Kamis, 24 Januari 2013

Laporan Khusus | Siapakah Dr Aafia Siddiqui? Dan mengapa penyandera Aljazair meminta pembebasannya?

MuslimDaily.net - Permintaan inti dari penyandera Aljazair adalah dilepaskannya seorang ibu tiga anak asal Pakistan yang sekarang menjalani hukuman 86 tahun penjara di penjara Amerika Serikat (AS).  Jadi mengapa kasusnya hampir tidak disebutkan di media mainstream? Jurnalis Yvonne Ridley, yang juga pernah menjadi sandera Taliban pada tahun 2001, melaporkan.

Oleh Yvonne Ridley


Satu-satunya yang membuat saya kaget adalah ketika penculik Aljazair menyerukan  pembebasan Dr Aafia Siddiqui dan itu tidak segera dikabulkan. Jangan salah sangka dulu, sebagai mantan sandera, saya tidak mungkin membenarkan aksi yang terjadi di gurun terpencil di pedalaman Aljazair. Dan saya bersimpati kepada keluarga yang kehilangan yang dicintai di dalam drama (penyanderaan) di kilang gas In Amenas yang dikatakan di dalangi oleh Mokhtar Belmokhtar.  Militan bermata satu yang terkenal di Aljazair yang tampaknya memiliki hubungan dengan al Qaidah, mengaku bertanggung jawab atas serangan dilakukan hari Rabu. Saya juga tidak lupa mengatakan bahwa tidak bisa para penculik, baik dengan motivasi politik maupun kriminal, dapat membenarkan tindakan mereka.

Tetapi ketidakadilan tetaplah ketidakadilan, dan sebagai satu-satunya jurnalis Barat yang secara khusus datang ke Afghanistan untuk menyelidiki kasus Dr Aafia Siddiqui, saya harus mengatakan bahwa keadaannya telah menjadi cause celebre (kasus yg terkenal -red) di seluruh dunia Muslim. Dan saya punya perasaan tidak nyaman ketika makin banyak orang Barat yang akan diculik ketika penyandera meminta pembebasan dari Dr Aafia Siddiqui, yang saya sebut sebagai seorang wanita yang paling dirugikan di seluruh dunia.

Jadi siapakah Dr Aafia Siddiqui dan mengapa sebuah kelompok di Afrika Utara meminta pembebasannya?

Ya, sangat mudah untuk jadi emosional ketika bicara tentang seorang wanita Muslim yang terperangkap dalam Perang Melawan Teror tetapi saya tidak mendasarkan kasus saya pada emosi dan hanya beberapa fakta-fakta dingin sederhana, dan bukti-bukti forensik... atau kurang dari itu,  tetapi lebih dari itu dan akan menceritakan kisah ganjil dari wanita itu nanti.
Keluarganya jelas tidak akan suka ketika sebuah kelompok “teroris” Aljazair meminta pembebasannya karena itu akan memberikan sedikit persepsi bahwa Dr Aafia pasti seorang ekstrimis Islam. Itu adalah narasi yang dipaksakan intelejen AS meskipun sudah dikatakan di pernyataan terbuka penuntut bahwa dia bukanlah al Qaidah atau simpatisan teroris.
Kasus dari ibu-tiga-anak yang sudah terkenal diseluruh rumah tangga dari yang paling relijius sampai yang paling sekuler di Pakistan ... dimana telah bertahun-tahun mayoritas dari mereka meminta pemulangannya. Sekarang dia dikenal sebagai Putri Bangsa meskipun kisahnya telah berkelana melampaui  batas negara Pakistan. Ribuan anak muslim telah diberi nama sama dengannya karena itu dia telah menjadi simbol. Segala sesuatu yang dia wakili berasal dari ketidakadilan yang diciptakan oleh Perang Amerika terhadap Teror ... dengan penculikan, renditions, penyiksaan, pemerkosaan, dan waterboarding.

