karena orang Inggris adalah pendukung setia dan budak Yahudi. Apakah kau tahu Sir Syed Ahmed Khan, pendiri dan simbol pendidikan Inggris di India, adalah Freemason?

Kau mengatakan seorang guru, sebuah pena dan sebuah buku bisa mengubah dunia, ya saya setuju, tetapi guru yang mana, pena yang mana, dan buku yang mana? Hal inilah yang harus ditentukan, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam mengatakan saya [Rasulullah] diutus sebagai seorang guru, dan buku yang Dia kirim untuk diajarkan adalah Al-Qur’an. Jadi seorang guru yang mulia dan saleh dengan kurikulum kenabian lah yang dapat mengubah dunia, bukan dengan kurikulum setan atau sekuler.

Kau telah memberikan contoh bahwa suatu kali seorang wartawan bertanya kepada seorang pelajar [dengan pertanyaan] mengapa seorang Talib takut dengan pendidikan [sekuler] ini, ia menjawab [karena] seorang Talib tidak tahu apa yang ada dalam buku ini. [Maka] hal yang sama saya katakan kepadamu dan, melalui dirimu, kepada seluruh dunia bahwa, mengapa mereka takut dengan kitab Allah? Karena mereka tidak tahu apa yang ada di dalamnya.

Taliban ingin menerapkan apa yang ada di dalam kitab ALLAH dan PBB ingin menerapkan apa yang mereka miliki dalam buku-buku buatan manusia. Kami ingin menghubungkan dunia dengan Pencipta mereka melalui Kitab Allah dan PBB ingin memperbudak dunia untuk beberapa makhluk yang jahat.
Kau telah bicara tentang keadilan dan kesetaraan dari panggung dan institusi yang tidak adil. Tempat di mana kau berdiri menyerukan keadilan dan kesetaraan itu, di sana semua bangsa tidaklah setara, hanya lima negara jahat yang memiliki kekuatan veto dan sisa dari [lima negara itu] tidak berdaya. Puluhan kali ketika seluruh dunia menentang Israel, hanya satu veto [AS] sudah cukup untuk menyumpal tenggorokan keadilan.

Tempat di mana kau berbicara kepada dunia sedang menuju tatanan dunia baru, saya ingin tahu apa yang salah tatanan dunia lama? Mereka ingin membangun pendidikan global, ekonomi global, tentara global, perdagangan global, pemerintahan global dan akhirnya agama global. Saya ingin tahu apakah ada ruang untuk bimbingan kenabian dalam semua rencana global di atas? Apakah ada ruang untuk syariat Islam atau hukum Islam yang menyebut PBB tidak manusiawi dan biadab?

Kau [juga] telah berbicara tentang serangan terhadap tim polio, lantas bisakah kau menjelaskan mengapa sekretaris luar negeri Amerika Henry Kissinger, yang seorang Yahudi, mengatakan pada tahun 1973 untuk mengurangi 80% populasi dunia ketiga. Mengapa program sterilisasi [KB] dan eugenika [upaya memperbaiki ras manusia dengan membuang orang berpenyakit, cacat, lemah, dan bodoh] dijalankan di berbagai negara dalam satu cara atau cara lainnya di bawah payung PBB. Lebih dari 1 juta wanita Muslim telah disterilkan [dimandulkan] secara paksa di Uzbekistan tanpa persetujuan mereka.

Bertrand Russel menulis dalam bukunya mengenai dampak sains terhadap masyarakat, “diet, suntikan dan perintah penggabungan [program-program tersebut], dari usia yang sangat dini, untuk menghasilkan semacam karakter dan semacam keyakinan bahwa pihak berwenang mempertimbangkan kritik yang diperlukan dan setiap kritik serius akan menjadi tidak mungkin secara psikologis.” Inilah sebabnya mengapa kami memiliki reservasi pada apa yang disebut sebagai program vaksinasi polio.

Kau mengatakan bahwa hari Malala bukanlah harimu, tetapi itu adalah hari setiap orang yang telah mengangkat suara untuk hak-hak mereka, [maka] saya bertanya kepadamu mengapa hari seperti hari [Malala] itu tidak dideklarasikan untuk [aktivis HAM AS] Rachel Corrie? Karena buldoser [yang melindas tubuhnya adalah buldoser] Israel? Mengapa hari seperti hari [Malala] itu tidak dideklarasikan untuk [Dr] Affia Siddique [yang ditangkap pada 17 Juli 2008]? Karena pelakunya adalah Amerika?

Mengapa hari tersebut tidak dideklarasikan untuk Faizan dan Faheem? Karena pembunuhnya adalah Raymond Davis?

Mengapa hari tersebut tidak dideklarasikan untuk 16 perempuan Afghan dan anak-anaknya yang tidak bersalah yang ditembak mati oleh seorang Amerika Robert Belas? Karena dia bukan seorang Talib? Saya bertanya kepadamu dan jujurlah menjawabnya, jika kau ditembak [bukan oleh Taliban] tetapi oleh serangan pesawat tak berawak Amerika, akankah dunia mendengar tentangmu? Akankah kau disebut sebagai ‘anak bangsa’?

Akankah media meributkan tentang dirimu? Akankah Jenderal Kiyani datang mengunjungimu dan akankah media dunia terus-menerus melaporkan tentang dirimu? Apakah kau akan dipanggil untuk [berpidato di] PBB? Apakah Hari Malala akan dideklarasikan?

Lebih dari 300 wanita dan anak-anak yang tak berdosa gugur dalam serangan drone [AS], tapi siapa yang peduli? Karena penyerangnya berpendidikan tinggi, anti-kekerasan, [karena mereka] orang-orang Amerika yang damai?

Saya berharap, kasih yang kau pelajari dari Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam harus dipelajari oleh Tentara Pakistan, sehingga mereka bisa berhenti menumpahkan darah Muslim di FATA dan Baluchistan. 

Saya berharap, kasih yang kau pelajari dari Nabi Isa [yang mereka klaim sebagai Yesus] harus dipelajari oleh Amerika Serikat dan NATO, sehingga mereka berhenti menumpahkan darah Muslim yang tak berdosa di seluruh dunia dan saya berharap hal yang sama untuk para pengikut Buddha untuk menghentikan pembunuhan Muslim tak bersenjata yang tak bersalah di Myanmar dan Sri Lanka dan saya berharap hal yang sama untuk tentara India yang mengikuti ajaran Gandhi dan menghentikan pembantaian di Kashmir.

Dan ya, para pengikut Bacha Khan, ANP memiliki contoh anti-kekerasan dalam rezim lima tahun mereka di Provinsi KPK, misalnya Swat, di mana tidak satu tembakan pun ditembakkan dan kami menyaksikan pengikut Bacha Khan menerapkan filosofi anti-kekerasan dalam jiwa yang benar, dengan dukungan jet, tank-tank dan helikopter tempur.

Pada akhirnya saya menasehatimu untuk pulang kembali ke rumah, mengadopsi budaya Islam dan pasthun, bergabung dengan madrasah Islam putri di dekat kampung halamanmu, belajar dan pelajari kitab Allah, gunakanlah penamu untuk Islam dan [membela] penderitaan umat Muslim dan ungkaplah konspirasi elit kecil yang ingin memperbudak seluruh umat manusia untuk agenda jahat mereka atas nama tatanan dunia baru.

Segala Puji bagi Allah Pencipta Semesta Alam.
15 Juli 2013