Akademisi cerdas, neurosaintis, mendapat pendidikan di universitas-universitas kelas atas di AS, sekarang ini terbaring lemah di penjara Texas menjalani 86 tahun hukuman setelah dituduh bersalah mencoba membunuh tentara Amerika. Fakta bahwa mereka menembaknya dari jarak dekat dan hampir membunuhnya sering diabaikan. Begitu hinanya, tentara AS yang bertugas di Afghanistan yang dibawah sumpah pengadilan mengklaim bahwa akademisi kecil dan rapuh itu melompat dibalik tirai sel penjara, menyambar salah satu senjata mereka untuk menembak dan membunuh mereka. Itu adalah cerita yang dikarang dimana pengacara manapun yang berpengalaman bisa membantahnya.
Sekenario yang digambarkan di pengadilan meragukan dan lebih penting lagi, ketiadaan bukti – tidak ada residu tembakan di pakaian dan tangannya, tidak ada peluru dari senjata yang ditembakkan, tidak ada sidik jari milik Dr Aafia pada senapan ... bukti penting lainnya yang diambil oleh militer AS dari TKP hilang sebelum sidang. Ayolah, kita semua sudah menonton episode dari CSI - ilmu tidak berbohong. Setelah diobati di bagian medis di Bagram, dia kemudian di 'rendition' (dipindahkan secara rahasia -red) ke Amerika untuk diadili atas kejahatan yang diduga dilakukan di Afghanistan. Dengan mencemoohkan Konvensi  Wina dan Jenewa, dia tidak diberi akses konsuler sampai hari ia tampil pengadilan pertama.

Pengadilannya diadakan di New York, selemparan batu dari dimana Menara Kembar pernah berdiri membuatnya tidak mungkin untuk tidak membangkitkan kenangan yang mengerikan di hari 11 September dimana bagi sebagian orang selamanya mengubah umat Islam menjadi Musuh Publik Nomer Satu. Sebuah tim legal yang tak bersemangat dipaksakan kepada Dr Aafia oleh pemerintah AS gagal meyakinkan juri bahwa dia tidak bersalah, meskipun ada bukti ilmiah kuat bahwa dia tidak bisa merebut pistol tentara apalagi menarik pelatuk.

Saya telah melihat penjara di Ghazni beberapa minggu setelah penembakan di  Juli 2008 dan menemukan bahwa para tentara ketika itu panik dan menyembur ruangan dengan peluru saat mereka berusaha melarikan diri. Buktinya ada disana dalam rekaman film ketika kunjungan saya dan diserahkan kepada tim pembela. Penuntut tidak mempercayai seorang jurnalis barat telah melakukan perjalanan di Afghanistan bagian ini dan mendapatkan kesaksian dan bukti yang menarik. Segera setelah itu bukti forensik penting termasuk peluru yang dihabiskan telah dicungkil dari dinding dalam sel, hilang.

Melihat Dr Aafia muncul dari balik tirai tanpa borgol dan tutup kepala menyebabkan kepanikan buta di antara para prajurit muda yang telah diberi penjelasan singkat oleh FBI bahwa mereka akan menangkap salah satu wanita yang paling berbahaya di dunia. Saya mewawancarai saksi mata, petugas polisi senior Afghanistan dan satu demi satu mengatakan laporan mereka tentang apa yang terjadi. Namun satu-satunya orang Afghanistan yang dibawa ke pengadilan untuk memberikan kesaksian terhadap dirinya adalah penerjemah FBI yang sekarang memiliki “Green Card” (ijin bekerja di AS -red) dan tinggal di New York bersama keluarganya.

Yang tidak diberitahukan kepada juri adalah bahwa Dr Aafia, dan ketiga anaknya, semuanya dibawah umur lima tahun ketika itu, telah diculik dari jalanan di dekat rumah mereka di Karachi dan hilang sejak tahun 2003. FBI mengeluarkan cerita pada waktu itu dia sebenarnya pergi jihad ke Afghanistan - itu adalah sebuah kisah menggelikan tanpa dasar dan, karena setiap ibu dari anak-anak tahu, perjalanan ke sudut toko lokal dengan balita adalah tantangan monumental  jadi berangkat untuk berperang di Afghanistan dengan kereta dorong bayi, dan menggendong balita ditangan adalah hal yang tak terbayangkan. Narasi FBI dimentahkan oleh Elaine Whitfield Sharp, seorang pengacara berbasis  di Boston yang disewa oleh keluarga Siddiqui ketika Dr Aafia pertama kali menghilang.
Dari tahun-tahun yang hilang dari kehidupan akademisi  ini terungkap cerita yang sekarang dikenal hampir semua orang di dunia Muslim di mana dia secara luas dianggap sebagai korban Perang George W Bush melawan Teror. Saat ia mencoba untuk memberitahu juri bagaimana dia ditahan di penjara rahasia, tanpa perwakilan hukum, terputus dari dunia luar sejak 2003 dimana digunakan teknik interogasi brutal untuk melemahkannya, tetapi dia dibungkam oleh hakim yang mengatakan ia hanya tertarik dalam insiden penembakan sel.
Hakim Richard Berman, seorang pria kecil sederhana yang terlalu sederhana, bersikeras ia tidak tertarik pada tahun-tahun yang hilang, itu tidak ada relevansinya dengan kasus ini, dia bersikeras. Dia (Dr Aafia) bersaksi bahwa setelah menyelesaikan studi doktor dia mengajar di sekolah, dan minatnya adalah dalam pemberdayaan kemampuan disleksia dan anak berkebutuhan khusus lainnya. Dia muncul sebagai pengasuh yang cinta kemanusiaan dan pendidik, lembut namun tegas untuk mencari kebenaran dan keadilan.

Ketika bukti terus diunngkap kita jadi tahu bahwa dia tidak tahu di mana ketiga anaknya - itu sesuatu yang menggemparkan bagi mereka yang tahu kisah sebenarnya. Dia berbicara tentang kecemasan dan ketakutan diserahkan kembali ke Amerika ketika ia ditahan di Ghazni dan ditahan oleh polisi.

Ketakutan jika penjara rahasia lain menunggunya dia menceritakan bagaimana dia mengintip dibalik tirai yang membatasi bagian ruangan lain dimana tentara Afganistan dan Amerika ketika itu sedang berbicara, dan bagaimana ketika tentara Amerika terkejut melihatnya, dia melompat dan berteriak bahwa tahanan telah lepas, dan menembaknya di bagian perut. Dia menggambarkan bahwa dia juga ditembak disamping oleh orang kedua. Dia juga menggambarkan bagaimana setelah roboh di tempat tidur di ruangan itu, dia secara kasar dilempar di lantai dan kehilangan kesadaran.

Rangkaian cerita ini persis seperti yang diceritakan Kepala Polisi Anti Terorisme yang saya wawancarai di Afghanistan pada musim gugur 2008 lalu – Saya ingat ketika dia tertawa menceritakan saya bagaimana tentara AS panik, menembak secara acak di udara ketika menyerbu ruangan dalam kepanikan membabi buta.

Tentu saja tidak mungkin sekelompok tentara itu akan mengakuinya, tetapi berdasarkan mereka yang saya wawancarai untuk film saya “In Search of Prisoner 650” di Afghanistan , itulah yang terjadi. Dua dari anak-anaknya yang hilang telah ditemukan dan bersatu kembali dengan keluarga mereka di Karachi. Masih tidak jelas di mana anak-anak ini ditahan ketika mereka diculik dari sebuah jalan di Karachi tapi ada tidak ada yang bisa menyamarkan aksen Amerika mereka ... mungkin diambil dari sipir penjara mereka.

Jadi mengapa FBI ingin berbicara dengan Dr Aafia sedari awal dan mengapa mereka menggambarkan dia sebagai seorang teroris berbahaya yang buron?  Jika memang dia adalah orang yang mereka tuduhkan mengapa dia tidak didakwa dengan terorisme dan mengapa jaksa berhati-hati untuk menunjukkan bahwa dia bukan al Qaeda?

Satu orang yang mungkin memegang kuncinya adalah mantan suami Dr Aafia yang telah menolak untuk saya wawancarai. Dia akan melalui perceraian yang sangat agresif dan pahit di bulan-bulan sebelum Dr Aafia menghilang. Dia yang pertama kali jadi perhatian FBI pada tahun 2002 ketika ia tinggal di Amerika, tapi apa yang ia katakan kepada mereka (FBI) menjadikan mereka mencurigai mantan istrinya melakukan kesalahan, itu adalah tebakan semua orang.

Siapa yang merenggut Dr Aafia dan anak-anaknya? Saya tidak tahu, tapi saya juga telah melacak beberapa mantan tahanan Bagram yang mengatakan kepada saya mereka melihat Dr Aafia ditahan di Bagram pada tahun 2005 dan memberikan identitas positifnya dengan foto sebelum dia diculik dan setelah penangkapannya di Ghazni. Intinya adalah Dr Aafia Siddiqui tidak boleh di penjara dan selama ketidakadilan ini terus berlangsung dia akan menjadi ajakan bagi siapa saja yang ingin memilih memerangi Amerika.

Mengakui ketidakadilan dan mengembalikan Dr Aafia ke rumahnya di Pakistan tidak akan menghentikan para ekstremis dari menyebabkan teror, tapi mungkin membuat kehidupan warga AS jauh lebih aman jika kesalahan ini diluruskan.

Yvonne Ridley adalah wartawati Inggris dan pelindung LSM hak asasi manusia cageprisonners.com yang berbasis di London serta menjadi presiden Eropa dari Persatuan Perempuan Muslim Internasional dan Wakil Presiden Liga Muslim Eropa. Yvone mengelola situs  www.yvonneridley.org dan Twitter @ yvonneridley.

*Diterjemahkan oleh Sena Indra dari tulisan Yvonne Ridley di situs ceasefiremagazine.co.uk http://ceasefiremagazine.co.uk/algerian-kidnappers-demand-release-dr-aafia-siddiqui/